Chapter 8: Kepercayaan

309 34 10
                                    

Note:
Semoga kalian suka..
8.3K kata untuk kalian.
--------------------------------------------

Kehamilan minggu ke-18

Sudah dua minggu sejak ciuman itu, setiap hari mereka akan duduk di sofa ruang keluarga dan saling berpelukan. Pieck bersandar di sisi Jean, Jean yang merangkul punggungnya dan meletakan tangannya pada perut Pieck, mengelusnya. Pieck akan membelai janggut halusnya dan Jean yang membelai rambut hitamnya dengan mata mereka fokus ke layar TV.

Suatu hari Pieck berkomentar...

"Janggutmu mulai panjang." dia mengatakan itu tanpa menoleh dari layar TV.

"Aku akan bercukur."

"Hmm... jangan sampai habis ya."

"Oke..."

Dan di pagi harinya...

"Aku bercukur." Jean masuk ke dapur dan menunjukannya pada Pieck.

Pieck yang sedang menghadap kompor langsung menoleh dan berjalan kearah Jean, "Benarkah?"

"Hmm... sepertinya ada yang tersisa sedikit. Apa terlalu bersih?" Jean membungkuk sedikit.

Pieck menyentuh dagu dan rahang Jean, mengelusnya "Hmm... ini oke.. aku suka."

"Kau suka...?" tanya Jean memastikan.

Pieck menurunkan tangannya dan berjalan kembali ke depan kompor, menoleh sebentar "Ya.. aku suka." sambil tersenyum kearah Jean.

"Itu bagus." Jean merasa senang dengan hal itu dan Pieck hanya tertawa kecil.

Jean tidak mengatakan apapun atau menolak apapun, entah kenapa dia hanya bisa menuruti kemauan Pieck walupun itu bukanlah hal yang besar.

Ada saat dimana Jean mendengar Pieck mendesis dan memegang pinggangnya saat dia baru saja duduk di sofa.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Jean.

"Ya... pinggangku mulai terasa pegal dan lihat..." Pieck menunjuk kakinya, "kaki ku mulai bengkak."

Jean melihat kearah kaki Pieck, "hmm.. tunggu." tiba-tiba dia berdiri, berjalan menuju kamarnya dan membawa beberapa bantal dan meletakannya bersandar di lengan sofa.

"bersandarlah di sini." Dia meminta Pieck untuk bersadar di bantal-bantal itu dan menopang pinggangnya, membuat Pieck duduk menyamping.

Jean duduk tidak jauh darinya, mengangkat kaki Pieck dan meletakannya di pahanya, memijat kaki Pieck yang bengkak.

"Bagaimana?" Jean menoleh kearah Pieck dan mendapati wanita itu menatapnya hangat dengan senyuman di wajahnya.

"Ini lebih baik."

Jean tersenyum, "itu bagus."

Terkadang mereka hanya bersantai sambil mengobrol ataupun nonton film, Pieck akan membicarakan masa lalunya, seperti bagaimana masa saat dia bersama ibunya atau saat dia tak bisa lepas dari permainan mario bros di game konsol nintendo berstiker Powerpuff Girls miliknya.

"Awalnya aku mencoba memainkannya agar tidak selalu teringat ibuku, tapi aku menjadi tidak bisa lepas dari permainan itu."

"Berapa lama kau memainkannya?" Jean bertanya dengan kerutan di dahinya.

"Aku mulai memainkannya saat umur 9 tahun,..." Pieck berfikir sejenak, "...aku rasa berbulan-bulan, hampir setahun. Ayah sempat merasa jengkel padaku, karena aku lebih suka bermain permainan itu daripada melakukan kegiatan yang lain atau bahkan berinteraksi dengan orang."

Indo Ver. STUCK WITH YOU (JeanPiku AU fanfiction)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें