Chapter 6: Bahagia

267 35 39
                                    

Note:
Semoga kalian suka..
6.3K kata buat kalian...
TOLONG BACA NOTE DI AKHIR CERITA YA...
--------------------------------------

Kehamilan minggu ke-14

Jean bangun di hari sabtu pagi dengan keadaan masih merasa letih. Sindrom yang dia alami mulai membaik namun dia masih sering merasakan mual dan lelah. Dia keluar dari kamarnya menuju dapur, dari jauh dia bisa melihat wanita mungil berambut hitam itu sudah berada disana. Sejak dia mengalami sindrom ini, Pieck selalu yang lebih dulu bangun daripada dirinya.

"Hai.. pagi..." Jean menyapanya yang membuatnya menoleh kearahnya.

"Pagi..." Pieck tersenyum saat dia melihatnya berjalan menuju kitchen island. "Kopi?" Pieck menawarinya.

"Ya..." Jean mejawabnya dengan lembut sambil tersenyum.

Jean bisa melihat wanita itu mulai bergerak kesana-kemari, menyiapkan kopi yang dimintanya. Dia memperhatikannya dengan seksama, mata Jean tidak lepas dari pergerakan Pieck. Entah kenapa Jean merasa jika Pieck terlihat berbeda, dia terlihat begitu cerah, kulitnya begitu bersih dan putih, rambut hitamnya berkilau tergerai indah, dia bisa melihat rona di pipinya dan senyuman dibibirnya yang berwarna merah muda.

'apa dia memakai riasan?' Jean sempat berpikiran begitu, tapi dia merasa jika Pieck tidak pernah memakai riasan jika di rumah atau bahkan keluar rumah. Jean hanya pernah melihatnya menggunakan riasan saat bekerja dan saat pernikahan mereka, itupun hanya riasan yang tipis.

Jean menyeryitkan dahinya sedikit, 'Apa ini yang disebut pregnancy glow?' Jean sering membaca artikel tentang kehamilan di ponselnya, dia merasa juga perlu mengetahuinya jika suatu hari Pieck membutuhkan bantuannya.

Tanpa Jean sadari dia tersenyum lembut dan matanya masih tertuju pada Pieck yang sekarang bergerak untuk mengambil cangkir, 'Dia sangat cantik.' Jean bahkan tidak sadar jika kata-kata itu muncul di benaknya.

Pieck menoleh kearah Jean yang masih tersenyum manatapnya, "Apa yang kau lakukan?" Pieck mengeryitkan dahinya, "Kenapa kau melihatku seperti itu?"

Jean tersadar, "Uhmmm.. tidak, tidak ada apa-apa." masih dengan senyuman lembutnya.

Pieck tertawa kecil, "Dasar aneh." dan tersenyum.

'Ya tuhan... senyuman itu.' Jean tersentak, terkesima saat dia melihat senyuman Pieck yang begitu cerah.

Pieck berjalan menuju mesin pembuat kopi dan menuangkan kopi milik Jean, "Aku rasa kita harus pergi berbelanja, stok kita sudah mulai habis." Pieck berjalan ke samping Jean dan meletakan kopi itu didepanya.

Jean mengambil cangkir itu, "Bagaimana kalau sore? jam 11 nanti aku akan pergi bertemu dengan Connie dan yang lainnya di restoran milik pacar Sasha, aku akan kembali siang hari sekitar jam 2 siang dan setelah itu kita bisa pergi. Apakah tidak apa-apa?" dia menyeruput kopinya.

Jean bisa melihat jika Pieck sedang berpikir, "Hmm... Tidak apa-apa." Pieck mengangguk menyetujui rencananya.

"Atau... bagaimana jika kau ikut? Kita bisa langsung pergi setelah itu." Jean menatap Pieck yang ada di sampingnya.

Pieck menggelengkan kepalanya, "Tidak... Aku akan menunggu di rumah saja, kau pergilah... aku rasa sudah lama kau tidak menghabiskan waktu dengan mereka." dia melemparkan senyuman manis itu kearah Jean.

Jean menaikan sudut bibirnya dan mengangguk, "Okay... aku akan kembali sekitar jam 2 siang."

Pieck hanya mengangguk, berbalik dan beranjak dari samping Jean. Sesaat Jean bisa mencium aroma lembut dan segar dari Pieck yang membuat perhatiannya kembali tertuju pada pergerakan Pieck, menatapnya dan tidak melepaskan pandangannya.

Indo Ver. STUCK WITH YOU (JeanPiku AU fanfiction)Where stories live. Discover now