Chapter 12

2.9K 407 72
                                    

Berjalan beriring dengan jemari bertaut selalu menjadi moment manis mendebarkan bagi sepasang remaja yang dimabuk cinta. Pun dengan Ohm dan Nanon yang kini bersama menyusur lorong gelap apartment Ohm menuju jalanan luas di luar sana.

Setelah satu jam lebih Nanon ada di apartment-nya, Ohm memutuskan mengajak si manis keluar. Alasannya akan berangkat kerja, walau sebenarnya ia hanya tak menjamin hormonnya bertahan dipendam kalau Nanon dan kasur miliknya disatukan.

Remang ruang berganti terang benderang ketika langkah mereka sampai di tepian besar jalanan. Masih dengan jemari bergandengan, si tampan menatap ke depan menyembunyikan senyum dengan wajah datar. Sedang si manis menunduk dengan rona semu tersamar.

"Non.."

"Hm?"

Langkah mereka berhenti. Tautan mereka lepas.

"Aku harus berangkat kerja."

"Oh, ya udah. Aku mau ke toko buku kalau gitu."

Ohm mengangguk. Mulai langkahnya lagi, mendahului Nanon yang masih diam berdiri.

"Besok berangkat ngampus, Ohm!!! Jangan bolos lagi!!!!!"

Deg.

Teriakan perintah itu membuat Ohm kembali berbalik. Wajah datar dengan raut tak tertebak yang mendekat menjadikan Nanon merasa takut. Apa ia salah berucap?

"Hm??" Nanon memundurkan wajah bingung ketika Ohm mendekatkan mulutnya ke telinga Nanon.

"Aku berubah pikiran kayaknya. Lagi pengen baca majalah otomotif edisi bulan ini."

Dan kalimat Ohm sukses membuat senyum Nanon mengembang dengan dimple manisnya. Kali ini ronanya tak lagi disembunyikan. Membiarkan Ohm menyadari betapa indahnya wajah di hadapannya ketika tersipu.

Sela jari Nanon kembali terisi. Menatap ke depan dengan bangga berjalan dengan Ohm di sisi. Hanya menyusur tepian jalan. Melangkah ringan saling menggenggam dan menikmati aroma parfum masing-masing dengan jarak yang begitu dekat.

"Eh, Dew??"

Panggilan seorang suster gereja yang berpapasan dengan mereka membuat Nanon kebingungan. Apa mungkin si suster salah orang?

Suster dengan tudung kepala abu-abu itu mendekat. Menatap Ohm dengan pindaian. "Aku suster Fang. Dulu setiap Minggu kamu pasti ikut misa di gereja kan? Masa lupa?"

Ohm tersenyum samar. "Suster salah orang. Aku bukan Dew, aku Ohm Kakaknya."

"Ah, maaf maaf. Aku kira kamu Dew. Kalian sangat mirip." Sang suster menatap sungkan. Tapi kemudian berhasil mencairkan lagi suasananya. "Lalu bagaimana kabar Dew sekarang? Pasti sudah jadi mahasiswa ya? Dia anak yang baik."

Si tampan mengangguk. "Iya, dia anak baik."

"Kalau begitu sampaikan salam suster padanya ya? Bilang, kalau sempat datanglah lagi ke gereja untuk ibadah. Kami selalu menunggunya. Sampai jumpa."

"Baik, suster. Sampai jumpa."

Sepeninggal sang suster barulah Nanon yang sedari tadi diam memperhatikan mulai bertanya penasaran. "Jadi kamu punya adik?? Kok nggak pernah cerita?"

Ohm tak langsung menjawab. Ia kembali melanjutkan langkah sambil bersiap mengurai cerita.

"Kalian pasti mirip banget ya? Suster itu aja tadi sampai salah ngira."

Nanon mengikuti Ohm yang membawa tubuhnya duduk di salah satu bangku panjang di bawah pohon mangga.

"Kami kembar." Jawab Ohm setelah mereka duduk bersisian.

ARES (OhmNanon)Where stories live. Discover now