"Kalo nggak ngelibatin kamu nggak seru :(" Ucap Wooyoung sambil memasang wajah sedih.

  "Kalian kalo mau nyari mati jangan ajak ajak, udah gitu aja." Kata Serim.

  "Idih, yang ngajakin siapa coba? Kamu aja yang pasrah bener jadi tamu tak diundang. Kamu kira aku berakhir jadi ketua OSIS kayak sekarang karena siapa? Jelas jelas itu karena kamu nggak memanfaatkan kedua matamu dengan benar dan pasrah ditabrak ama sikopat gila. Kalo mau jadi pick me boy nggak usah disini, yang jauh aja sana." Yeonjun mengomel dan mulutnya hampir ditapuk ama Serim kalo ama Wooyoung nggak ditahan.

  "ALLAHUAKBAR SERIM, KAMU MAU BUNUH YEONJUN, HAH?! KAMU MASA NGGAK SADAR DIRI KALO KEKUATAN MU KAYAK BADAK KESURUPAN BABI NGEPET, HAH?!" Wooyoung teriak, kenceng.banget.

  "Tapi Yeonjun kan, juga kuat, Yong :v nggak papa kali, kapan lagi liat double ketua kelas kita gelut?" Tanya Changbin.

  "Nggak, nggak, nggak! Kalo Serim ama Yeonjun itu bukan gelut lagi namanya, ini mah kayak adu banteng kesannya!" Kata Wooyoung.

  "Harus banget adu banteng gitu bahasanya :)" Kata San.

  "Kamu juga peranakan banteng, Yong. Jangan lupa." Kata Changbin.

    Pertengkaran itu selesai ketika pembina pramuka menegur mereka. Beliau bilang gini, "saya tau kalian anak hutan yang menjunjung tinggi hukum rimba, tapi tolong attitude nya sebagai manusia tetap dipakai."—bahkan udah diakui sebagai anak hutan beneran kelas mereka.

    Sore hari datang begitu cepat. Mereka pergi membersihkan diri dan isoma selama beberapa menit sebelum lanjut untuk kegiatan api unggun. Kegiatan itu dijadwalkan setelah Isya', namun para peserta semenjak jam 5 sore diminta untuk mengumpulkan ranting dan dahan pohon yang sudah jatuh untuk dibakar. Mereka dilarang mengambil ranting atau dahan yang masih menempel pada pohon, sekalian membersihkan lingkungan sih, katanya.

    Ba'da Maghrib, seluruh peserta istirahat di tenda masing masing untuk menunggu waktu sholat Isya'. Tendanya Yohan, yang berisi Yeosang, Subin sama Yunho lagi asik main uno yang Subin bawa diam diam. Mereka bawa hp, tapi sinyalnya sangat lemot seperti siswa yang diharuskan masuk di hari Senin ketika hari Minggu mereka belum cukup untuk refreshing.

    Sementara di tenda lain yang berisi Yeonjun, San, Serim sama Mingi, sedang berlangsung diskusi menarik yang diawali dari Yeonjun. Yeonjun nyebutnya diskusi walau sebenernya mereka lagi gibahin orang.

  "Terus ceweknya gimana?" Tanya Mingi yang sangat serius menyimak ceritanya Yeonjun.

  "Kayaknya nih, ceweknya ganti selingkuh ama om om—"

  "Yeon, agaknya kamu nemu teman gibah baru." Suara Serim menghentikan pergibahan itu.

  "Mingi cocok jadi temen gibah ternyata." San tertawa.

  "Kamu emang paham Yeonjun ngomong apaan?" Tanya Serim.

    Mingi menggeleng, "nggak."

  "Allahuakbar, Mingi! Percuma aku ngomong sampai kering tenggorokanku kamu nggak paham! Pantesan dari tadi cuma bilang 'terus' doang." Kata Yeonjun.

    Mingi tertawa tanpa dosa, "ya, gimana? Kan, kita harus jadi pendengar yang baik."

  "Walaupun kamu nggak paham?" Tanya San.

    Mingi mengangguk, "walaupun kamu tuli, kamu harus tetap menjadi pendengar yang baik."

  "Orang bodoh mana yang ngajakin orang tuli gibah?" Tanya Yeonjun.

  "Umm.. orang yang pingin cerita sesuatu yang nggak bisa dia ceritakan pada orang lain tapi dia membutuhkannya?" Mingi ganti bertanya.

  "Nggak paham aku, Ming -_-" Kata Yeonjun.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanМесто, где живут истории. Откройте их для себя