15. Sesuai Rencana?

Start from the beginning
                                    

  "Bicaralah pada dirimu sendiri, Yohan." Yeonjun menyela.

 
    Mengikuti intruksi Yohan, mereka menuju ke dekat sungai. Beberapa bertugas untuk merebus air, beberapa diminta untuk menjaga Serim, beberapa diminta mengumpulkan ranting dan dahan pohon untuk dibakar, beberapa juga mengumpulkan buah buahan.

    Wooyoung begitu khawatir karena Serim tampak kesakitan. Malam pun tiba, hanya api yang menjadi teman mereka di hutan luas itu.

  "Kita akan bergiliran untuk jaga malam. Nanti aku duluan nggak apa apa." Kata Yeonjun.

  "Jangan, Yeon. Lukamu lumayan parah, biar aku aja. Aku cuma gores dikit." Kata San.

  "San benar. Aku akan jaga juga, kau tidurlah." Kata Yunho.

    Tak bisa menolak itu, Yeonjun mengangguk karena tubuhnya memang begitu sakit. Setengah jam berlalu, semua orang selain Yunho dan San sudah pada tidur. San menatap fokus pada Yunho yang membuat sebuah pisau menggunakan bebatuan.

  "Kau benar benar bisa segalanya, Yunho!" Kata San.

    Yunho tertawa, "seorang teman mengajarkannya padaku. Dia seorang pandai besi yang berbakat."

  "Lain kali, kenalkan temanmu itu padaku. Keahlian seperti ini pasti sangat berguna untuk bertahan hidup." Kata San.

    Yunho terdiam untuk beberapa saat sebelum tersenyum, "dia sudah mati."

  "Oh, maafkan aku Yunho. Sungguh.. aku minta maaf." Kata San panik.

    Yunho justru ketawa, "itu memang mengerikan namun secara bersamaan, aku bersyukur karena bisa membicarakannya denganmu."

  "Jika boleh tau, dia meninggal karena apa?" Tanya San.

  "Takdir." Jawab Yunho, San mau marah sebenarnya, tapi nggak jadi, soalnya dari awal dia yang salah ngomong.
 

  "Menurutmu, kita bisa pulang, nggak?" Tanya Yunho.

  "Entahlah. Aku sebenarnya juga nggak tau bisa pulang atau nggak. Tapi sebelum berangkat kemah aku udah minta maaf ke seluruh keluargaku, kok :v" Jawab San.

  "Optimis banget kalo bakal mati kamu." Kata Yunho.

    San ketawa, "habis gimana lagi."

  "Kau ingin mendengar sebuah rahasia, San?" Tanya Yunho.

  "Rahasia apa?" Tanya San.

  "Sebelumnya, kau tau maksud rahasia itu, kan?" Tanya Yunho balik.

  "Kau tak boleh biang pada sembarang orang." Jawab San.

    Yunho mengangguk, "saat kau datang ke Rejowerno untuk pertama kalinya, kau bertemu dengan Yeosang di dalam kereta—setidaknya Yeosang melihatmu tapi kau tidak."

  "Hah?! Benarkah?!" San refleks berteriak, namun segera dia tutup mulutnya. Untung nggak ada yang bangun.

    Yunho mengangguk. "Dia pergi ke kota saat liburan semester satu."

  "Apakah dia memiliki keluarga di kota? Atau dia hanya berjalan jalan?" Tanya San.

  "Nah, ini rahasianya dan kau tak boleh bilang pada siapapun. Jujur awalnya aku tak tau apa gerangan dia pergi ke kota, namun setahuku dia ingin mengembalikan sesuatu yang dititipkan padanya oleh leluhur seseorang." Jawab Yunho.

    San jelas menekuk alis tak paham.

  "Dan kau tau apa? Sebenarnya barang titipan itu dititipkan kepada leluhurmu, namun belum sempat itu dilaksanakan, Ayahmu lebih dulu terbunuh oleh para sekte itu, dan Yeosang-lah yang dipilih untuk mengembalikannya—Yeosang dipilih bahkan ketika dia masih bayi. Aku tak tau hubungan antara Yeosang dan leluhurmu, San.. tapi aku rasa Yeosang adalah orang yang paling dia percaya. Setelah pulang dari kota, entah bagaimana Yeosang dan Yohan jadi sedekat itu." Jelas Yunho.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanWhere stories live. Discover now