Chapter 10: Rasa

177 19 7
                                    

Note:
Hai guys...
I'm back and I'm survive...
dan... semoga kalian suka...
-----------------------------------------

Kehamilan minggu ke-21

"Jean..." Pieck memanggil namanya dengan halus dan merasakan senggolan kecil di dadanya, "Honey..."

"Hmm..." Jean mengeram pelan, menjawab panggilannya dan mengeratkan pelukannya pada Pieck.

"Babe... Aku bermimpi.."

"Hmmm... mimpi apa?" Jean menjawab dengan suara parau, menenggelamkan wajahnya pada belakang leher Pieck.

"Umm... Aku bermimpi,... makan ayam goreng dengan saus keju.. dan itu terasa begitu nyata..."

"Apa?" Jean hanya mengernyitkan dahinya dan belum membuka matanya.

"Honey..." Pieck memanggil dengan nada menggoda, "Aku mau makan ayam goreng dengan saus keju."

Jean bergerak sedikit dari posisinya, membuka satu matanya dan melirik jam yang ada di meja samping tempat tidur. "Babe... ini jam 3 pagi."

Pieck mengerucutkan bibirnya, "Tapi aku ingin itu... Kau bilang,.. kau mencintaiku." dan memberikan tatapan memohon kepada Jean.

Jean tidak bisa melakukan apapun, dia merasa tidak berdaya. "Oke... baiklah." dia bangun dari tempat tidurnya, seketika wajah Pieck berubah menjadi cerah dan mata yang berbinar.

"Tunggu..." Pieck memegang lengan Jean dan menghentikannya untuk turun dari tempat tidur. Dia menangkup wajah Jean dan mencium bibirnya sejenak, "Terima kasih dan aku mencintaimu."

Jean benar-benar tidak bisa berkutik saat Pieck memberikan senyum cerah dan mata berbinarnya. Jean akan melakukan apapun agar bisa selalu melihat kebahagian itu. Aneh rasanya, dia tidak pernah berfikir untuk memiliki seseorang yang akan menjadi masa depannya. Mengesampingkan hal itu, dia bahkan tidak pernah berpikir untuk jatuh cinta.

Jean tidak akan berbohong pada dirinya sendiri jika ya... dia memang tertarik pada Pieck ketika pertama kali bertemu dengan wanita mungil itu. Tapi... jatuh cinta? dia bahkan tidak pernah berfikir sampai ke sana.

Membangun sebuah keluarga, bahkan akan memiliki seorang putra. Ini benar-benar tidak terduga, Jean sangat bahagia hingga sempat berfikir apakah dia pantas mendapatkan semua kebahagiaan ini?

Ketika dia mendengar tentang kehamilan Pieck, dia hanya perfikir tentang tanggung jawab. Apapun itu, dia tetaplah ayah dari bayi yang ada di kandungan Pieck. Dia merasa khawatir dan ragu terhadap dirinya sendiri, dia khawatir jika dia tidak akan bisa menjadi ayah yang baik.

Jatuh cinta pada Pieck adalah hal terbaik yang pernah dia rasakan, dia mencintainya, dia mencintai putranya lebih daripada yang pernah dia rasakan sehingga membuatnya takut. Dia takut akan luka, dia takut akan kehilangan, dia takut jika suatu hari kebahagian itu akan menghilang, dia merasa... takut.

Jean sangat bahagia tapi dia juga merasa takut. Ketika manusia belajar untuk merasakan cinta, mereka juga belajar untuk merasakan takut dan dari rasa takut itu, manusia belajar untuk menjadi berani. Berani untuk melindungi apa yang mereka sayangi dan mempertahankan kebahagian mereka.

Jean, dia akan melindungi segalanya, perasaaan ini, kebahagian ini, apapun akan dia lakukan untuk membuat Pieck, putranya dan keluarganya mempertahankan senyuman di wajah mereka dan tidak akan pernah melepaskannya.

Dia menatap Pieck yang sedang tersenyum senang dan menyeringai, "Aku tahu... apapun untukmu, cintaku... tapi,.. Aku akan butuh lebih dari itu."

"Umm..." Pieck menaikan salah satu alisnya, "Kita lihat nanti, setelah aku mendapatkan ayam gorengku."

Indo Ver. STUCK WITH YOU (JeanPiku AU fanfiction)Where stories live. Discover now