Semua pandangan tertuju padaku. Bukan pandangan kagum melainkan pandangan jijik dan tidak suka dari para kalangan elit kampus.
"Lihat, si gadis miskin yang masuk jalur kasihan."
"Universitas ternama ini seketika terlihat tidak mewah saat ada si miskin ini. "
"Ya, kau benar. Aku sungguh muak melihatnya, untung saja tidak sekelas denganku."
"Hhhahahaaa.. Ciihh.."
Begitulah yang mereka katakan tentangku. Aku tak memerdulikan perkataan mereka karena memang kenyataannya aku bisa kemari karena bantuan dari Prof. Jeon. Aku akui kalau aku memang miskin dan tidak seperti mereka. Pantas jika mereka merasa jijik denganku.
"Semangat (YN), jangan hiraukan mereka. Kau kuat, kau bisa."
.
.
.
"(YN), kau tidak ikut dengan kami? Kami akan memilih baju untuk acara promenight pekan depan."
"Ah maaf aku tidak ikut. Kalian duluan saja."
"Baiklah."
Menyenangkan sekali pasti bisa menikmati waktu luang ke mall dan membeli apapun yang diinginkan tanpa memikirkan bekerja karena orangtua selalu memberikan uang. Sayangnya nasibku tidak seperti mereka.
"(YN), tunggu."
Langkahku tertahan tatkala seseorang memanggilku.
"Prof. Jeon? Apa ada masalah dengan nilai mata kuliah saya?"
"Oh bukan itu. Semua nilai mata kuliahmu baik bahkan diatas rata-rata. Saya memanggilmu untuk urusan di luar hal perkuliahan. "
"Kalau boleh tahu, ada urusan apa ya prof?"
Prof. Jeon mulai menceritakan semua hal yang ingin ia katakan padaku dengan raut wajah serius. Satu kalimat yang kutangkap dari ucapannya yang panjang ialah bahwa ia memintaku untuk menjadi guru les dari putranya. Banyak guru les yang Prof. Jeon pilihkan untuk sang putra namun semua guru les tersebut mengundurkan diri karena tidak sanggup mengatasi tingkah laku nakal dari sang putra. Prof. Jeon memintaku untuk menjadi guru les putranya karena ia merasa bahwa aku bisa menanganinya. Sisi sabar yang kumiliki sangat kuat dan membuat Prof.Jeon percaya padaku.
"Untuk pekerjaan ini, kau tidak usah khawatir karena saya akan menggajimu bahkan lebih besar dari upah pekerjaan paruh waktu yang kau ambil."
"Tidak usah prof, saya ikhas untuk membantu. Hitung-hitung apa yang saya lakukan ini untuk membayar kebaikan prof sehingga saya bisa berkuliah di universitas ini. "
"Kau benar-benar anak yang baik (YN). Mulai besok sepulang dari kampus, kau bisa memulainya. Jika kau merasa tidak sanggup, segera hubungi prof."
"Baik prof, saya usahakan sanggup hingga beberapa bulan kedepan."
.
.
.
Keesokan harinya...
Sesuai alamat yang Prof. Jeon tunjukkan padaku, sepulang dari kampus aku segera menuju ke tempatnya untuk menjadi guru les dari putranya. Aku menyiapkan semua hal termasuk dengan penampilanku. Sebelumnya aku belum pernah mengajar seorang siswa terlebih lagi dari kalangan berada seperti ini. Aku sungguh gugup.
Fiuuhhh..
Tok.. Tok..
"Permisi.."
Tok.. Tok..
Cklek..
Seorang pria muda membukakan pintu untukku dengan raut wajah datarnya.
"Jika kau meminta sumbangan, pergilah. Rumah ini tidak akan memberimu uang sepeserpun."
YOU ARE READING
•♡ BTS IMAGINE ♡•
Fanfiction💛💛 BTS >< You 💛💛 📍(YN) : nama kamu 📍Happy ending dan sad ending 📍 Update : Rabu dan Sabtu Baper boleh, tapi jangan terlalu serius yak. Karna ini hanya kegabutan penulis yg terkadang kurang kerjaan. 😅🙏 Semoga kalian menyukai karyaku😎💜 🏆...
💜180 - Bad 💐
Start from the beginning
