─ • Day 3 : Pianoforte; piano

321 9 0
                                    

Angst Week Day 3
Prompt : Separated from people they love

Aoyagi Touko (OC) ft. Aoyagi Toya
Project Sekai © SEGA; Colorful Palette

Words : 503

· ─────── ·♪· ─────── ·

Surai sewarna cakrawala itu bergoyang seiring jemari menari di atas tuts piano; ciptakan buaian musik yang mampu tuai atensi dari setiap insan yang mendengarnya. Beri suasana hidup pada rumah sakit yang biasa mencekam sepi. Lantunan melodi kini telah temui akhir, bersamaan dengan munculnya suara yang sepertinya berasal dari seorang anak kecil.

"Uwahh! Onee-san hebat sekali!"

Netra kelabu menyipit mendengarnya. Sembari mengelus perlahan kepala gadis kecil yang menatapnya dengan penuh binar, ia berujar, "Terima kasih."

Si gadis kecil makin berbinar dibuatnya. Kedua pipi gembilnya bersemu; sapukan warna merah muda yang makin membuatnya lucu. Astaga, bisa-bisa Touko terkena serangan jantung saking lucunya.

"Mau Onee-san ajari?" tanya si gadis Aoyagi. Tangan menepuk paha; menawari untuk duduk di pangkuannya.

Gadis kecil yang sepertinya baru berusia enam tahun tersebut langsung mengangguk penuh antusias, timbulkan kekehan dari si pianis muda. Touko memegang tangan kecil milik si gadis, lantas menuntunnya menekan tuts piano dengan hati-hati hingga ciptakan melodi. Tawa tercipta dari keduanya di sela melodi yang terdengar, buat pemandangan yang dapat menghangatkan hati tiap jiwa yang melihatnya.

Touko lukiskan kurva manis. Ia jadi teringat akan sang adik yang dulu juga ia ajari bermain piano seperti ini. Ayahnya adalah seorang musisi klasik yang eksis, membuatnya─beserta kedua kakak dan adik laki-lakinya─mau tak mau harus mengikuti jalannya untuk menjadi musisi klasik. Toya sering meminta Touko untuk mengajarinya sebab si empu tidak suka dengan metode pengajaran ayahnya yang bisa dibilang sedikit keras, dan dengan senang hati Touko mau mengajarinya. Toh, ayahnya tidak mempermasalahkannya asal putra-putrinya mau mengikuti jejaknya. Sepertinya beliau juga senang karena setidaknya hubungan putra-putrinya ada yang baik-baik saja.

Sampai Toya mendeklarasikan bahwa dirinya telah keluar dari dunia musik klasik tentu saja.

"Jangan bicara dengan adik laki-lakimu yang kurang ajar itu."

Touko masih mengingat dengan jelas bagaimana ucapan ayahnya setelah bertengkar dengan putra bungsunya yang memutuskan untuk menjadi musisi jalanan─hal yang paling dibenci ayahnya. Kedua kakak laki-lakinya sepertinya mematuhi perintah tersebut, namun tidak dengan Touko. Dia tetap mengajak Toya untuk berbicara, bahkan pergi berbelanja bersama kendati sering mendapat tatapan tak setuju dari sang ayah.

Ia tidak peduli sama sekali. Mau menjadi musisi jalanan, mau menjadi musisi klasik, Aoyagi Toya tetaplah merupakan adik laki-lakinya.

Sang ayah sepertinya sudah menyerah untuk memperingatinya. Namun ternyata beliau masih berusaha mencegahnya untuk berbicara dengan Toya.

Seperti sekarang contohnya.

Touko, yang memang terlahir dengan sistem imun yang lebih lemah dari kebanyakan orang, harus selalu siap untuk keluar-masuk rumah sakit demi keberlangsungan hidupnya. Dan inilah kesempatan yang digunakan ayahnya untuk menjauhkannya dari Toya; dengan membawanya pergi ke rumah sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggal mereka sehingga sedikit kesempatan Touko untuk dapat bertemu dengan Toya.

Sebenarnya Touko bisa saja menghubungi Toya lewat ponsel. Namun mengingat betapa sibuknya adik lelakinya itu mengurus penampilannya bersama teman-temannya di berbagai live house, menjadikan hal tersebut sedikit susah untuk dilakukan secara sering.

"Toya ..., sedang apa, ya?"

· ─────── ·fin· ─────── ·

ANGST WEEK | RRA COLLABWhere stories live. Discover now