Bagian -01.

38.9K 2.9K 123
                                    

Happy reading!
___________

Sudah biasa terjadi namun tetap saja menyakitkan.

-Elvano

_🌟🏜️_


Sedari tadi bocah berbadan mungil itu tak berhenti merengek kepada sang kakak. Ia terus mencoba supaya kakak-nya mau membantunya memanjat pohon mangga belakang mansion. Ia sangat tergiur mangga nya sudah berwarna kuning. yang menandakan bahwa mangga tersebut siap untuk di makan.

"Tolong lah bang. Nanti El kasi gocap." Iya pemuda itu Elvano. Ia menarik tangan kakaknya, Arkana.

Namun arka yang sedari tadi sudah berusaha sabar akhirnya menghempas tangan El kasar hingga membuat pemuda itu terjungkal ke belakang.

El sangat ketakutan. Ini sering terjadi tapi tetap saja menyakitkan, ia menahan tangis supaya tak pecah disini. Orang tuanya sedang keluar beberapa jam yang lalu.

"Lo bisa gak sih diem. Gak usah ganggu gue!!" teriak arka tepat di depan wajah El. Membuat anak itu memejamkan mata, jantungnya berdetak lebih cepat.

Setelah mengatakan itu arka pergi begitu saja meninggalkan El yang masih terduduk di lantai.

El menarik nafas lalu menghembuskan nya lagi. Ia melakukan itu berulang kali, guna menetralkan detak jantung nya.

Setelah di rasa sakit itu hilang. Ia beranjak lalu duduk di sofa ruang tamu. Ia berpikir kapan Abang-nya akan bersikap manis seperti kakak dari sahabat-sahabatnya. Ia kan iri.

El menghela nafas berat. Ia teringat akan buah mangga belakang mansion, oke, tanpa bantuan siapa pun ia kan mendapatkan mangga itu. Dengan semangat 45, ia berjalan menuju taman belakang Mansion.

_________

Arka mencoba memejamkan mata. Namun nihil, tetap saja tidak bisa, pikirannya melayang. Yang ia pikirkan sekarang adalah El, bagaimana keadaan bocah itu. Pikir arka.

Arka mengusak rambutnya kasar."ck. Bocah menyusahkan!"

Arka beranjak menuju kebawah. Tempat dimana ia mendorong adiknya tadi.

Lagi-lagi arka berdecak kesal. Bocah itu tak ada disini. Ia teringat bahwa El berkata akan memanjat pohon mangga belakang Mansion.
Dengan langkah lebar arka berjalan menuju taman belakang Mansion.

Katakan lah ia tak peduli. Namun hatinya tak bisa tak memperdulikan sang adik.

Dari kejauhan ia bisa mendengar. Beberapa bodyguard berteriak menyuruh El turun dari pohon.

"Tuan muda. ku mohon turun" seakan tuli El malah asik memakan mangga langsung dari pohon nya. ia duduk anteng tak memikirkan keringat dingin yang keluar dari tubuh bodyguard nya. Kalau sampai tuan dan nyonya tau, tamat!

Bodyguard itu meringsut mundur saat melihat arka datang dengan wajah datar.

"Maaf tuan muda, tuan muda El tidak mau mendengarkan kami." ucap Leo, salah seorang bodyguard.

"Biar saya yang urus. kalian lanjutkan pekerjaan kalian" mereka mengangguk patuh atas perintah arka. Lalu pergi dari sana.

El masih tak menyadari kehadiran arka di bawahnya. Ia melempar satu buah mangga kebawah. Dan buah itu tepat mengenai kepala arka.

"Bang arka! Ehh maaf bang." teriak nya dari atas.

"Turun!" Titah Arka dingin.

"Bentar bang! dikit lagi ini. buah nya banyak banget" Sahutnya. Ia kembali asik menarik buah mangga dari ranting nya.

ELVANO [END]Where stories live. Discover now