Holaaa
selamat datang di dunia Adam daaan.... nanti saja wkwk
jangan lupa vote okeh, share ke temen juga sabi sih :)
happy reading all~
"Dam lo serius?" Juan menghadang langkah Adam. Tangan kekar itu menggenggam kuat lengan Adam yang terbalut jaket kulit hitam.
Adam mengangguk yakin. "Masalahnya ini Dara jadi taruhan Yan" jawab Adam resah.
Juan diam. Semua perihal yang menyangkut dengan Dara pacar sahabatnya, ia tidak bisa menghentikan seorang Adam.
"Gue tunggu di area" ujar Adam sebelum meninggalkan Juan
***
"Dateng juga lo bro" Caka tersenyum remeh. Rivalnya datang sesuai dengan kesepakatannya kemarin malam
"Mana Dara?" tanya Adam to the poin
"Etss buru-buru amat. Noh dibelakang" jawab Caka menunjuk dengan dagunya. "Lagi pacaran sama Doni" bisiknya mengejek.
Doni. Pentolan bos dari Caka, lelaki yang di depannya Adam saat ini.
"Bos si anying udah di sini!" teriak Caka melirik remeh ke arah Adam
"Bacot" sarkas Adam
"Dam lo serius, ini bokap lo kalo tau bisa isolasi di pesantren beneran lu Dam" Juan membisik takut. Sebelum ini sahabatnya Adam sudah pernah masuk pesantren selama seminggu. Hanya seminggu tapi yang namanya sejoli kelas serasa hampa tanpa biang ramai si Adam.
"Serius. Demi Dara"
"Anjir bulol" desis Juan.
.
.
.
Wuuuuss.... wuusss...
Cekkiiitttt....
Bendera hitam dengan lambang pemilik wilayah dikibarkan tanda balapan selesai. Dan Adam, memberhentikan motornya pertama.
"Sial" geram Doni melempar helmnya
"Jangan sentuh Dara". Adam menghampiri Doni. Ia meraih kerah kaos hitam milik Doni
"Hah lo bilang gitu tapi si Dara malah ngintil tuh sama gue" smirk Doni
Adam mengernyitkan alisnya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Dara yang berjalan menghampirinya.
"Dara" panggil Adam
"Udah Dam, gue gak betah sama lo, bosen. Masa tiap maen ke rumah lo jadinya kultum bukannya jalan" ujar Dara seraya meraih lengan Doni.
"Dar?" Adam terkejut. Ia melepaskan kerah Doni kasar. "Lo? apa-apaan?!!"
"Muna lo Dar." Juan menyamping Adam.
"Lo?" Adam menunjuk Dara dengan raut wajah yang tak bisa tergambar.
"Udah sana lo pulang. Salah jalan lo Dam, jadi penceramah aja lo sana". Doni mendorong bahu kanan Adam. Sontak Adam melemparkan tonjokkan keras ke pipi kiri Doni
"BANGSAT!" teriak Adam geram
Doni terkekeh. Ia mengelap darah segar dari sudut bibirnya. Kepalan Adam yang mengenakan cincin itu merobeknya.
"Kesian bapaknya alim anaknya begini"
"GAK USAH BAWA BOKAP GUE YA SAT!". Kembali Adam membabi buta Doni. Pun dengan Doni yang tidak mau kalah dengan rivalnya itu.
"Dam udah Dam" Juan mencoba melerai. Bisa-bisa wajah babak belur Adam ketahuan sang Ayah.
"Adam!" teriak Dara. Suara perempuan yang baru saja membuat Adam sakit hati itu masih mampu membuat Adam berhenti dari kegiatannya
"Anjir si Adam" gumam Juan yang melihat sahabatnya itu benar-benar menghentikan pukulannya. Sedang Doni ia sudah terkujur lemas.
"Lo Dara, gue gak akan lupain kelakuan lo malam ini". Adam menunjuk tepat di depan kedua matanya. Perempuan yang sudah menemaninya dari 2 SMP itu sudah menyakitinya dengan satu kalimat.
Dara hanya diam. Ia ragu dengan langkahnya, namun ia benar-benar bosan dengan Adam, mantan pacarnya sekarang.
"Balik Yan" ujar Adam meraih helmnya
"Dar awas lo balik lagi ke Adam" ancam Juan penuh tekanan
.
.
.
uuuwwww vote vote :*
tertarik gaaa?? iya ajasih :)
masukin ke list bacaan hehe
siyu in part one chingudeul~
VOCÊ ESTÁ LENDO
ADAM
Ficção AdolescenteDia Adam. Haechani Adam Bagaskara Seorang remaja laki-laki yang amat brutal berbanding terbalik dengan sang ayah yang dahulunya ustadz di salah satu pesantren. "ADAM! " "Besok ayah masukan kamu ke pondok pesantren! " "Bundaaaa... " "Ikuti saja perk...
