Prolog

35 6 0
                                        

New York, 21st July 2018.

🎶'I'm going back to 505

If it's a seven hour flight or a forty-five minute drive

In my imagination, you're waitin' lyin' on your side

With your hands between your thighs' 🎶

"Charlotte! Come here!"

"What? Yes, Mom."

Tup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tup. Charlotte segera mematikan radio jadul pemberian neneknya yang sedang ia gunakan untuk mendengarkan lagu kesukaannya. Gadis itu kemudian turun dari ranjangnya lalu mengikat rambut brunettenya asal. Sinar matahari yang terpancar dari balik jendela kamarnya berhasil membuat mata Charlotte menyipit. Dirinya tak perlu berlama-lama mematung, mengingat Ibunya sudah menunggunya di bawah. Charlotte kemudian mulai beranjak menuruni anak tangga.

Sekarang, mereka berada di pertengahan musim panas. Suhu yang mencapai 80,6° Fareinheit atau setara dengan 27° Celcius membuat siapapun di kota besar ini bercucuran keringat. Rambut Charlotte yang diikat kuda ikut bergerak ketika dirinya menuruni tangga dengan semangat. Mata hazelnya yang konon diwarisi oleh ayahnya, terlihat cukup indah dan berbinar di hari yang cerah ini. Ketika hampir sampai tujuannya, gadis itu dapat melihat seluruh keluarganya berkumpul di ruang keluarga. 

"Ada apa, Momma?

Seorang wanita berumur dengan rambut brunette yang tebal nan halus kemudian menghampirinya. Wajahnya yang mulai berkerut tidak menutupi kecantikan wanita itu. Tangannya yang lembut perlahan mengusap pipi Charlotte dengan lembut. Sorot mata khawatir miliknya lambat laun tersampaikan kepada anak bungsunya itu. 

"Charlotte, mereka datang. Siapkan barang-barangmu. Kita tak punya banyak waktu," ujar wanita yang dipanggil 'Momma' itu setelah seperkian detik. Charlotte yang tidak mengerti apa-apa, ikut menautkan dahinya pada Ibunya. 

Bukan tanpa alasan, tapi itu adalah terakhir kalinya ia dapat melihat ibunya hidup dalam jangkauannya. Hari itu pula kali terakhir kali dirinya dapat merasakan kehangatan dari seorang Ibu. Merawatnya selama 17 tahun bukanlah hal yang mudah. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa setelah hari itu, Charlotte benar-benar kehilangan lentera dalam hidupnya. Sempat kehilangan arah pula, Charlotte tak menyerah begitu saja. Ibunya, wanita terkuat yang pernah ia kenal, tidak sekalipun mengajarinya untuk menyerahkan diri kepada dunia yang terkadang menjelma begitu kejam padanya.

Tak terasa, hari ini sudah tanggal 30 Mei 2018. Tepat tiga hari Charlotte meninggalkan rumahnya. Juga ditinggalkan oleh orang-orang yang dia anggap sebagai rumah. Hari ini juga tepat dua tahun setelah New York dan seluruh negara di dunia melaksanakan lockdown. Berawal dari terjangkitnya seorang pria yang mengaku digigit serangga aneh yang kemudian dinamai 'Unknown Thing.' lalu muncul lah beberapa gejala aneh dan menjangkit siapapun yang berinteraksi dengan pria tersebut.

Segalanya memburuk ketika sebuah berita mulai terlintas di siaran televisi.

Virus Scorris bermutasi mengakibatkan yang terjangkit berubah menjadi makhluk menakutkan. Makhluk yang haus akan darah dan berfisik tak karuan. Mengambil alih seluruh jiwa dan raga pemiliknya. 

Zombie.

****

CoordinateWhere stories live. Discover now