Pelabuhan Rasa

8 1 0
                                    

Samudra

Bentala


"Sam, masih ingat Bentala dan Bumantara?" tanya Mama Sam sambil menunjuk si kembar. Tala dan Tara, begitu mereka dipanggil, adalah teman pemuda itu semasa sekolah dasar dulu.

Samudra mengalihkan pandang ke arah yang ditunjuk mamanya. Tala dan Tara, si kembar yang berbeda jenis kelamin itu sedang makan dengan tenang. Mereka tidak berubah, Samudra mengenalinya dalam sekali pandang.

Tanpa sadar ia tersenyum tipis. "Ingat, Ma."

Mama Sam yang menyadari senyum itu kemudian melebarkan senyumnya sendiri. Wanita itu tahu, Samudra akan senang bertemu dengan Tala dan Tara. Saat kecil, mereka bertiga sekolah di tempat yang sama dan bermain bersama hingga sebelum si kembar pindah ke kota lain bersama ayah mereka.

Putranya itu menjadi murung setelahnya, kemudian menjadi jarang tersenyum. Membuat wanita itu selalu tersenyum lebar saat berhasil membuat putranya tersenyum seperti sekarang. Kedua teman kecilnya telah kembali.

"Sudah selesai makan? Ayo ikut Mama," ucap Mama Sam kepada putranya itu.

Samudra mengernyitkan dahi, tapi tetap mengikuti mamanya. Langkah itu ternyata terhenti ke meja si kembar. Pasangan ibu-anak itu duduk di depan keduanya.

"Tala, Tara, apa kabar Sayang?" tanya Mama Sam.

Tala dan Tara menoleh secara bersamaan. Bentala, gadis itu, menerbitkan senyum manisnya menyambut Mama Samudra. Adapun kembarannya, Bumantara, juga tersenyum tak kalah lebar.

"Baik, Tante," jawab Tala.

"Bentala, kenapa panggil 'Tante'? Panggil 'Mama' saja seperti dulu. Tara juga ya," kata Mama Sam sambil mengelus kepala gadis itu.

Tala terkekeh, "Baik, Ma."

"Sam? Apa kabar?" tanya Tara seraya mengulurkan tangannya, mengacaukan Samudra yang sedang menatap Tala dalam diam.

Samudra tersenyum tipis. "Baik."

"Keluarga kalian pindah kemari?" tanya Mama Sam.

"Tidak, Ma. Hanya kami berdua, karena kami akan kuliah di kota ini," jawab Tara.

"Kuliah? Di mana?"

"Universitas Wiksa Buana."

Mata Mama Sam melebar, itu adalah kampus putranya juga!

"Sam juga kuliah di sana, Jurusan Teknologi Pangan!" serunya.

"Wah, kebetulan sekali! Tala satu fakultas dengannya, dia masuk Mikrobiologi. Kalau aku Teknik Mesin," ucap Tara.

Pemuda itu semangat sekali bercerita, ia juga meminta maaf jika sang ayah tidak bisa datang ke pertemuan ini karena pekerjaan. Adapun ibu mereka memang sudah tiada sejak mereka kecil, hal itu juga yang membuat Mama Sam menyayangi mereka seperti anak sendiri.

"Sam, foto sama mereka, ya?" pinta Mama Sam seraya mendorong putranya untuk berdiri di samping si kembar yang sudah berada di sana terlebih dahulu.

Samudra tidak bisa menolak permintaan itu, lagipula ia sendiri juga tertarik untuk mengambil foto bersama teman-teman kecilnya. Saat foto itu akhirnya terambil, Tara menahan lengan Samudra.

"Foto dengan Tala, ya? Gandengan seperti terakhir kali, aku mau buat then and now," ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata.

"Tara!" Gadis itu memukul lengan saudaranya.

"Aw, kenapa memukulku? Toh, Sam tidak keberatan. Iya kan?" tanyanya kepada Samudra.

Pemuda yang mendapat pertanyaan tiba-tiba itu tertegun sejenak sebelum mengangguk sambil menatap Bentala dan mengulurkan tangannya.

Pelabuhan RasaWhere stories live. Discover now