•8•

8 2 0
                                        

"Kukira kau suka, ternyata ... hanya terpaksa."

------------------------------

"Lo mau ice cream apa?" tanya Rey kepada Aurora yang tengah memandang ke luar jendela toko ice cream tersebut.

Aurora yang tersadar langsung menoleh, "Aku enggak suka cokelat. Jadi, rasa vanilla aja."

Setelah mendengar hal itu, Rey langsung bergegas memesan. Selesai memesan, Ia kembali duduk berhadapan dengan Aurora. "Mau pulang jam berapa?"

"Abis makan es krim langsung pulang aja," jawab Aurora seraya melihat ke arah handphone untuk memastikan bahwa jamnya benar.

Tak lama, pesanan mereka sampai.

"Rumah kamu di mana, kak?"

Rey mengangkat salah satu alisnya, "Rey."

Aurora meringis. "Iya maksudnya, Rey. Rumah kamu di mana?" ulang Aurora.

Sembari menghabiskan ice cream miliknya, Rey tidak menjawab pertanyaan Aurora melainkan hanya menatap saja. Aurora menjadi salah tingkah sendiri, ia berdehem sebentar guna merilekskan tubuh juga jantung. Termasuk pipinya yang sudah memerah.

"Emang kenapa?" tanya Rey di sela-sela melihat ke handphone.

Ia menggeleng cepat. "Nggak papa, cuma tanya."

Setelah menunggu Aurora menghabiskan ice cream, Rey mengantarkan Aurora pulang terlebih dahulu. Sesampainya di gerbang, seperti biasa, satpam datang untuk membukakan gerbang.

"Non, Tuan mencari Non di dalam." Aurora mengangguk, ia pamit kepada Rey dan segera masuk ke dalam.

Saat menaiki anak tangga, Aurora merasa ada yang mengawasi. Bulu kuduknya berdiri, ia merinding. Aurora berhenti berjalan sembari memegang pegangan tangga.

Karena tak berani menengok, Aurora menggeleng pelan dan bergegas ke kamar. Saat berada di dalam kamar, Aurora pergi membersihkan diri. Setelah selesai, Aurora membuka handphone sebentar.

Tok tok tok

Aurora was-was. Ia bimbang ingin membuka pintu atau tidak. "Siapa?"

"Papa, Ra." Setelah mendengar jawaban dari luar, Aurora segera membukakan pintu. "Papa ngapain?"

Nandemmon mengerutkan kening. "Kamu lupa? Papa tadi pesan ke Pak Reza kalau udah pulang, kamu suruh nyari Papa?"

"Kenapa gak nyari Papa?" lanjutnya seraya tersenyum lembut.

Aurora meringis sesaat sebelum sebuah cengiran terpampang di wajah cantiknya. Mereka berdua pun segera turun ke arah ruang kerja Nandemmon. "Bagaimana menurut kamu? Bagus gak?" tanya Nandemmon menampilkan sebuah desain kolam renang ber-khas ala Eropa.

"Mau dibikin di mana, Pa?"

"Di belakang mansion, bagaimana?" Aurora berpikir sejenak, antara memilih tempat lain atau mengiyakan saja. Ia kembali mengamati desain tadi seraya mengingat-ingat tempat mana yang pas untuk diletakkan dan dibuat. "Bagaimana kalau disamping?"

"Kalau disamping, masa mau diliat tamu yang datang?"

Aurora terkekeh geli seraya menjawab, "Ya ... engga, lah, Pa."

Nandemmon mengacak rambut Aurora perlahan. "Nah, maka dari itu ...."

"Di belakang mansion," ucap mereka berdua bersamaan diiringi dengan tawa kecil.

♠♥♣

Motor Rey memasuki kawasan mansion milik Nandemmon. Jok belakang ditumpangi oleh Aurora yang sedang memeluknya erat. "Sampe sini?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 22, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bits And Pieces [Slow Up]Where stories live. Discover now