Brengsek

89 14 10
                                    

Yang Jungwon

iceparkie

OC » Shin Haeryung

⌗⌗⌗

"Aku ingin dekat dengannya!"

"Serius, dia sangat tampan!"

"Dia terlahir ketika Tuhan sedang gembira!"

"Astaga, lihat cara jalannya!"

"Aku ingin bersandar padanya!"

"Kalian ini kenapa? Sudah jelas Jungwon adalah pria yang brengsek."

Jungwon menoleh cepat, sedang menikmati pekikan dengan kalimat pujian, mendadak ada suara ketus dengan nada tidak minat. Apa ini? Jungwon tidak mengharapkan yang satu ini. Lelaki itu berdiri, membuat kantin seketika hening, melangkah mendekati sang pemilik suara yang sudah mendongak dengan angkuh.

"Apa yang kamu bilang tadi?"

Gadis tersebut berdiri, melemparkan tatapan menantang ke arah Jungwon. "Kurang jelas? Yang Jungwon adalah pria yang brengsek." Penekanan di setiap katanya membuat Jungwon mengerutkan keningnya.

Dia brengsek? Pada siapa? Terdengar dengusan halus, sebelum akhirnya Jungwon membungkuk dan sedikit menunduk. "Kamu cemburu, Shin Haeryung?"

"Apa?" Kerutan di keningnya semakin dalam, "tidak! Omong kosong."

Jungwon terkekeh geli, lalu menempelkan hidungnya pada hidung si cantik. "Kalau begitu, diamlah."

Terdengar sorakan dari beberapa siswa, juga bisikan tidak mengenakkan yang memasuki telinga Haeryung. Wanita itu berdecih dan menjawab, "Awas saja."

Sorakan semakin heboh ketika wanita yang beradu tatap dengan Jungwon tadi menghentakkan kakinya meninggalkan area kantin. Jungwon tersenyum senang, menegakkan tubuhnya sambil memandang bahu sempit yang menghilang di balik koridor.

"Abaikan saja, Haeryung memang begitu." Seorang wanita lain datang dan mengusap tangan Jungwon. Terkejut, tentu. Jungwon saat itu tengah membayangkan dirinya dan Haeryung, mendadak seorang meraih tangannya.

"Aku tahu, lebih tahu dari kamu yang sok tahu." Jungwon melangkah pergi. Dengan ritme yang santai, ia berhasil menemukan keberadaan Haeryung yang tengah berjalan masih dengan hentakan kaki.

Jungwon terkekeh, kapan wanita itu akan berhenti menggemaskan?

⌗⌗⌗

Siang ini Jungwon bersandar di sebelah pintu kelas seseorang yang ia tunggu. Matanya mengedar ke mana-mana, menelisik takut-takut wanita yang ia tunggu sudah keluar untuk pergi istirahat. Banyak pasang mata yang memandang, tentu. Namun, bukan Jungwon namanya kalau tidak seraya tebar pesona.

Beberapa kali jemarinya bergerak menyisir pon di keningnya yang mulai panjang, tersenyum kecil ketika ada yang menyapanya dengan nada genit.

Ahh, indahnya hidup.

Tak lama setelah menunggu hingga pinggangnya berharap diregangkan, seorang wanita berjalan melintas di hadapan Jungwon. Sontak tangannya meraih pergelangan wanita tersebut, membawanya menyusuri koridor hingga dilihat oleh siswa lain.

Haeryung panik, melihat sekitar dan mencoba melepas cengkraman erat dari Jungwon. "Jung! Berhenti!"

Tidak ada jawaban, Jungwon semakin mempercepat langkah hingga keduanya sampai di lorong yang sepi. Lorong dekat lab yang kini jarang digunakan karena tidak ada yang melakukan praktik, ditambah tidak ada CCTV yang dipasang.

Haeryung menghempas tangan Jungwon. "Shh ... kamu itu kenapa? Untung tanganku tidak lecet!"

Jungwon membalikkan badan, menatap Haeryung sambil tersenyum. "Hari ini, kamu lupa?"

"Tentu saja tidak, ini hari ulang tahunmu, 'kan?" ujar Haeryung dengan nada malas, "a—"

"Aku ingin hadiahku." Jungwon tiba-tiba saja mendorong bahu Haeryung, hingga punggung si cantik terbentur pada tembok.

Ini terlalu dekat, sampai-sampai Haeryung menahan napasnya. "J-Jungwon ... jangan begini."

Jungwon mengerutkan keningnya. "Kenapa? Aku kekasihmu."

Hubungan spesial terjalin di antara keduanya, menyimpan rahasia yang hanya diketahui oleh kedua insan yang jelas-jelas terlihat saling membenci. Jungwon itu brengsek, Haeryung yang memberikan julukan tersebut. Sudah tahu punya pasangan, masih saja menerima godaan dari banyak wanita.

Sebaliknya, Jungwon suka sekali melihat wajah Haeryung yang menggemaskan ketika melempar perdebatan dengannya.

"Dengar baik-baik, aku ingin hadiahku." Jungwon menatap lawan mainnya tajam, membuat Haeryung mencoba angkuh sambil menahan dada Jungwon yang berusaha menghimpit tubuhnya.

"Sebuah ciuman panas."

Bibir Haeryung diraup begitu saja, menyatu dengan labium tipis milik Jungwon yang tergesa melahap ranumnya. Yang ini kasar, Jungwon tidak bisa dihentikan. Mata Haeryung terpejam erat ketika dengan sengaja Jungwon memasukkan lidahnya ke dalam sana, berjumpa dengan miliknya dan bertarung memuaskan hasrat.

Telapak tangan Haeryung yang menahan tubuh Jungwon, kini spontan melingkar dan menarik lebih dekat tengkuk sang pria. Memabukkan, nafsu mengambil alih Haeryung yang terkesan angkuh saat itu.

Tujuh bulan, dan sampai titik ini belum ada yang menyadari hubungan Jungwon si brengsek dengan Haeryung pembencinya, kecuali jika ada seseorang melintas dan melihat pergelutan panas di depan lab komputer.

















END

⌗ Dimple Boy ⟩Where stories live. Discover now