"Kalau begitu saya permisi dulu, silahkan dinikmati boss, mas." Ucap Sahyun telah berdiri dari duduknya.

"Kau tidak akan keluar sebelum membantu menghabiskan semua ini?" ucap Aru, dibalik kelelahannya masih terselip ide jahilnya.

"Tapi pak!" protes Sahyun.

"Ini sudah malam, biarkan dia pulang." Saran Genta sudah lelah menghadapi kejahilan Aru.

"Kau bisa tidur disini jika mau, masih ada satu kamar kosong." Tawar Aru membuat Sahyun semakin speechless dengan pemikiran bossnya itu.

"Tapikan besok saya harus kerja pak."

"Ah kalau begitu mulai besok pagi kamu harus disini sebelum ke kantor!"

"Heol!" speechless Sahyun hampir mengumpat.

"Kamu nggak usah khawatir ini akan dihitung sebagai jam lembur." Ucap Aru membuat mata Sahyun langsung berbinar.

"Oke deal, besok saya akan kesini pagi-pagi." Ucap Sahyun bersemangat. "Kalau begitu saya permisi pulang ya pak!" ucap Sahyun langsung berhambur keluar dari sana.

"Apa yang kau fikirkan?" Tanya Genta menebak niat Aru.

"Apa? Aku hanya memberinya pekerjaan kecil, aku hanya membantu meringankan beban kerjamu, jadi tidur pagimu bisa lebih panjang." Terang Aru, memang sejak merangkap menjadi sekretaris Aru jam tidur Genta sedikit terganggu. Ia akan tidur setelah Aru tertidur dan bangun sebelum Aru terbangun.

***

Keesokan paginya Sahyun telah berada di mess Aru, jangan Tanya bagaimana ia bisa masuk dengan mudah karena ia juga memiliki akses untuk masuk kesana dan malam sebelumnya Aru sudah memberi sandi untuk masuk ke huniannya.

Mulailah pagi itu Sahyun membangunkan Aru dan Genta, beruntung Genta lebih mudah untuk dibangunkan hanya dengan mengetuk daun pintu kamarnya. Sedangkan Aru dia tidur seperti orang mati sehingga memaksa Genta menyeretnya ke kamar mandi dan mengguyurnya dengan air dingin, sementara Sahyun disibukkan dengan membuat sarapan dengan stok yang tersedia di kulkas, lanjut dengan menyiapkan pakaian Aru sesuai petunjuk Genta dan merapikan kamarnya, berbeda sekali dengan Genta yang langsung merapikan kamarnya sendiri. Setelahnya mereka akan pergi ke kantor bersama-sama hanya perlu turun beberapa lantai menggunakan lift. Semua pekerjaannya pagi ini dilakukan dengan mudah oleh Sahyun berkat bantuan Genta.

Sejak hari itu setiap pagi Sahyun selalu membantu Aru di messnya, mulai dari membangunkannya, menyiapkan air mandi serta pakaiannya dan juga merapikan kamar tidurnya serta menyiapkan sarapan. Sesekali pekerjaanya akan lebih mudah ketika Genta menginap disana dan membantunya, namun terkadang Genta pulang ke rumahnya dan itu membuat Sahyun kesulitan ketika harus membangunkan Aru seorang diri. Pria tampan itu tidur bagai dibius, seberisik apapun tidak akan membuatnya bangun sehingga terkadang membuat Sahyun harus menyeretnya ke kamar mandi seperti yang dilakukan Genta atau menyemprot wajahnya dengan air dingin meskipun endingnya dia akan mengomel seharian.

"Pak, saya boleh nanya nggak?" Tanya Sahyun saat ia dan Aru berada dalam lift sekembalinya mereka dari makan siang.

"Sekarang juga kamu sedang bertanya!" ucap Aru tanpa menoleh kearah Sahyun.

"Kenapa bapak nggak tinggal sama bunda aja?" Tanya Sahyun membuat Aru langsung memutar kepala padanya.

"Darimana kamu kenal bunda?" bunda adalah ibu Aru dan hampir seluruh karyawan yang pernah dan telah bertemu atau mengenalnya pasti akan memanggil beliau dengan sebutan Bunda, dan itu atas permintaanya nyonya besar itu sendiri.

"Kemarin saya kesana diajakin Andra, terus kenalan sama bunda, tapi nggak ketemu pak ketua. Terus Bunda nanyain sampean pak!"

"Ada hubungan apa kamu sama Andra?"

"Aigoo boss ini, sama aja kayak mas Genta. Giliran orang nanya nggak di jawab, giliran dia nanya harus dijawab!" protes Sahyun membuat Aru tersenyum mendengar protesnya. "Heran karyawan disini pada suka lagi sama kalian berdua, apalagi mas Genta sampai punya fansclub mentang-mentang paling cakep, fansnya paling banyak."

"Wah kau sudah berani protes ya sekarang!" ucap Aru memasang wajah dinginnya, kesal, karena Genta mendapat julukan pria paling tampan di perusahaan itu walaupun hati kecilnya juga mengakui hal itu.

"Bukan gitu boss sesekali kek pertanyaan saya dijawab, jangan pertanyaan di jawab pertanyaan juga."

"Ngapai kamu main ke rumah?" Tanya Aru penasaran dan sekali lagi mengabaikan pertanyaan Sahyun.

"Khaaaan mulai lagi. Kebiasaan!" protes Sahyun tak peduli membuat bossnya kesal. "Kan tadi saya sudah bilang di ajakin Andra."

"Iya. Maksudnya ngapain disana?"

"Bapak Kepo yaa!" goda Sahyun membuat dia mendapat sentilan di dahinya. "Sakit Pak! Masih di pakai nih kepala saya." Ucap Sahyun mengusap dahinya yang memerah.

"Siapa suruh kamu bantah Saya."

"Dasar bos egois!" umpat Sahyun.

"Saya masih bisa mendengar kamu Lisahyun." Ucap Aru lalu melangkah ke luar lift. "Tunggu! Dimana jam saya?" Tanya Aru mengecek kedua pergelangan tangannya.

"Perasaan bapak nggak pakai jam deh dari pagi."

"Saya pakai Lisahyun."

"Nggak pak, kalo kemarin iya bapak pakai, hari ini bapak nggak pakai jam!" ucap Sahyun sedikit berkeras.

"Saya yang pakai, saya ingat! Kamu cari sampai ketemu!"

"Hah? Cari kemana pak?" bingung Sahyun dengan titah bossnya ini. Ingatannya masih bagus sejak pagi bossnya memang tidak memakai jam mahal limited edition itu.

"Di mess saya, barangkali jatuh. Di lift, kalau perlu kamu cari juga di restaurant tadi. Cari sampai ketemu, saya mau sebelum jam pulang jam saya sudah ada di pergelangan tangan saya."

"Heol!"

TBC




keep vote & comment ya thank you for read ^_^

Once AgainWhere stories live. Discover now