17. Area Pangkalan Militer

Start from the beginning
                                    

  "Setelah melakukan perjalanan melelahkan tadi, aku menyadari sesuatu.. kita tidak benar benar tersesat. Kita tidak sendirian di tempat ini. Ini adalah jalur pendaki yang ditutup untuk membangun pangkalan militer." Jawab Yohan.

  "Hah?"

    Yohan menghela nafas, "kesimpulannya, kita ada di dalam sini.. di dalam pangkalan militer. Lebih tepatnya ada di bekas area latihan tembak." Lalu Yohan menunjuk sesuatu yang baru mereka sadari, ada sebuah rumah kecil tak jauh dari tempat mereka berdiri, lampu rumah itu menyala, seakan memang ada penghuninya.

  "Bagaimana kau menemukan tempat ini?" Tanya Changbin yang segera berjalan cepat membawa Serim untuk istirahat disana.

  "Aku melihat ada asap yang keluar dari sana tadi malam." Jawab Yohan.

  "Kenapa kau tak mengatakannya lebih cepat?!" Tanya Yeonjun emosi.

  "Aku ingin memastikan sesuatu terlebih dahulu." Jawab Yohan.

 
    Mereka mengetuk pintu rumah itu dan seorang pria tua membukakan pintunya. Dia melihat keheranan anak anak itu, namun segera setelahnya dia segera mengijinkan mereka masuk karena melihat salah satu dari mereka terbaring di atas tandu dengan luka luka yang cukup parah. Ketika mereka masuk, keduanya menemukan Wooyoung dan San terbaring di atas karpet dengan banyak balutan perban di lengan dan kepala mereka. Ada seorang wanita tua yang duduk di antara keduanya sambil berkala mengusap wajah keduanya dengan air.

  "Apakah kalian para pendaki juga?" Tanya wanita itu.

  "Bukan—"

  "Benar, kami tersesat." Yohan menyela ucapan Yeonjun.

  "Apakah kedua anak ini juga teman kalian?" Tanyanya lagi. Dia beranjak dan mulai mengobati luka kepala Serim.

  "Benar, kami mencari cari keduanya seharian ini." Kata Yohan dengan nada seperti orang yang emang minta dikasihani.

  "Kasihan sekali kalian." Ucapnya.

 
    Changbin jelas kebingungan sekali dengan situasi membagongkan ini. Katanya mereka ada di dalam pangkalan militer, terus kok ada dua orang manusia di dalam hutan ini? Dari isi rumah itu, Changbin bahkan langsung tau jika keduanya memang tinggal di tempat ini. Pertanyaan pertama yang ditanyakan oleh wanita tua itu juga mengganggunya, kenapa dia langsung menyangka mereka pendaki? Lalu kenapa mereka mengijinkan anak anak ini masuk begitu saja ke dalam rumah?

  "Mereka kunci hutan dan gunung Rejowerno, Bin." Yohan berucap pelan.

  "Kalaupun kamu bilang gitu, kenapa rumah mereka ada di dalam kawasan pangkalan militer, anjir?" Tanya Changbin.

  "Mereka nggak tau. Juga alasan kenapa mereka mengira kita pendaki adalah mereka tidak diberitahu jika jalur pendakian ini sudah ditutup lama. Kau lihat? Rumah mereka jauh dari jalur utama, aku rasa mereka memang membangun rumah disini untuk mereka yang tersesat." Jawab Yohan.

  "Oh, astaga," suara serak wanita itu terdengar, "kau mengingatkanku pada seseorang." Ucapnya sambil menepuk pipi Yeosang. Pemuda itu tersenyum tipis sambil menggenggam tangan keriput wanita itu.

  "Apakah begitu mirip?" Tanya Yeosang.

    Wanita itu tertawa, "aku sudah terlalu tua untuk mengingatnya."

    Pria yang mereka yakini adalah suami wanita itu masuk ke dalam rumah membawa sebuah wadah yang berisi sesuatu yang aneh(?) sesuatu itu bewarna hijau dan sedikit berlendir.

  "Ini obat herbal, aku baru saja menumbuk dan merebusnya, apakah kalian baru melihatnya?" Tanya pria itu.

  "Ini pertama kalinya." Jawab Yunho ramah.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanWhere stories live. Discover now