Maaf

14 5 2
                                    

"jangan ragu. Karena aku hanya akan bersamamu"

🍃

Kido menatap Hugie. Mencari tahu apakah pria itu layak atau tidak. Kido tidak ingin melepaskan Seina begitu saja.

Apalagi Hugie bukan orang yang dia kenal. Anak itu ada diluar lingkarannya. Membuat Kido sedikit kewalahan.

"Hati hati Kai"

Kido mendengus mendengar hal itu. Ada rasa tidak suka dihatinya. Saat melihat posisi yang dia punya. Kini sudah terisi Hugie. Dulu seina hanya bergantung kepadanya. Tapi sekarang  ada orang lain yang lebih berhak atas gadis itu.

Tangan Kido mengepal. Berusaha menahan dirinya. Saat Hugie membersihkan tangan Seina yang berlumuran cokelat. Tatapan cowok itu menajam. Enough.

Kido beranjak pergi. Membuat Seina dan Hugie menatap kebingungan. Apalagi saat cowok itu membanting pintu kamar. Kemudian tidak keluar lagi setelah itu.

Seina menghela nafas. Dia tahu ini akan terjadi. Seina sudah pernah ada di fase itu. Saat Kido bersama Selena dulu. Perasaan Seina sama kacau nya. Tapi secara perlahan Seina terbiasa dengan itu. Karena apapun yang terjadi. Sebesar apapun perasaan mereka. Akan sulit untuk mereka kembali bersama. Jika kembali akan menyakitkan. Maka akan jauh lebih baik melepaskan.

Hugie mengusap pipi Seina. Mengalihkan pikiran gadis itu.

"Kido perlu waktu Kai". Ucap Hugie tenang.

Seina mengangguk sebagai jawaban. Kemudian tersenyum tulus.

"Terimakasih karena udah mau mengerti".

Hugie membawa seina kedalam pelukan. Cowok itu punya cemburu yang sangat besar kepada Kido. Bisa saja Hugie melarang Seina. Bisa saja Hugie meminta Kido menjauh. Apalagi saat ini, Hugie punya hak yang lebih besar. Tapi dia tidak akan melakukan itu.

Tidak setelah Seina menjelaskan semuanya. Gadis nya tidak merahasiakan apapun dari Hugie. Menceritakan semuanya dengan mudah. Membuat rasa cemburu nya redup begitu saja. Jika Seina begitu percaya kepadanya. Kenapa Hugie harus meragukan gadis itu.

Bahkan jika Kido adalah prioritas seina. Maka Hugie tidak akan marah lagi. Karena apapun itu alasanya. Jika itu Hugie. Dia tidak akan sanggup seperti Seina sekarang.

"Hugie" bisik Seina lembut.

"Trust me. I love you"

Hugie tersenyum mendengar itu. Dia mengecup kening Seina. Kemudian berbisik ditelinga gadis itu. " I love you kai"

🍃

"Kamu ada alergi ?" Tanya seina kepada Hugie.

Hugie menggeleng sebagai jawaban. Kemudian menunjuk perutnya.

"Dia bisa makan apapun".

Seina tertawa, Hugie benar benar lucu. Jika semua melihat Hugie cowok yang kaku. Maka mereka harus melihat Hugie saat bersamanya. Cowok itu seperti badut. Punya banyak tingkah konyol. Sampai membuat seina tertawa dengan mudah.

"Aku udah pesan sushi, dimsum dan seafood".

Seina memberikan kembali handphone Hugie. "Semua pilihan kamu selalu enak".

Hugie menepuk tempat disampingnya. Menyuruh gadis itu untuk duduk. Kemudian mengusap pipi Seina dengan sayang.

"Kerjain soal yang kamu bisa. Kalau ada yang gak ngerti nanti aku ajarin".

Seina menjertit senang. Dia selalu suka belajar dengan Hugie. Cowok itu menjelaskanya dengan lebih mudah. Membuat Seina juga jadi mudah memahami. Bahkan jika seina disuruh memilih. Dia akan lebih suka belajar bersama Hugie. Dari pada bersama guru guru disekolah mereka.

"Satu hadiah untuk satu soal. Iya kan" ucap seina penuh harap.

Mata gadis berbinar. Membuat Hugie gemas melihatnya.

"Apapun yang kamu mau love".

Hugie tersenyum geli. Saat melihat kedua pipi Seina merona malu. Apalagi gadis itu jadi tidak bisa diam. Salah tingkah karena ucapanya berusan.

Sebenarnya Hugie juga malu. Karena selama mereka pacaran. Mereka hanya akan memanggil nama. Bukan dengan sebutan kasih sayang lainya. Bahkan jika itu terjadi. Mungkin terhitung oleh jari.

Hugie menyingkirkan anak rambut seina. Tidak membiarkan mereka menutupi gadis itu. Seina sangat serius saat mengerjakan tugas. Terlihat cerdas dan cantik. Selalu cantik.

Hugie mengalihkan pandangannya. Mulai fokus dengan buku pelajarannya sendiri. Dia akan ada lomba satu bulan lagi. Kali ini menyangkut masa depan. Lomba sains tingkat nasional. Sudah menjadi incaran Hugie cukup lama. Jika dia berhasil. Sekolah akan merekomendasikanya. Hugie sudah punya universitas impian sendiri. Dia tidak akan ragu untuk itu. Kini hanya tinggal bagaimana dia berusaha.

"Done"

Ucap mereka bersamaan. Hugie menarik buku seina. Mulai menilai dengan teliti. Memastikan ada yang salah atau tidak. Begitu pula dengan Seina. Gadis itu juga menilai buku Hugie.

Hugie awalnya sangat terkejut. Karena pacar nya sangat cerdas. Gadis itu menguasai pelajaran sains. Lebih dari Hugie. Bahkan terkadang Hugie meminta Seina untuk mengajarinya. Memberi tips atau sekedar menghafal rumus.

Hugie pernah bertanya. Kenapa gadis itu tidak ikut tim sains. Secara mengejutkan seina mengatakan. Jika sains bukan bagian dari mimpinya. Dia tidak serius untuk itu. Dia hanya mudah penasaran. Kemudian mencari tahu dengan teliti. Tapi setelah itu kehilangan minat.

"Kamu salah 5 soal Hugie. Aku udh tulis rumus yang benar".

Seina mengelus pipinya. "Semangat"

Hugie mencium pipi gadis itu sebagai ucapan terimakasih.

Kemudian mulai mengajari Seina dalam matematika. Gadis itu sedang penasaran satu pelajaran ini. Seina bilang dia ingin menjadi dokter. Hugie setuju untuk itu. Dia tahu seina akan sangat cantik. Dengan seragam dokternya.

Dimasa depan gadis itu akan sangat bersinar. Hugie ingin berada disana. Bersama Seina. Menjadi bagian dari mimpi gadis itu.

Kegiatan mereka berhenti untuk beberapa saat. Makanan yang mereka pesan baru saja sampai. Seina membereskan buku mereka terlebih dahulu. Kemudian beranjak memanggil kido.

"Do"

Satu dua sampai tiga ketukan. Kido tak kunjung membuka pintu. Membuat seina cemas untuk itu.

"Do ayo makan" ucap seina sedikit berteriak.

Tubuhnya sedikit tegang. Ingatan seina saat Kido mencoba bunuh diri. Tiba tiba menghantuinya. Membuat seina cemas dan takut.

"Do" teriak Seina cukup keras.

Menarik perhatian Hugie. Sampai cowok itu datang menghampirinya.

"Kenapa"

"Kido gak nyahut"

Hugie tersenyum masam. Cara seina menatapnya. Suara gadis itu dan gerak tubuhnya. Membuat Hugie tidak suka. Dia kembali cemburu. Gadis itu mencemaskan kido. Padahal mungkin saja, cowok itu jatuh  tertidur.

"Do"

"Kai Kido mungkin tidur" ucap Hugie lembut

"Tapi gi"

"Tenang"

Seina menghela nafasnya. Sikapnya benar benar berlebihan. Pasti kali ini dia menyakiti Hugie lagi. Gadis itu menatap Hugie penuh sesal.

"Maaf" bisik seina kemudian.

Hugie tersenyum sebagai jawaban. Seina cukup peka untuk dirinya. Membuat perasaan Hugie menghangat. Bagaimana dia bisa marah. Jika seina saja masih peduli kepadanya.

"Aku juga minta maaf".

Hugie memeluk seina. Mengelus rambut gadis itu kemudian kedua pipi Seina. "Kita makan oke"

Seina menatap pintu didepanya. Dia masih cemas. Tapi mungkin Hugie benar. Kido hanya jatuh tertidur.

Seina menatap Hugie. Kemudian mengangguk sebagai jawaban. Dia tidak boleh bersikap egois. Dengan menyakiti Hugie seperti ini. Cowok itu sudah sangat baik. Bahkan dengan membiarkan Kido masih didalam hidupnya saja. Seina sudah bersyukur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

De ClerambaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang