24. "Kok Gue Kesal?!"

3.3K 241 35
                                    

Hi, Lovby!

Adakah yang nunggu cerita ini up?

Gak ada, ya? Hehe, saya berharap, sih, masih ada, ya.

————————o0o————————

"Eh, tadi gue belum selesai jawab pertanyaan Raquelle, ya?" tanya Nagita yang baru ingat.

Rara menatap perempuan yang duduk di samping kanannya itu. Saat ini, Rara dan Nagita sedang menunggu Dokter yang biasa memeriksa keadaan Nagita yang kebetulan mendadak ada sedikit keperluan. Sementara Rafa, lelaki itu sedang membeli minum di kantin Rumah Sakit.

"Hm. Btw, panggil gue Rara aja," ucap Rara.

"Oke, Rara. Tadi, kan lo tanya kenapa kalo Rafa cuma temen lo dan kenapa kalo Rafa pacar lo? Ya, seperti yang gue bilang, kalo Rafa temen lo nggak papa. Tapi, kalo dia pacar lo, asli! Kalian emang cocok banget!" ucap Nagita meneruskan jawabannya yang tadi sempat terpotong dengan nada sumringah di akhir kalimatnya.

"Dih, gue cocok gitu sama Rafa?"

"Iya, kalian serasi. Sama sama gede gengsi." Nagita terkikik. "Kalian aslinya saling suka, kan? Tapi, malah nutup itu semua dengan sikap sok gak peduli," lanjut Nagita.

"Ih, siapa bilang? Gue sama Rafa emang udah biasa gitu," ucap Rara menyangkal.

"Jadi, hubungan kalian apa?" tanya Nagita dengan senyum menggoda sambil melirik ke arah perut Rara yang terlihat lebih berisi dengan pakaian yang cukup press body itu.

Rara dengan spontan membenarkan pakaiannya agar perutnya tak tercetak jelas, kemudian menjawab dengan tampang wajah seyakin mungkin "Pacar. Gue sama Rafa pacaran."

"Oh, pacaran." Nagita mengangguk-angguk sambil tetap mempertahankan senyum menggoda khasnya.

Rara tak peduli ketidakpercayaan yang kentara sekali dari mimik Nagita.

Menunggu sekitar 15 menit, Dokter berjenis kelamin laki-laki yang diketahui bernama Tezza itu menghampiri Rara dan Nagita beserta Rafa yang sudah kembali dari kantin.

"Maaf membuat menunggu. Saya ada jadwal mendadak," ucap Dokter Tezza dengan nada menyesal.

Rafa memberikan senyum maklum. Lelaki itu kemudian membalas dengan sopan, "Gak papa, Dok."

"Baik, kalau begitu, mari langsung masuk saja ke ruangan saya!" ucap Dokter Tezza.

Dokter Tezza lebih dahulu masuk ke ruangannya diikuti Nagita kemudian disusul Rafa. Sementara Rara, perempuan itu malah sibuk dengan telepon pintarnya tanpa menghiraukan sekitar.

"Umm, pie ini kayaknya enak, ya?" Rara bermonolog dengan tangan yang sibuk menggulir gambar-gambar kue di layar ponselnya.

Air liur Rara rasanya hampir menetes kala menatap gambar sebuah waffle yang diberi topping sirup cokelat plus es krim vanilla favoritnya. Namun, yang paling membuat Rara susah payah menelan ludah adalah gambar apple pie. Sepertinya, dia ngidam makanan manis tersebut.

Rara mematikan layar smartphone-nya, lalu memasukan benda persegi panjang itu pada sling bag miliknya. Perempuan itu menoleh ke sekitar saat tahu Rafa dan Nagita sudah tak ada di sampingnya. Perempuan itu kemudian berjalan mendekati pintu ruangan Dokter Tezza.

Setelah mengetuk dan meminta izin masuk, Rara kini tengah menatap Nagita yang berbaring di brankar dengan kaki yang sedang diperiksa oleh Dokter Tezza. Pandangan Rara beralih menatap Rafa yang berdiri di sampingnya sambil serius melihat pergerakan Dokter Tezza.

DoD : Drink or Date? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang