IV. Gone

221 23 4
                                    

"Apa sih?" Jaemin mengernyitkan dahinya, tidak mengerti arah pembicaraan Mark. Lebih tepatnya berpura-pura.

"Kalian nyembunyiin apa dari gue? It was too obvious."

"Stop looking at me with dirty look, Mark. I have nothing to tell you."

"Whatever, I will find it by myself."

Mark mendecih kesal, meninggalkan Jaemin yang sedikit kebingungan dan merasa bersalah. Tapi jika dipikir-pikir, Mark penyebab utama dari segala kejadian yang timbul sekarang dan beberapa tahun belakangan. Jadi apa untungnya juga untuk Jaemin memberi tahu kebenaran padanya?

Kepala Jaemin masih sakit. Ia berpamitan singkat ke Haechan melalui ponselnya sebelum kakinya melangkah menuju unit kesehatan, setidaknya tidur lima belas menit bisa menyembuhkan sakit kepala Jaemin. Sepulang sekolah nanti ia masih harus berbicara kepada teman-temannya yang lain, perihal Sarah dan Sara.

Di lain tempat, Mark berjalan dengan hati kesal. Kepalanya dipenuhi ribuan pertanyaan dan sumpah serapah untuk teman-temannya, terutama Jaemin. Memangnya kurang lama apa pertemanan mereka sampai harus ada sesuatu yang sangat krusial dan rahasia hingga Mark tidak boleh tahu sedikit pun? Tidak adil dan menyebalkan. Laki-laki dengan rambut warna legam itu menendang beberapa kerikil di depan  kakinya, langkahnya tidak pasti menuju ke arah parkiran mobil. Tempat tersepi di sekolah ini yang biasa ia jadikan tempat merokok bersama beberapa teman dekatnya.

"Halo."

Mark terkesiap. Bulu kuduknya mendadak berdiri tegak, karena suara itu bukan suara yang asing baginya. Namun anehnya, ia tidak pernah mendengar suara itu sebelumnya. Siapakah empunya suara itu? Lorong menuju parkiran kosong melompong, langit mendadak diisi gemuruh dan awan pekat.

"Who's there?" Mendadak suara laki-laki itu tercekat dan terasa serak.

"Aren't you curious why your friends keep hiding something from you?"

"Lo siapa anjir? Kok bisa tau masalah gue?" Mark mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lorong. Nihil. Tidak ada siapapun di sana.

"Lo itu pembunuh, Mark Lee."

"Nggak lucu, ya! Lo kalo mau ngajak ribut sama gue mending keluar! Don't be a pussy and face me right here!"

"Oh, ternyata ingatan lo sengaja dihilangkan ya? I pity you."

"Maksud lo apa anjing?? Mending lo keluar sekarang!"

"Jangan marah-marah dong, makin ganteng deh. Aduh kalo lo maksa, gue kasih deh sedikit spoiler tentang ingatan lo yang hilang."

Mark terdiam di tempat. Suara itu seakan membuatnya tunduk untuk tidak melawan dan hanya berdiam diri di lorong yang sepi.

"Apa lo nggak pernah bertanya-tanya kenapa cuma lo yang nggak dikasih tau tentang sepupu Renjun itu?"

"Tapi Jaemin juga nggak tau soal itu,"

"Karena ingatan lo berdua dihapus paksa. Lo nggak pernah inget kan apa yang terjadi satu tahun belakangan?"

TRAUMATIC [Na Jaemin]Where stories live. Discover now