Bukan retak, tapi hancur. [21]

Start from the beginning
                                    

Semalam adalah malam paling lama yang pernah Gata jalani. Dirinya, dituduh menjadi penyebab kematian neneknya, Ranasti.

Jelas-jelas neneknya itu jatuh sendiri dari tangga, hanya saja saat itu Gata berada ditempat yang sama, sehingga seluruh orang yang ada disana menuduhnya sebagai pembunuh neneknya itu.

Gata tidak serendah itu hingga dia sampai hati mendorong neneknya sendiri. Hal itu bertambah parah saat tuan Aji Waradana, yang berstatus sebagai kakeknya, ikut-ikutan menyalahkannya.

"KAMU MALU-MALUIN ABANG DEK! ABANG GAK EXPECT KAMU BAKAL NGELAKUIN HAL SERENDAH INI!"

"ITU NENEK KAMU! IBU DARI BUNDA! KENAPA KAMU NGELAKUIN ITU?!"

"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL!"

"Gak cukup kamu buat ayah sama bunda gak ada dek? Sekarang kamu bunuh ibunya ayah? Hati nurani kamu kemana dek?"

"Mas kecewa.."

"Abang kecewa!"

Gata meringis kala kalimat-kalimat itu kembali singgah dipikirannya. Semalaman penuh kalimat itu berputar di kepalanya.

Sesaat kemudian dirinya tertawa.

"Memangnya lo siapa Gata? Mereka sekarang memang benci sama lo sampe ke ubun-ubun."

Kakeknya benci Gata. Neneknya juga benci Gata.

Iya, suami istri itu sama saja. Semuanya benci Gata.

Lalu kalian bertanya, bagaimana dengan Dama dan Jendra?

Ikut-ikutan lah.

Gata tidak pernah lupa kalau kedua kakaknya itu sama kerasnya, sama egonya, dan jadi komplit kalau bersatu.

Dan sekarang mereka bersatu untuk menghukum Gata, si pembunuh neneknya.

Dan sekarang mereka bersatu untuk menghukum Gata, si pembunuh neneknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kakek gak habis pikir. Kalau bukan karena nama keluarga kita akan tercoreng, kakek pasti masukkan anak sial itu ke penjara." Ucap Aji tenang, tetapi membuat atmosfer di ruang keluarga itu menjadi mencekam.

Memang Waradana.

Acara pemakaman Ranasti sudah selesai, jadi sekarang mereka berkumpul di ruang keluarga. Hanya keluarga terdekat, Dama, Jendra, dan Kafin.

Kafin adalah anak dari Wisnu, kakak satu-satunya dari Anggasta. Jadi Kafin adalah kakak sepupu dari Dama dan adik-adiknya.

"Tapi kek, bukannya berlebihan kalau kita mengurung Gata kayak gitu? Ini udah 12 jam sejak malam itu." Ujar Kafin sembari melihat, Dama yang masih dengan posisi menunduk nya. Jangan lupakan Jendra yang masih betah dengan tangisannya

Kejadian semalam begitu cepat. Dia sampai tidak bisa berbuat apa-apa. Ingin membela, tetapi rasanya berat. Gata memang mendorong Ranasti dari tangga. Mereka melihatnya sendiri. Adik mereka, melakukan hal sekeji itu.

Gata dan Asa [✓]Where stories live. Discover now