That Night 2

716 86 16
                                    

"NONG GUUUUUN" teriak Godji mencari Gun yang sekarang sedang berpelukan di pinggir danau, Gun yang merasa terpanggil mencari sang sumber suara, tapi tidak melepaskan pelukan diantara mereka.

"Apa Phi mendengar ada yang memanggil?" tanya sang pria mungil.

"Iya ada, mau kabur saja tidak?" tanya lelaki tinggi di dekapannya itu.

Gun menggeleng, "Tidak Phi, nanti Gun dimarahi lagi" ucapnya sendu

Acara berpelukan yang dilakukan oleh Off dan Gun harus terhenti akibat panggilan dari Godji, mereka akhirnya melepaskan dan memberikan jarak menunggu Godji orang yang tadi memanggilnya datang menghampiri mereka.

"Kau ini, aku mencarimu, ayo pulang yang lain sudah menunggu, kita juga harus melihat Oab yang sedang berada di rumah sakit bukan?" perintah Godji.

Off yang mendengar nama Oab langsung merubah ekspresinya tanda tidak senang.

"Bisakah Gun pulang bersamaku?" tanya Off sopan

"Maaf Tuan tetapi Gun harus pulang bersama kami ke hotel, kami juga ada rencana pergi ke rumah sakit lawan main Gun cedera akibat kecelekaan hari ini, dia juga meminta agar Gun ikut kesana" jawab Godji

"Kenapa harus dengan Gun? adanya Gun juga tidak akan membuat dia langsung sembuh bukan?" balas Off mulai jengkel.

Gun hanya terdiam mendengar perdebatan antara GOdji dan Off, dia ingin mengucapkan sesuatu tetapi selalu tidak jadi karena mereka berdua bahkan tidak membiarkan dirinya berbicara.

Akhirnya Gun memberanikan diri untuk menghentikan perdebatan mereka, jika tidak di hentikan tak akan ada satupun rencana mereka yang akan terjadi.

"Oke oke stop, biar Gun yang memilih apakah boleh? apapun keputusan Gun kalian berdua harus menerimanya oke?" ucap Gun, yang membuat perdebatan diantara mereka berhenti dan langsung menatap pria mungil tersebut.

"Kau harus ikut Mae Nong, kasian Oab, jangan egois" ucap Godji meyakinkan Gun

Gun menghela nafasnya, keputusan ini mungkin akan membuat salah satu dari mereka marah padanya, tetapi ya itu resikonya dalam memilih.

"Phi maaf, Gun hari ini harus ikut dengan Mae dulu ya, Gun tadi sudah berjanji dengan mereka soalnya, bolehkan? Phi tidak marah kan?" ucap Gun sembari menatap mata Off, tatapan Off terasa menusuk jantungnya saat ini.

Off menghela nafasnya, tidak kasar tetapi tidak juga tenang, dia mulai menganggukkan kepalanya tanda setuju.

"Iya pergilah!" ucapnya datar, tanpa menunggu ucapan dari Gun lagi dia langsung melenggang pergi, tidak ingin berlama-lama disana, dia kesal sekarang, sungguh kesal. Bahkan dia tidak mengindahkan beberapa panggilan dari Gun.

Gun mengusap wajahnya kasar, "Ayo mae kita pergi" ucapnya, Lalu mereka pergi berlawanan arah dengan jalan Off, dia menaiki mobil bersama para staff untuk mengunjungi rumah sakit dimana Oab berada.

"Bukankah ini terlalu malam untuk berkunjung kerumah sakit Mae?" tanya Gun di dalam mobil

"Memang tetapi kita di kecualikan"

"Bisa seperti itu ya ternyata" Gun mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

Ponsel Godji berdering, tak menunggu lama Godji langsung mengangkat panggilan di ponselnya tersebut, wajah Godji bingung saat menjawab panggilan tersebut lalu dia langsung mematikan sambungan teleponnya. "Orang gila!!" ucap Godji sembari melemparkan ponselnya kedalam tas miliknya.

lima menit berlalu ponsel Godji kembali berdering mengisi suara di mobil yang sedang mereka tumpangi, tak lama berselang Godji langsung mengangkat panggilan tersebut, raut wajahnya berubah ketakutan, dia terkejut mendengar hal yang disampaikan oleh seseorang di seberang teleponnya.

the Return of the Heart [OFFGUN]Where stories live. Discover now