ADAM 5

82 15 0
                                        

"Zhar jaga rumah ya, eyang lagi di luar kota sama ayah. Mbak sama ibu mau ke rumah budhe, yangti sakit" pinta Ustadzah Khodijah. 

"Iya Mbak" jawab Azhar. Laki-laki itu memasuki kamarnya

"Punya adek kok cuek banget, perempuan jaman sekarang siapa yang suka pasti sukanya yang hangat. Zhar Azhar" gumam Ustadzah Khodijah menatap adiknya yang menutup pintu kamar.

Azhar menarik kursi meja belajarnya. Mengambil sketsa kecilnya yang berwarna biru tua. Sejak ia bermimpi empat kali dengan isi yang sama itu, Azhar memutuskan membeli sketsa ini. Ia menggambar kasar perempuan tak berhijab yang akhir-akhir ini selalu singgah dalam mimpinya.

"Kamu siapa?" tanyanya memandang gambarannya sendiri. Hanya bentuk wajah rambut yang tak menentu bagaimana bentuk lurus atau ikalnya, tanpa mata, hidung, dan bibir.

"Kenapa kamu selalu dateng di mimpiku?"

Sudah dua halaman yang Azhar gunakan untuk menggambar kasar perempuan tak berhijab itu. Di mimpinya, ia hanya memandang perempuan itu dari jauh. Perempuan itu melempar senyum dan melambai. Hanya itu, awalnya.

Lalu di mimpi ketiga perempuan itu memanggilnya, "Azhar nanti bantu aku untuk kembali ke ajaran Islam sebagaimana mestinya ya. Ajari aku memakai jilbab". Setelah itu Azhar memutuskan membeli sketsa dan menggambarnya.

.

.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam Mbak, ada apa?" tanya Fahma. Teman sekamar Sasa

"Ada Sasa sama Alin?" tanya mbak Dina

"Iya Mbak?" tanya Sasa dibalik pintu lemarinya. Ia sedang merapikan baju-baju lipatannya

"Malam ini kamu jaga malam kan sama Alin?"

"Iya Mbak kelompok tiga. Alinnya lagi di kamar mandi"

Mbak Dina mengangguk-angguk. "Yaudah kalo gitu. Seperti biasa ya nanti kumpul depan kantor Ustadzah Khodijah"

"Baik Mbak" 

"Oke, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" jawab Fahma dan Sasa bersamaan

"Kamu bareng Mbak Dina ternyata Sa?" tanya Fahma usai pintu kamar ditutup oleh Mbak Dina

Sasa mengangguk. "Iya e"

"Wiihh sama rival dong" tawa Fahma kecil

"Rival?" Sasa mengernyit bingung. "Oh Azhar to?"

Fahma tertawa menanggapinya. "Sainganmu banyak Sa, belum mbak Ais yang subhanallah, mana katanya Mbak Ais juga suka to  sama Azhar"

Sasa mengangguk. "Mbak e kenapa pada suka Azhar juga sih, kan lebih muda juga. Nambahin saingan aja" gerutu Sasa 

"Ahahahaha Sa..Sasa, lagian jaman sekarang sama berondong juga gak masalah Sa. Toh siapa juga yang gak mau sama Azhar? idaman mantu banget dia" ujar Fahma

Sasa menggaruk tengkuknya. "Ya-iya sih. Haiss mbohlah Azhar aja gak lirik aku, huhu"

"Gayamu Sa sok sedih" timpal Alin tiba-tiba masuk kamar

"Salam dulu Alin" peringat Fahma

"Hooo sukurin" ejek Sasa

"Assalamu'alaikum rakyat haluku" salam Alin menyindir Sasa. 

"Wa'alaikumussalam" jawab Fahma

"Awas aja kamu Lin, aku doain suka sama Aga trus ngarep-ngarep juga"

"Nyenyenyenye" ledek Alin



ADAMWhere stories live. Discover now