aficionado

chapter 1

Mari kita buka kisah ini dengan menelaah hidup karakter utama cerita kita, Safi.

Nama panjangnya Sapphire Ixora Ganendra. Lahir dan besar di Jakarta pada tanggal 30 Mei dua puluh tujuh tahun yang lalu. Ia adalah anan tunggal yang berasal dari keluarga menengah ke atas yang memiliki usaha logistik makanan dan perkebunan sayur organik sebesar dua puluh hektar di Bandung. Sepanjang kehidupan sekolahnya (baca: SD, SMP, SMA) dia tidak pernah mendapatkan nilai kurang dari 90, sehingga ia selalu mendapatkan peringkat lima besar di kelas.

Dan semuanya berubah saat ia masuk kuliah.

Jiwa ambisius Safi menguap seketika ia masuk ranah perkuliahan. Fokusnya berpaling. Bukannya mendapatkan nilai yang paling tinggi, ia malah fokus mencari teman sebanyak-banyaknya. Tidak mudah baginya, mengingat temannya dari SD sampai SMA bisa dihitung jari. Di sela kegiatan perkuliahannya, ia membuka bisnis makanan anjing kecil-kecilan yang laris manis di pasaran. Jiwa animal-lover dan SKSD nya berbuah manis ketika ada beberapa temannya yang menanamkan modal sehingga ia membuat sebuah perusahaan bernama IndoPet yang sekarang—empat tahun kemudian—menjadi perusahaan makanan hewan paling besar di Indonesia.

Terdengar sangat indah bukan, kisah hidupnya?

Nyatanya realita tidak seindah itu. Dibalik kesuksesannya, ada banyak pengorbanan yang ia lakukan. Tidak sempat menikmati masa mudanya, jarang menghabiskan waktu bersama keluarga, sering sakit karena kurang istirahat, dan banyak hal lainnya. Di awal-awal IndoPet didirikan, hampir semua orang mencemoohnya karena menganggap Sapphire adalah perempuan aneh karena mau bisnis makanan anjing.

Hei! Mereka tidak tahu kalau bisnis makanan anjing itu langka di Indonesia.

Semuanya berawal ketika suatu hari ayahnya ingin membeli makanan untuk anjing Pug  mereka di pet shop. Ketika ditanya mau makanan merek apa, sang ayah langsung menjawab, "Yang paling murah". Dari situlah sebuah ide tercetus di pikiran Sapphire. Bukan soal makanan yang premium yang kebanyakan di cari, melainkan makanan yang murah. Kebanyakan produk makanan hewan tidak dibuat di Indonesia, melainkan di impor dari negara tetangga seperti Thailand. Sapphire mendapat inspirasi,

Bagaimana kalau ia yang membuat pabrik makanan anjing termurah di Indonesia?

Idenya melalang buana sampai kuliah, tapi akhirnya berhasil ia realisasikan meski mendapat banyak kecaman. Melihat semakin banyak teman-temannya yang memiliki hewan peliharaan membuat Sapphire optimis untuk membuka usahanya. Dari mulai mengeringkan makanan di food dehydrator seharga lima ratus ribu, mempromosikannya melalui akun Instagram yang pengikutnya tidak seberapa, sampai mendaftarkannya ke berbagai online shop ia lakukan sendiri.

Nyatanya ia dapat membuat sebuah merek makanan anjing lokal yang berkualitas dan murah. Bahkan kini merek IndoPet sudah melekat di benak masyarakat Indonesia sebagai merek makanan hewan yang murah dan bermutu. Merek nya juga sudah berkembang dari yang hanya menjual makanan anjing sampai menjadi produsen terbesar pakan udang, ikan, sapi, ayam, dan hewan ternak lainnya.

Kini di usianya yang ke dua puluh tujuh tahun, hanya satu yang menjadi beban pikirannya. Yaitu pertanyaan langganan para sanak saudara setiap mereka bertemu pada hari besar. Yang membuat Safi berulang kali bertanya kepada dirinya sendiri dan teman-temannya.

Harus ya seorang perempuan mengikat diri dengan pernikahan kalau ia sudah mapan berdiri sendiri dan puas dengan kehidupannya?

--

Rasa basah mengusik Safi dari tidurnya yang belum seberapa lama. Ketika ia membuka mata, ia langsung disuguhi jilatan Mako di pipinya. Ujung bibir perempuan berambut honey balayage itu tertarik ke atas.

"Good morning Mako." Ia menepuk lembut kepala anjing totol-totolnya dan beranjak bangun.

Ia melihat jam, ternyata sudah jam setengah tujuh pagi. Waktunya makan untuk raja dan ratu berkaki empat di rumah itu. Safi bergegas ke dapur menyiapkan makanan yang berisi makanan butiran, paha ayam kering dan kapsul vitamin untuk kedua makhluk yang paling disayangnya.