Episode 6

909 91 33
                                    

Dokja berhasrat untuk melarikan diri dari Joonghyuk karena bagaimana pun juga Joonghyuk belum membebaskan putri bawah laut dan malah ingin melakukan hal yang belum pernah dilakukan di tempat yang tidak lembut.

[ Kalaupun dia mencoba kabur, aku tidak akan membiarkannya, minimal kakinya tidak bisa berlari... ]

Joonghyuk menatap pintu di hadapannya dengan sangat serius yang mana jika siapa saja yang melihatnya akan berpikir bahwa pria di depannya ini sedang memikirkan cara untuk membuka pintu, padahal bukan itu yang dia pikirkan.

Dokja berusaha keras menemukan solusi terbaik yang sekiranya dapat membuat Joonghyuk tidak berminat dengan pikirannya itu.

"Apa Anda menduga bahwa pintu ini adalah pintu yang terhubung dengan ruangan yang Anda tuju?"

Joonghyuk meliriknya dengan perasaan tak menyenangkan yang langsung membuat Dokja gelisah.

Lalu dalam sekejap mata sudut bibir Joonghyuk naik membentuk senyuman yang membuat perasaan Dokja semakin tidak karuan.

"Ada apa Joonghyuk? Apakah Anda ingin saya yang membuka pintu ini?"
Suara Dokja sedikit bergetar, debaran jantungnya sangat cepat, dan suhu di jari-jari kakinya menurun drastis.

Joonghyuk kembali menatap pintu.
"Tidak. Aku yang akan membukanya."
Tangan kiri Joonghyuk meninju pintu itu sampai hancur.

Sebuah ruangan yang cukup besar dengan seorang wanita cantik jelita yang kedua tangannya dirantai dan kaki yang terikat terlihat di samping kanan ruangan.

Dokja mengikuti di belakang Joonghyuk mendekat ke wanita itu, yang Dokja tebak adalah putri bawah laut.

Clang! Zzep!

Joonghyuk menangkap wanita itu yang ternyata tak sadarkan diri sebelum wanita itu jatuh ke lantai.

"Kita langsung bergerak?"
Tanya Dokja setelah Joonghyuk keluar dari ruangan dan menyandarkan wanita itu di tong besar.

Tidak ada sahutan.

Tapi tangan Dokja ditarik Joonghyuk menuju ke bagian yang sebelumnya sudah mereka lewati.

"Joonghyuk? Apa yang Anda lakukan? Kenapa wanita itu ditinggal di sana? Uakh!"
Punggung Dokja membentur dinding gua setelah Joonghyuk mendorongnya tanpa melepaskan tautan tangannya.

"Saya pikir Anda hanya akan melakukannya dengan perempuan setelah dua kali melakukannya dengan saya."

Joonghyuk memegang dagu Dokja.
"Kau bilang apa?"

Dokja tidak bisa langsung menjawab karena salah satu lutut Joonghyuk menekan tiga serangkainya.
"Egh.. saya berpikir untuk mencarikan perempuan yang cocok—hmphh!"
Mulut Dokja disumpal bibir Joonghyuk.

Ciuman yang menuntut, bergairah, dan tergesa.

Seolah Joonghyuk melampiaskan kekesalan dan kemarahannya pada Dokja melalui ciumannya itu.

Hati Joonghyuk panas. Sangat tidak setuju dengan pemikiran Dokja.

"J-Joonghyuk! Lutut Anda—keughkh!"
Dokja mengeritkan giginya.

"Kau harus melakukan apa yang aku suruh kalau kau takut wanita itu akan datang kesini."
Kata Joonghyuk dengan nada rendah di samping telinga Dokja sambil tangannya bergerak mengarahkan tangan Dokja untuk melingkar di pinggangnya.

"Buka celanaku, Kim Dokja."

Dokja meneguk ludah sebelum menggerakkan kedua tangannya ke celana Joonghyuk.

Srettt

Berapa kali pun Dokja melihatnya, rasa takjub tak akan pernah hilang begitu terpampang di depan matanya secara keseluruhan.

Napas panas Joonghyuk menerpa pipi Dokja. Debaran jantungnya dan jantung Joonghyuk sama-sama keras dan sangat cepat seolah mereka sedang berlari dengan kecepatan di luar nalar.

Tinggi dan besar badan Dokja hampir dua kali lebih kecil daripada Joonghyuk. Namun itu bukan hal yang penting untuk dipedulikan karena semua itu tak akan ada artinya jika hasrat yang dimiliki begitu selaras satu sama lain.

Di waktu yang telah Dokja lalui sebelumnya tiada kaitannya dengan apa yang terjadi di masa sekarang.

Tidak pernah sekali pun dalam kepala Dokja terlintas pemikiran untuk melakukan kegiatan menuntaskan hasrat bersama Yoo Joonghyuk, idolanya.

Dirinya hanyalah seorang pembaca yang setia menunggu sampai cerita selesai. Tapi sekarang tidak mungkin Dokja membiarkan Joonghyuk menderita sendiri seperti di novel atau pun seperti yang ada di ingatannya.

"Haahh.. jangan berhenti.. Kim Dokja.. hahh..."
Ritme napas Joonghyuk, suara rendah Joonghyuk, otot perut Joonghyuk, semua yang ada pada Joonghyuk terekam jelas setiap kali dirinya melakukan penyatuan dengan Joonghyuk. Tidak. Kapan pun dirinya bersama Joonghyuk, semuanya terekam dengan baik di dalam bagian ingatan berharganya.

Dokja berusaha keras menggerakkan dua jarinya di dalam rektum Joonghyuk ketika pinggang rampingnya sendiri dibelai dan di sentuh dengan cara yang memprovokasi hasrat yang lebih besar.

Mola mola licik. Jiwa agresifnya lebih parah dari penyatuan yang sebelumnya.
Tangan kiri Dokja yang tadinya memegang pinggang Joonghyuk, kini pindah ke tiga serangkai mengerikan Joonghyuk yang dari tadi mengeluarkan semen.

"Kenapa Anda mengabaikan tiga serangkai Anda? Apakah Anda tidak merasa sakit menahannya sampai seperti ini?"

Joonghyuk menyandarkan dahinya ke dinding di depannya karena dirinya ingin segera mengubah posisi, namun Dokja belum berinisiatif mengubah posisi sehingga tubuhnya yang mulai kehilangan tenaga harus bertahan sedikit lebih lama dari yang dia perkirakan.

"?!"
Joonghyuk sangat kaget dengan gerakan tiba-tiba yang Dokja lakukan pada tubuhnya yang tadinya berdiri mengurung Dokja sekarang dadanya bertumpu pada dinding dengan kedua tangan ke belakang yang masing-masing pergelangannya dicengkeram erat oleh tangan Dokja.

"Anda harus memberitahu saya saat Anda ingin mengubah gaya."

Thrust! Fwap! Fwop! Glench!

Suara dari kegiatan mereka berdua terdengar menggema hampir seisi gua meskipun tidak sekuat di tempat mereka.

Selagi dua pria itu sibuk dengan kegiatan penyatuan, wanita cantik jelita yang tadinya tidak sadar sekarang sudah sadar dan langsung penasaran dengan suara aneh yang dia dengar.

Pelan-pelan dan penuh kehati-hatian wanita itu melangkah mendekat ke sumber suara aneh yang semakin aneh tiap menitnya.

Wow.. apakah seorang putri sepertiku pantas melihat hal seperti itu..?
Wajah wanita cantik jelita itu merah padam menyaksikan dua orang pria yang menawan itu melakukan hal yang super erotis.

.

.

.

Dokja membantu Joonghyuk memakai pakaian dengan terampil dalam waktu yang singkat.

"Anda memiliki kemampuan penyembuhan tingkat tinggi, itu benar-benar sangat bagus."
Ujar Dokja sesudah Joonghyuk rapi dan kemudian berjalan di belakang Joonghyuk menuju ke tempat wanita yang Dokja ketahui sebagai putri bawah laut berada.

Aura Joonghyuk teramat bagus sehingga membuat Dokja ingin meledak karena dirinya masih merasa letih setelah tiga serangkainya terus-terusan bekerja tanpa henti memenuhi permintaan Joonghyuk untuk menyentuh kesenangan Joonghyuk sampai Joonghyuk menyuruhnya berhenti.

[ Tekstur gua tak begitu bagus dipakai buat kegiatan penyatuan. Tetapi aku begitu bugar setelah menerima usahanya yang lebih bagus dari sebelumnya. ]

Dokja mengepalkan tangannya mencoba menetralkan perasaannya dengan segera sebab dirinya enggan merusak mood Joonghyuk.

"Oh? Kalian sudah selesai kan? Sepertinya kalianlah yang membasmi para bajak laut, dan aku ingin mengetahui nama kalian, apa boleh?"
Tanya wanita cantik jelita dengan pipi yang merona tipis.

Hah! Seharusnya saya tidak memercayai omongan Joonghyuk.

.
.
.
.

Bersambung

26 Desember 2021

Omniscient Reader Viewpoints/ORV [BL]Where stories live. Discover now