01 : jangan pernah berharap

7.6K 644 89
                                    

Ayo tinggalkan jejak untuk mengapresiasi karya pertama aku^^

"Semua orang pasti mempunyai harapan dan mereka tentu menginginkan harapan itu bisa terkabul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Semua orang pasti mempunyai harapan dan mereka tentu menginginkan harapan itu bisa terkabul."

-------- D a i l y  N i - k i ---------

BUGH!

"Anak bodoh! sudah bagus kau masih bisa tinggal di rumah ini dan tidak kuusir. Tapi apa?! Kau terus-terusan membuat masalah." seorang pria kini tengah memukuli sang adik.

"Mengapa kau selalu membuat masalah? Tidak bisakah kau diam dan membuat ketenangan di rumah ini."

"Kau hanya anak pembawa sial, Tidak berguna! Kau seperti sampah yang seharusnya dibuang."

BUGH!

BUGH!

BUGH!

"Abang, tolong hentikan. Sakit ..."

PLAK!

Pria itu menampar adiknya sangat kencang.

"Berbuhubung sekarang aku sedang berbaik hati jadi aku lepaskan kau sekarang Ni-ki." Ucap Jay menendang Ni-ki lalu pergi tidak lupa mengunci pintu kamar ni-ki.

"Uhuk ... uhuk!"

Ni-ki terbatuk-batuk mengeluarkan sedikit darah dari mulutnya.

"Shh ... sakit banget Jay hyung keren. tendangannya bisa bikin Ni-ki sampe batuk berdarah.

Ni-ki berusaha bangun dengan memegang meja sebagai tumpuan.

"Baru aja kemarin diobatin, udah luka-luka lagi aja." Gumam Ni-ki menatap luka-lukanya dengan sendu

Ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan luka-luka ditubuh dan wajahnya itu.


"Habis dari mana kau?" Tanya Heeseung dia kakak tertua.

"Memukuli si anak tidak berguna itu."

"Yang lain pada kemana?"

"Jungwon pergi ke minimarket  bersama Sunoo. Jake dan Sunghoon sedang bermain game di kamar Sunghoon."

"Oh, yaudah kalau begitu aku pergi dulu."

"Mau kemana kau?"

"Ada janji, Ingin menemui teman-temanku sdku."

"Oke, eh apa kau mengunci si anak sialan itu?"

"Iya, aku menguncinya kenapa?"

"Kuncinya mana? aku ingin melihat anak itu."

Jay memberikan kunci kamar Ni-ki ke Heeseung.

"Terimakasih." Setelah mengucapkan terimakasih Heeseung langsung melangkah pergi ke kamar Ni-ki.

Cklek

Pintu kamar Ni-ki terbuka. Heeseung mengedarkan pandangannya tapi nihil, tidak ada Ni-ki.

"Ni-ki kau dimana?!" Teriak Heeseung menggema di ruangan.

"Ni-ki di kamar mandi bang." Jawab Ni-ki pelan

Mendengar Ni-ki yang sedang berada di kamar mandi. Heeseung menggedor pintu kamar mandi dengan kencang.

"BUKA! JIKA KAU TIDAK MEMBUKANYA AKAN KUPASTIKAN KAU AKAN MENYESALINYA."

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Ni-ki yang terlihat lemas.

"KAU MENGOBATI LUKANYA?!"

"Memangnya aku tidak boleh mengobati luka-lukaku?" Jawab Ni-ki terdengar menyebalkan di telinga Heeseung.

"Kau berani melawanku hm?" matanya menatap tajam Ni-ki, Ia menarik Ni-ki sampai terhempas dan terbentur kursi belajarnya.

Heeseung mencengkram dagu Ni-ki dengan kuat membuat Ni-ki meringis dan berfikir luka-lukanya baru saja diobati. tapi, sekarang dia harus mendapat luka-luka lagi dari kakak tertuanya itu.

Heeseung menarik kepala Ni-ki dan membenturkannya ke dinding kamarnya beberapa kali. Membuat Ni-ki memejamkan matanya, Ia ingin sekali berteriak menyalurkan rasa sakitnya tapi tidak bisa. Jika ia berteriak sudah pasti kakaknya itu akan semakin menjadi-jadi.

"Kau membuat kesalahan apa sampai-sampai Jay menghukummu?" Heeseung berbisik tepat di samping telinga anak itu.

"Aku telat mengambilkan teh, Karena saat itu aku sedang mengumpulkan pr yang harus dikumpulkan saat itu juga."

"Apa prmu itu lebih penting dari Jay hm?" Heeseung mencekik Ni-ki membuat dirinya kesulitan bernafas dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Heeseung.

"B-bukan seperti itu ... aku tidak bermaksud-"

Heeseung menghempaskan Ni-ki dengan kasar. Sampai Ni-ki tersungkur lalu ia menginjak tangan anak malang itu.

"AKH HYUNG!" Teriak Ni-ki tidak bisa menahan rasa sakitnya.

Keaadaan Ni-ki sangat miris sekarang jika orang-orang melihat keadaannya sudah dipastikan orang-orang itu akan turut perihatin. Ya kecuali orang-orang yang tidak mempunyai perasaan dan belas kasih seperti kakak-kakaknya.

Ni-ki menatap ke arah tangannya yang sudah lecet akibat injakan dari kaki hyungnya itu.

Heeseung adalah hyung tertua di keluarganya, dia yang mengatur semua keperluan di rumah. Terutama untuk Ni-ki, anak itu selalu dalam kendalinya.

Ni-ki tidak boleh sama sekali membalas, kalau dia berani membalas akan dipastikan dirinya sudah menjadi gelandangan di luar sana.

"H-hyung tolong hentikan semua ini ... sampai kapan kau akan memperilakukanku seperti ini?" Lirih Ni-ki kepalanya terasa sangat pusing Rasanya ia ingin pingsan saja.

"Sampai kapan aku memperilakukanmu seperti ini? Tentu saja sampai kau tiada dari dunia ini. Jadi jangan pernah berharap aku akan memperilakukanmu bagai seorang raja, Kau mengerti?" Sentak Heeseung penuh penekanan disetiap kalimatnya.

 Jadi jangan pernah berharap aku akan memperilakukanmu bagai seorang raja, Kau mengerti?" Sentak Heeseung penuh penekanan disetiap kalimatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note: semua cerita dan sifat tokoh di book ini hanya fiktif jadi jangan dibawa ke rl ok.

daily ni-ki | enhypen [✓]Where stories live. Discover now