11 • Tetap Dalam Jiwa

301 57 7
                                    

Nugi menyukai videonya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nugi menyukai videonya.

Hanya videonya saja, bukan pada lirik apalagi pada si pembuatnya, meskipun mungkin kalau aku punya sihir, aku akan mengubah tulisannya dari 'Nugi liked your video' menjadi 'Nugi like you'.

Tapi tidak apa, setidaknya aku berani untuk jujur sebelum kembali menyukai dia diam-diam, di belakang panggung hidupnya dan tanpa pergerakan yang pasti. Karena aku lebih nyaman ketika semuanya berjalan sebagaimana mestinya.

Dekat semestinya, jauh seperti biasanya.

Karena aku tidak masalah walau hanya bisa melihat dia praktik ibadah haji dari kejauhan. Aku tidak masalah kalau harus pura-pura ke kantin agar bisa lihat Nugi dicukur dengan kain ihram di depan mushala. Aku tidak masalah harus mengelilingi sekolah dengan alasan absensi meja piket, hanya demi memastikan kalau dia masuk kelas.

Aku tidak masalah dengan itu semua, karena sejak awal pun aku tidak pernah benar-benar melihatnya dari dekat.

Toh dulu pun kami saling mengenal karena kepentingan lomba, kami jauh lagi karena berbeda kelas. Kalau setelah ini dia lupa denganku dan kami berjalan masing-masing mungkin aku tidak akan terkejut, karena tidak ada yang istimewa dari pertemuan kami berdua.

Di pertengahan kelas 9 Nugi pun semakin terlihat mustahil dengan keikutsertaannya menjadi bagian dari KIR. Dia berhasil membuat namanya ditulis besar-besar di koran kota karena prestasinya membuat tempat sampah dengan sensor otomatis.

Mungkin orang akan bilang kalau ini terlihat tidak adil, karena tepat setelah aku merasa dekat dan bisa menggapainya, aku malah menghadapi jurang yang membuat langkahku lagi-lagi berhenti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mungkin orang akan bilang kalau ini terlihat tidak adil, karena tepat setelah aku merasa dekat dan bisa menggapainya, aku malah menghadapi jurang yang membuat langkahku lagi-lagi berhenti. Bahkan ketika Nugi benar-benar terlihat dekat waktu kami tidak sengaja bertemu di tukang fotokopi depan sekolah, aku tidak merasa bisa melihatnya sebagaimana aku melihat dia dulu.

Nugi tidak sepenuhnya berubah, dia tetap haha-hihi dan kelihatan dekat dengan siapa saja, pun dengan abang fotokopi yang biasanya melayani para pembeli dengan wajah datar.

Nugi juga tetap perhatian dengan siapa saja, dan kali ini- dermawan.

Ah, aku yang bodoh karena membiarkan dia meminjamkan uang. Gara-gara dana yang kubawa dari bendahara kelas ternyata tidak cukup untuk membeli peralatan dekorasi kartini.

Nuginara [END]Where stories live. Discover now