+5. vervain did nothing

47 14 2
                                    

Bukannya aku sedang berhadapan dengan pembunuh berantai atau segala jenis yang harus dihindari, tapi kemunculan Peter di jalanan, tepat di hadapan rumahku yang tidak punya halaman ini membuatku ingin kabur saking tidak terduganya.

"Peter??" aku memanggilnya, seolah dengan begitu dia bisa menyadarkanku kalau itu sebenarnya bukan Peter Romanov.

"Masih Peter, Eva." Dia berkata saat aku sudah mendekat dan dia tampak tidak terganggu sama sekali dengan nada yang ku gunakan saat memanggilnya.

"...dan ingatkan aku lagi, kenapa kau disini?" tanyaku.

Dia mendengus geli. "Menjemputmu!" tekannya.

Reflek, aku melihat kesana kemari dan menghela napas dengan tenang waktu menyadari itu hanyalah kami berdua karena aku akan merasa sangat mengecil sekali jika orang-orang melihat anak keluarga Romanov yang katanya punya rumor cukup banyak di Astoria sedang bersandar di motor Kawasaki Vulcan 900–beberapa kali pernah aku lihat waktu menemani Ayah mencari motor baru makanya aku tahu jenisnya—miliknya di depan rumah keluarga Schmidt—keluarga Ibuku.

"Ayolah, bukannya aku mengajakmu pergi ke bar atau apa." Katanya dan aku akhirnya mengiyakan ajakannya untuk pergi ke sekolah bersama-sama.

"Ya sudah. Tapi, kalau aku digunjing orang-orang di sekolah, urusannya denganmu, ya?" tanyaku, memastikan apakah aku aman dari gunjingan dan masalah di sekolah nantinya.

"Tentu, tentu. Serahkan saja kepadaku."

Ketika aku mau mengambil ancang-ancang ke tempat duduk yang disediakan di motor untuk penumpang, Peter menyuruhku untuk tidak dulu melakukannya.

"Kenapa?" tanyaku.

"Nana-mu."

"Kenapa dia?"

"Aku harus minta izin dulu kepadanya."

"Ya, ampun. You're so old school, Romanov." Meskipun begitu, aku tetap mengantarnya ke depan pintu rumah dan membiarkannya mengetuk.

Tak lama kemudian, Nana muncul sambil berkata, "Ada yang kau lupakan?-" dan berhenti tiba-tiba ketika menyadari Peter berada di hadapannya saat ini.

"Selamat pagi, Mrs. Schmidt." Sapanya sambil menyeringai, yang membuatku mengernyit karena tidak paham mengapa dia melakukannya. Apakah itu memang tipikal Peter? Entahlah.

"Pagi juga." Nana bergumam.

"Aku akan kembalikan Eva juga. Jadi, tenanglah. Tidak perlu menyuruh Lola dan Dean untuk mengikuti kami atau apalah yang sedang anda pikirkan sekarang. Dia aman." Manik Peter tidak mau pergi dari Nana walaupun wanita yang sudah asuh aku setiap kali kembali ke Astoria beberapa kali dahulu itu mengalihkan pandangannya ke tempat manapun yang ia bisa demi menjauh dari pandangan Peter.

Interaksi mereka berdua sangat aneh, aku tidak paham.

"Ya, ya, tentu." Gumam Nana lagi.

Peter beralih kepadaku. "Maaf sekali, Eva. Tapi, bisakah kau ke motor terlebih dahulu?" tanyanya dengan nada manis seperti yang selalu ia lakukan kepadaku sejak awal kami bertemu.

"Oh, ya, aku mau mengambil sesuatu di halaman situ." Tunjukku pada sela-sela dekat tumbuhan rindang yang memang ditanam oleh Nana dan dijaga hingga subur sekali.

Peter mengangguk seperti mengiyakan perkataan anak kecil yang izin mau pergi ke suatu tempat sendirian karena merasa tidak ada masalah.

Aku berniat lama-lama di dekat mereka karena aku penasaran apa yang dimaksud dengan Peter, Nana dan semua ini. Jadi, disinilah aku, mencoba untuk menguping pembicaraan mereka meskipun aku tahu itu tidak baik sama sekali.

The HollowWhere stories live. Discover now