7.Appreciate

847 131 18
                                    

Tepat jam 5.30 pagi,Chaeyoung udah bangun dari tidurnya. Dia bahkan udah selesai bersiap siap dan sekarang dia lagi berkutat didapur untuk menyediakan sarapan.

Dia memilih untuk menyediakan sandwich bersama beberapa hidangan sampingan seperti kimchi mandu.

Hampir 1 jam masa yang diambil untuk menyediakan sarapan itu. Tidak lupa juga dia memasukkan sarapan itu kedalam dua kotak bekal.

"Lho Chae,kok kamu yang bikin sarapan?"tanya Minyoung berjalan menghampiri Chaeyoung.

"Kemarin Jennie udah ngasi aku nasgor kimchi jadi sekarang aku bikin sandwich buat dia deh. Sekalian aja aku bikin buat kalian"sahut Chaeyoung

Minyoung tersenyum"Sepertinya dia teman special kamu ya"

"Hanya aku satu satunya teman dia mom"

"Kapan kapan bawa dia ketemu sama mommy ya"

"Arreosso" sahut Chaeyoung



:
:

Setibanya di kampus,Chaeyoung bergegas berlari kekelas Jennie. Kebetulan sekali,Jennie udah berada dikelas namun dia kelihatan lemes"Jen"

Jennie mendongak menatap Chaeyoung"Eoh Chae"

"Kamu sakit?"tanya Chaeyoung

Jennie menggeleng"Aniyo"

Chaeyoung yang tidak percaya itu langsung meletakkan punggung tangannya didahi Jennie"Hangat. Lo demam Jen. Yuk ikut gue"tanpa menunggu balasan dari Jennie, Chaeyoung langsung aja menarik Jennie menuju ke UKS.

Jennie yang udah tidak punya tenaga itu hanya mengikuti Chaeyoung dengan pasrah. Setibanya di UKS, Chaeyoung mendudukkan Jennie diatas brankar"Apa yang terjadi?"tanya petugas UKS.

"Jennie demam Haeryeon-ssi "ujar Chaeyoung

Haeryeon yang menjadi petugas UKS itu langsung aja memeriksa suhu badan Jennie"39 darjah celcius" gumamnya beralih menatap Chaeyoung"Aku akan buatin teh hangat duluan"ujarnya berganjak pergi dari sana.

Chaeyoung mendudukkan dirinya dibangku disamping brankar"Elo kok bisa demam si Jen?"

Jennie menghela nafasnya dengan kasar"Tadi malam gue tidur diluar. Appa gue tidak mengizinkan gue masuk kerumah karna gue tidak memberinya uang"jelasnya

"Lo kok tidak nelfon gue aja si?"

"Gimana mau nelfon elo,nomer elo aja gua tidak ada"

Chaeyoung terkekeh canggung"Iya juga ya"

Dia mengeluarkan kotak bekal dari tasnya dan menyerahkannya kepada Jennie"Ini sandwich sama kimchi mandu buat elo yang pipinya persis kayak mandu" ujarnya

"Lo mau ngeledek gue nih?"kesal Jennie

Chaeyoung terkekeh. Tangannya itu mengelus kepala Jennie"Aniyo. Lagian pipi elo emang kayak mandu. Gemoy banget. Gue suka"dengan santainya dia mencubit pipi Jennie.

Pipi Jennie sontak memerah dengan jantungnya yang terus berdegup dengan kencang"Pipi nya perlu dikompres nih?"goda Chaeyoung

Jennie menepis tangan Chaeyoung"Apaan si lo!"ujarnya sok ketus

Chaeyoung kembali terkekeh"Lo habisin sarapan ini terus entar lo minum obat ya. Gue harus ketemu sama pacar gue duluan. By the way, ini nomer ponsel gue"dia menyerahkan selembar kertas yang tertulis nomer ponselnya"Entar lo pulang bareng gue. Kelas gue selesai jam 11 jadi elo tunggu disini aja"

"Tapi gue punya kelas Chae"sahut Jennie

"Lo sakit. Entar gue bilang sama Sana buat izin elo. Gue pergi duluan"pamit Chaeyoung berganjak pergi dari sana.

Jennie tersenyum tipis. Perlakuan Chaeyoung itu membuatkan rasa cintanya semakin besar. Apa salah kalo dia mencintai Chaeyoung?

:
:

Chaeyoung masih punya 30 menit sebelum kelasnya bermula makanya dia memilih untuk kekantin karna pacarnya berada disana. Setibanya dikantin,pacar serta sahabatnya lagi berkumpul disana"Hai Jichu"sapanya senang

"Hai Chae. Kok kamu telat?"tanya Jisoo

"Maaf ya,tadi ada urusan dikit"sahut Chaeyoung. Dia mengeluarkan satu kotak bekal dari tasnya dan meletakkannya dihadapan Jisoo"Itu aku bikin. Kamu makan ya"

"Maaf Chae,tapi aku udah sarapan. Mendingan ini buat yang lain aja ya"ujar Jisoo

Chaeyoung menelan ludahnya dan tersenyum palsu"Ah,iya tidak apa apa"sahutnya

"Aku kekelas duluan"pamit Jisoo berganjak pergi dari sana

"Hyung,gue mau ketoilet duluan"Limario juga ikut pamit pergi dari sana

"Ini bisa dimakan?"tanya Sinb menatap bekal sarapan yang dibikin oleh Chaeyoung.

Chaeyoung mendelik sebal"Ya bisa lah. Lo pikir gue masukin racun gitu?"

Dengan santainya Sinb mengambil satu sandwich yang ada dan mula menyuapi Yerin"Gimana rasanya?"tanya Sinb

"Masih boleh dimakan si"sahut Yerin.

Sinb ikut memakannya"Ah,kamu benar. Kalo kamu yang bikin,rasanya pasti enak banget"ujarnya

"Dih,bucin"ledek Dahyun

"Bacot ya"sahut Sinb

Dahyun memutar bola matanya dengan malas dan beralih menatap Chaeyoung. Dia perlu ngomong sesuatu sama Chaeyoung namun dia ragu"Ada apa?"tanya Chaeyoung yang menyadari tatapan Dahyun.

Dahyun mendekatkan mulutnya di telinga Chaeyoung"Tadi gue lihat Jisoo datang bareng Limario"bisiknya

"Mwo?!" Chaeyoung berseru kaget

"Gue bukan mau ikut campur sama urusan kalian ya,gue hanya tidak mau elo disakiti"ujar Dahyun

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar. Dia emang ingin menjemput Jisoo untuk kesekolah bersama namun Jisoo menolak ajakannya dengan alasan kalo dia bakalan dihantar sama sang papa"Lo tidak apa apa?"tanya Dahyun

"Gue baik baik aja"sahut Chaeyoung beralih menatap Sana"San,lo izinin Jennie ya. Dia lagi sakit di UKS . Lo juga Yun,tolong izinin gue. Gue tidak ada mood" ujarnya menggendong tasnya dan berlalu ke UKS. Dia tidak bisa fokus saat ini makanya dia memilih untuk bolos.

:
:

Usapan dikepalanya itu membuatkan Jennie membuka matanya"Chaeyoung?"

"Elo pusing?"tanya Chaeyoung dan Jennie mengangguk sebagai balasan"Lo ikut gue pulang aja. Haeryeon-ssi juga udah mengizinkan elo pulang"lanjut Chaeyoung

"Bukannya elo masih punya kelas?" tanya Jennie

"Mood gue lagi buruk. Gue bolos aja"sahut Chaeyoung

Jennie hanya mengangguk paham"By the way, makasih atas sarapannya. Itu enak banget"

Raut wajah Chaeyoung yang tadinya lesu itu langsung berubah menjadi ceria"Benaran enak? Lo tidak bohong bukan?"

Jennie terkekeh"Gue jujur kok. Rasanya emang enak banget"ujarnya

Chaeyoung tersenyum bahagia. Jisoo yang merupakan pacarnya itu aja tidak menghargai pemberiannya namun Jennie yang baru dikenalinya itu udah menghargai pemberiannya. Dan sekarang Chaeyoung bersyukur karna bisa ketemu sahabat seperti Jennie.









Tbc

Deuxième AmourWhere stories live. Discover now