Chap 8

7 2 0
                                    


Mendapat libur selama 3 hari dimanfaatkan Sahyun untuk bekerja part time di salah satu restoran siap saji sebagai pengantar pesanan yang memang sedang membutuhkan banyak karyawan akibat tingginya permintaan customer akan layanan pesan antar. Sahyun bukan tipikal gadis yang suka berdiam diri dengan bersantai ria, karena itu dia memanfaatkan libur tiga harinya untuk mengumpulkan rupiah, ini caranya memanfaatkan waktu libur dengan sempurna.

Sebenarnya Sahyun lebih menyukai pekerjaan seperti ini atau pekerjaan-pekerjaan lamanya, gajinya memang tidak besar tapi bekerja tanpa tekanan dan tuntutan lebih menyenangkan, keringat yang dihasilkan sebanding dengan upah yang diterima dan dia bisa bertemu banyak orang yang satu frekuensi tanpa batasan. Sedangkan sekarang dengan pekerjaanya sebagai sekretaris direktur membuatnya sulit berinteraksi dengan banyak orang, hanya orang-orang tertentu dan terbatas, ia lebih banyak menghabiskan waktu dibalik kubikelnya atau melakukan pekerjaan sia-sia yang diminta Aru.

"Ok. Ini yang terakhir!" ucap Sahyun memasukkan pesanan terakhir yang harus diantarnya ke dalam motor box lalu melajukan kendaran matic roda 2 itu. Tanpa disadari Sahyun, ternyata alamat yang dituju adalah perusahaan tempatnya bekerja. Perusahaan itu memang menyediakan mess karyawan dan siapapun karyawannya boleh tinggal disana, bahkan jika harus lembur hingga malam para karyawan bisa menggunakan mess untuk bermalam dan fasilitasnya hampir menyerupai apartment.

Tet tet

"Layanan pesan antar!" seru Sahyun di layar intercom. Sebagai antisipasi Sahyun tetap mengenakan helm dan masker, jaga-jaga jika yang memesan makanan adalah karyawan yang dikenalnya, walaupun Sahyun belum terlalu banyak mengenal teman-teman sekantornya. Dan benar saat pintu terbuka yang keluar adalah pria yang sudah 3 hari ini tidak mengusik hidupnya, Andharu.

Sejenak Aru tampak mengamati Sahyun yang masih ditutupi helm dan masker serta bomber hitam kebanggaanya, harusnya ini menjadi penyamaran sempurna ditambah Sahyun juga menyamarkan suaranya agar terdengar sedikit berbeda.

"Tunggu sebentar." Ucap Aru menahan langkah kaki Sahyun, saat hendak berbalik. Tanpa aba-aba Aru langsung memegang tangan Sahyun dan membuka kaca helm serta menarik paksa masker yang digunakan Sahyun.

"Ck! Jadi ini yang kau lakukan?" sinisnya.

"Halo boss!" Sapa Sahyun seraya menyengir kuda. "Bagaimana anda mengenali saya pak?"

"Ck! Siapapun akan tahu kalau itu dirimu!" ucap Aru membuka lebar pintu huniannya. "Masuklah!" titahnya membuat Sahyun terkejut.

"Kenapa Pak?" tanyanya bingung.

"Apa kau ingin semua orang melihatmu berdiri disini?" ancam Aru dan membuat Sahyun melangkah masuk dengan ragu.

"Kenapa lama sekali?" protes Genta saat melihat Aru masuk diikuti Sahyun dibelakangnya. "LIsahyun? Kenapa kau.."

"Ini hanya partime." Potong Lisa cepat.

"Duduklah!" titah Aru. Baru kali ini Sahyun melihat dua bossnya berpakaian casual hanya berbalut kaos oblong oversize dan celana pendek selutut, wajah mereka tampak kelelahan mungkin karena baru tiba dari Surabaya dan kelaparan, namun keduanya tetap tampan memesona, apalagi ditambah rambut mereka yang masih sedikit basah.

"Bukankah aku menyuruhmu istirahat?" tanya Genta seraya menawarkan hidangan dihadapan mereka kepada Sahyun lalu mengambil sepotong kentang dan mencocol dengan saus sebelum masuk ke mulutnya.

"Ini cara saya beristirahat mas!" ucap Sahyun masih dengan cengir kudanya, berusaha membuat dirinya tenang berhadapan dengan pria-pria unreal yang auranya semakin malam justru semakin terpancar. "Badan saya justru bakal pegal-pegal kalau cuma diam di rumah. 3 hari loh mas lumayankan kalo dipakai partime. Bisa buat nambahin jajan si mbok." Sambung Sahyun menggaruk kepala belakang yang tidak gatal.

Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang