• 𝔸𝕝𝕚𝕔𝕖𝔾𝕒𝕝𝕝𝕒𝕘𝕙𝕖𝕣 • ℕ𝕒𝕣𝕟𝕚𝕒 | SLOW UPDATE |

S1-12

🌺

Di tanah yang lapang Alice tengah menemani Susan juga Lucy berlatih.

Susan tengah menarik tali busurnya lalu melesatkan anak panahnya.

Jleb

Dan anak panah tersebut menancap di lingkaran bagian berwarna hitam.

Susan sedikit kecewa.

Lucy pun mencoba dengan belati miliknya.

Jleb

Belati tersebut tepat sasaran di titik warna merah, mereka tertawa bersama.

Alice pun menggerakkan tangannya pada tanaman berduri di sekitar tempat tersebut, dan mengarahkan pada titik-titik merah pada papan sasaran.

Jleb

Dan semua duri yang terdapat di tumbuhan itu melesat, dan menancap tepat sasaran.

Susan juga Lucy memberikan kedua jempol mereka.

Tiba-tiba mereka mendengar suara tapak kuda.

Dan saat mereka menoleh, mereka dapat melihat Edmund dan Peter yang tengah beradu pedang sembari menungangi kuda, yang di susul oleh Aidan yang juga menaiki kuda'nya, dan Si kembar yang menaiki kuda pony mereka.

"Ayolah, Ed! Ujung ke atas, seperti yang ditunjukkan Oreius!" ucap Peter memberitahu.

"Siap!"

"Sekarang tangkis!"

"Ayo kembar kecil! Kita juga harus berlatih!"

"Let's go !"

"Peter! Edmund! Aidan!"

Tiba-tiba Tn. Berang-berang datang dan mengejutkan kuda milik Edmund.

"Wo wo wo! Tenang, kuda!"

Kuda tersebut akhirnya tenang.

"Namaku Philip, tuan." ucap kuda bernama Philip itu.

"Oh, sorry." ucap Edmund.

Tn. Berang-berang berkata pada mereka, "Penyihir minta bertemu dengan Aslan." katanya.

"Dia menuju kemari."

"Penyihir siapa?" tanya Alice yang mulai mendekati Tn. Berang-berang bersama kedua gadis Pevensie.

"Penyihir Putih, of course!"

🌺

"JADIS, RATU NEGERI NARNIA!"

Teriak seorang kurcaci yang memimpin jalan.

Sedangkan Jadis duduk di sebuah kursi dan di angkut oleh makhluk-makhluk'nya.

"Enyahlah kau penyihir jahat!"

"Kaisar Lone Islands!" teriak Kurcaci itu lagi tanpa menghiraukan perkataan-perkataan kasar yang dikeluarkan rakyat Narnia untuk sang 'Ratu'.

"Kau tidak seharusnya berada di sini penyihir jelek!"

"Berani-beraninya kau rakyat rendahan!"

"Halah Bacot!"

Ginny menatap saudaranya dengan tatapan rindu bercampur kecewa.

Saudara yang paling ia sayang, ternyata telah berubah menjadi seorang wanita jahat, yang bahkan hampir ingin membunuhnya dahulu.