Bagian -10.

18.6K 1.6K 44
                                    

                  

Cara menyampaikan peduli setiap orang memang berbeda-beda.


                       ____🌟🏜️___

Selama lima belas tahun lamanya. Seorang El tidak pernah larut dalam kesedihan, ia pasti bangkit kembali dan seri wajahnya kembali berbinar ceria.

Seperti hari ini. Sudah hampir tiga hari ia tak bertemu dengan Jeje, ia merindukan Jejenya, meski hanya di beri waktu lima belas menit oleh papanya untuk bermain dengan Jeje.

"Jeje kangen ga sama El?" El tiduran di atas perut hewan buas itu. Jeje adalah jenis harimau jantan, harimau ini mulanya adalah peliharaan Gustav. Yang entah kenapa malah sangat jinak jika bersama El, El juga tampak tak takut dengan hewan buas itu, berakhir anak itu berteman baik dengan Jeje.

Seakan mengerti harimau jantan itu mengangung lalu menjilati wajah El. Bocah bertubuh mungil itu hanya bisa tertawa geli.

Gustav juga tampak terus mengawasi El. Karna setiap El bermain dengan Jeje gustav selalu mengawasi, takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"El sudah son. Bermain nya nanti lagi, sekarang ayo masuk," El menggeleng kuat. Tidak! Ia masih merindukan temannya ini.

"Masuk atau Jeje papa buang!" El menggeleng tak terima papanya selalu saja mengancam.

"Iya! Iya!" El menghentak hentakkan kakinya kesal lalu masuk ke dalam mansion karna kandang Jeje berada di luar mansion.

"Anak itu," Gustav akhirnya beranjak lalu mengikuti El dari belakang.

"Ini kenapa wajahnya di tekuk, hm?" Dina menghampiri El saat melihat wajah anak itu memerah menahan tangis.

El menggeleng ia memeluk tubuh Dina erat. Sementara Dina menatap tajam gustav yang berdiri di belakang El.

"Kenapa hm?" tanya Dina.

"Hiks.. papa nakal mama," gustav terkejut saat mendengar isakan El. Ia ikut berjongkok lalu membawa El kedalam dekapannya.

"Ututu bayi nya papa ngambek? maaf ya nanti kita main lagi sama Jeje, sekarang adek mam dulu ya?" Bujuk gustav.

Dina tersenyum ternyata El menangis karna merasa kurang puas bermain dengan Jeje. Wajar saja lima belas menit terlalu cepat bukan?

"Udah yuk, mama udah buatin adek makanan," Dina berjalan ke ruang makan bersama El.

Sebenarnya hari ini hari libur. Arka juga sedang bersantai di ruang keluarga seraya menonton televisi.

Arka juga sudah memikirkan jawabannya matang-matang. Ia akan mengatakan nya kepada gustav secepatnya.

    

                      ____🌟🏜️____

Gustav termenung. Sebenarnya El bisa melakukan pengobatan disini, tapi semakin hari hubungan kedua putra bukannya membaik malah semakin memburuk.

Jantung El bisa terbilang belum terlalu parah. Karna semua pengobatan yang ia lakukan selama bertahun-tahun. Tapi tetap saja serangan serangan kecil itu selalu membuat gustav dan Dina khawatir setangah mati.

El tidak boleh di kagetkan. Itu memicu jantung nya kambuh.

Lamunan gustav buyar saat ketukan pintu terdengar dari luar.

"Masuk aja!" seru gustav.

"Papa," arka, pemuda yang mengetok pintu adalah arka.

"Ada apa Arka? Kamu sudah punya keputusan?" tanya gustav.

ELVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang