+2. welcome to you

68 14 2
                                    

Dengan perasaan campur aduk yang muncul begitu saja, aku mendekat kepada Peter dan duduk di kursi kosong yang--walaupun aku tidak mau merasa terlalu percaya diri--disediakan kepadaku.

"So, Rachel Green goes to school again?" dia bertanya dan aku memutar mataku, merasa dia harus berhenti sekarang karena aku sudah malu. "What am I? Ross?"

"Oh, shut up." Aku menyuruhnya untuk diam dan dia langsung mematuhi perkataanku.

Tak lama kemudian, aku melihat Miss Claire muncul dengan beberapa buku yang terbilang cukup tebal di pelukannya. Dia mulai mengenalkan dirinya dengan singkat, menyadari ada aku disini dan suasana kelas masih agak ramai karena dia sedang berbasa-basi.

"Oh, saudaranya Adrian, ya." Miss Claire menaruh buku-bukunya di atas meja sambil melihat ke arah Peter yang tampaknya ingin menghilang ke dalam bumi tanpa harus terbakar kalau bisa. Maksudku, wajahnya benar-benar seperti orang yang ingin membuat dirinya hilang dari siapapun.

Peter melihat ke arahku dengan wajah dinginnya dan bergumam, "Kalau bisa menghilang, aku akan pilih itu."

Aku terkekeh sekilas dan dengan suara yang sangat kecil karena Miss Claire masih menatap ke arah Peter yang belum juga menjawab pertanyaannya.

Tahu Miss Claire tidak akan berhenti membelalak kepadanya sebelum dia menjawab, akhirnya dia buka mulutnya itu.

"Ya, memang."

"Itu sudah lengkap atau kami masih harus bersiap menerima Romanov lain?" Miss Claire mengguyon, meski aku melihat Peter tidak bereaksi sama sekali dengan candaannya itu.

"Tidak. Aku yang terakhir, tenang saja."

Miss Claire kemudian mengangguk mengerti dan menyudahi basa-basinya itu, lalu beralih kepada materi yang akan ia bawakan hari ini. Sedangkan aku menatap Peter dan melihatnya dengan tidak percaya kalau dia punya kembaran.

"Bukan kembaran sekali sih. Mereka mengadopsi beberapa anak."

"Orang tuamu?"

"Ya, kalau kau menyebutnya begitu."

"Baiklah! Baiklah! Sudahi percakapan kalian dan simak. Untuk beberapa waktu ke depan, aku ingin meminta kalian untuk temukan puisi dari era Victoria." Miss Claire tiba-tiba saja bersuara dan membuat kami semua menatapnya untuk mulai mencari bacaan yang akan kami jadikan tugas kali ini.

"Miss." Peter mengangkat tangannya dan seluruh siswa yang berada didalam kelas itu langsung melihatnya dengan tidak percaya dia sudah punya bacaan yang dihafalkan.

"Ya, Romanov?" Miss Claire menunjuknya untuk bersuara kembali.

"Harus di beberapa tempat tertentu atau boleh diambil dari puisi apapun yang dibuat pada era itu?"

"Apapun. Tapi, banyak bacaan yang sudah hilang dari era itu. Kau yakin sekali bacaan yang kau temukan benar adanya?"

"Oh, tentu." Anehnya aku bisa melihat Peter menyeringai, yang langsung saja menghilang saat aku mengedip untuk memastikan pandanganku saat ini. "Benar-benar bisa dipercaya." Tekannya.

"Lagak sekali kau, Romanov." Miss Claire terkekeh.

"Pengelana, Miss." Peter benar-benar bergaya seolah dia sudah hidup selama itu dan dia terkekeh setelahnya.

Miss Claire mempersilakannya untuk 'membacakan' miliknya saking tidak percayanya dengan tingkat kepercayaan diri Peter yang luar biasa.

"Ada yang tersembunyi dalam Kota Konigsberg ini,
Menyusuri jalanannya dalam sunyi,
Berharap pada yang mati,
Kalau si cantik bisa hidup kembali.

The HollowWhere stories live. Discover now