End

365 42 10
                                    

Setelah kejadian dimana keduanya tak sengaja bertemu dijalan, Tsukishima menjadi lebih romantis dari biasanya kepada Yamaguchi. Dia selalu mengucapkan sebuah puisi atau memuji semua hal tentang Yamaguchi. Itu semua adalah sebuah kenyataan yang membuat Yamaguchi kebingungan sekaligus membuatnya curiga. Bukan tanpa alasan dirinya curiga pada kekasihnya itu, bukankah Tsukishima merupakan seorang pria yang cuek? Tidak pernah berkata romantis sebelumnya? Dan yang Yamaguchi curigai akhir-akhir ini adalah, Tsukishima sering sekali pergi keluar menemui 'temannya' yang katanya sedang sakit. Entah siapa dia namun Yamaguchi merasa itu adalah sebuah kebohongan.

Tsukishima pun sekarang menjadi sering memegang ponsel dan bermain ponselnya hingga lupa waktu, juga sering mengabaikan Yamaguchi walaupun keduanya sedang berada di tempat dan ruangan yang sama. Ingin sekali Yamaguchi bertanya kepada Tsukishima dan protes karena pria berambut pirang itu selalu fokus pada ponselnya padahal ada dirinya di dekatnya. Namun hal itu ia urungkan karena ia tidak ingin membuat Tsukishima marah.

Lebih baik ia menyembunyikan rasa penasarannya dan memilih diam.

"Hey!" Panggil Tsukishima pada Yamaguchi yang kini sedang menyiapkan bekal untuknya. Yamaguchi yang sedang melamun pun tersentak kaget.

"Oh kau Tsukki, maaf aku melamun."

Tsukishima hanya tersenyum untuk menanggapinya. Ia kemudian mengambil sepatu yang ada di rak dan memakainya selagi menunggu bekal yang dibuat oleh Yamaguchi. Rencananya ia akan kembali menjenguk 'temannya' yang masih belum sembuh juga. Sebenarnya ada hal yang ia sembunyikan, tapi ia enggan mengaku pada Yamaguchi. Tsukishima takut jika seandainya Yamaguchi mengetahui hal yang sebenarnya terjadi, dirinya akan dimarahi dan juga di jauhi oleh kekasihnya itu. Tapi ia juga takut jika Yamaguchi lebih dulu tahu sebelum ia memberitahunya.

Tanpa sadar Tsukishima membuang napas dengan begitu keras sehingga Yamaguchi menyadarinya.

"Kenapa? Ada masalah?" Tanyanya, Tsukishima menggeleng dengan cepat. Lalu tangannya meraih sekotak makanan yang sedang di pegang Yamaguchi. Mencium kening, pipi, dan terakhir bibirnya sebelum pergi.

"Aku akan pulang larut, tidurlah terlebih dahulu jangan sampai menunggu ku, mengerti?" perintah Tsukishima setelah membuka pintu. Yamaguchi tersenyum sebelum mengangguk mengiyakan perkataan Tsukishima barusan.

"Baiklah, aku paham. Berhati-hatilah di jalan, selalu kabari aku jika ada apa-apa. Dan..." Yamaguchi menarik napasnya dalam-dalam, menjeda kalimatnya secara tiba-tiba membuat Tsukishima kebingungan dibuatnya.

"Dan ap-"

"Jangan macam-macam disana."

Bibir Tsukishima mengatup dengan cepat saat perkataannya dipotong oleh Yamaguchi. Bibir tipisnya menekan kedalam membuat garis yang lebih tipis. Senyuman yang tercetak jelas di bibir indah milik Yamaguchi membuat Tsukishima merasa tak tega, namun di sisi lain ada 'orang lain' yang butuh kehadirannya.

"Tentu saja, aku tidak akan macam-macam disana." Ujarnya bohong. "Yasudah aku pergi, jaga dirilah selama aku tidak ada."

"Itu pasti. Selamat jalan."

Setelah kepergiaan Tsukishima, Yamaguchi memutuskan untuk bersih-bersih dan membereskan rumahnya yang terlihat berantakan. Ia segera memulai kegiatan bersih-bersihnya dari menyedot debu yang ada di lantai lalu mengumpulkan baju-baju kotor miliknya dan juga milik Tsukishima. Saat mengambil jaket merah Tsukishima yang ada di kursi, sebuah buku novel tanpa sengaja terjatuh ke lantai. Karena penasaran akhirnya Yamaguchi mengambilnya dan melihat-lihat isi buku tersebut. Membolak-balik bukunya untuk memastikan.

"Tsukki membaca buku novel ini?" Gumamnya dengan disertai kekehan. Lalu ia membuka lembaran terakhir guna melihat siapa penulis dari buku tersebut dan senyum yang sedari tadi terlihat kini perlahan memudar. Foto penulis dari buku itu adalah Kageyama.

Backstreet √TsukkiYamaWhere stories live. Discover now