Hari ke-1

12 1 0
                                    

---------------------

Happy Reading!

---------------------

Matahari sudah sepenuhnya berada di pertengahan langit bumi. Dan aku masih merenung. Mengingat betul betul setiap beluknya. Tentang apa yang terjadi semalam. Nona Eliza masih terjaga kala aku memasang borgolnya.

"Aku tidak tahu."

Namun Nona Eliza bilang begitu saat kutanya. Jika kau bertanya apakah aku mempercayainya saat ini? Tentu saja tidak. Lebih tepatnya belum. Sesuatu telah Nona Eliza pilih untuk disembunyikan.

"Detektif Leona! Ini seluruh informasi yang bisa kudapat tentang Nona Eliza."

"Terima kasih kerja kerasnya, Agen Pia."

Aku mengambil berkas dari tangan Agen Pia. Dan sang pemberi langsung meninggalkan aku dengan seribu rasa penasaranku. Sejak interogasi satu jam lalu, aku mulai menyadari betapa sedikit informasi milik Nona Eliza yang kumiliki. Sebab, jika seluruh informasi telah kudapat, sepatutnya aku mengetahui jelas. Apakah ketidaktahuaan Nona Eliza merupakan sebuah ungkapan kejujuran atau sebatas perlindungan.

Lembar demi lembar mulai kuselusur. Eliza. Tak ada nama belakang. Sembilan belas tahun. Ibunya, mendiang Nyonya Riska Maulidia. Ayahnya, Rio Pramesta. Tanpa ada catatan penyakit, juga catatan kejahatan. Catatannya kosong. Ia selayak warga normal yang tak pernah mau berurusan dengan kepolisian. Begitu isi lembar pertama. Semua informasi ini sudah kutahu sebelumnya.

Lalu lembar kedua. Tunggu. Catatan tambahan?

Ibu kandung : Mira Asmirati

Ayah kandung : -

Ibu angkat : Riska Maulidia

Ayah angkat : Rio Pramesta

Diadopsi oleh Tuan Rio Pramesta dan Nyonya Riska Maulidia tahun 2009.

Bagaimana bisa aku melewatkan yang satu ini? Nona Eliza, bukan anak kandung. Itulah faktanya. Sayangnya hanya dua lembar yang ada di tanganku. Sulit sekali mendapat informasinya. Aku merogoh satu, lalu menarik keluar ponsel. Kutuju nomor Agen Pia, dan memulai panggilan. Jangan tanya kenapa. Sebab hanya akan membuang waktu dan tenaga untuk berjalan jauh menuju ruangan tempat Agen Pia bekerja.

"Agen Pia, tolong carilah kembali info mengenai orang tua kandung dan angkat Nona Eliza. Carilah sebanyak banyaknya. Semakin jauh yang kaudapat semakin bagus. Carilah apa saja yang berhubungan."

"Baik, Detektif."

"Terima kasih, Agen Pia. Oh. Dan juga, apa maksud tanda strip untuk ayah kandung Nona Eliza? Kau tidak menemukan siapa nama ayah kandung Nona Eliza?"

"Sudah berusaha kucari, namun begitulah yang kudapat."

"Tak apa. Kau sudah bekerja keras. Satu lagi. Kirimkan aku alamat ibu kandung dan ayah angkatnya. Juga nomor ponselnya."

"Baik. Akan kucari tahu sebentar dan kukirimkan melalui pesan padamu, Detektif."

"Baiklah. Kuucapkan sekali lagi terima kasih banyak, Agen Pia. Kutunggu segera. Ah, letakkan saja dokumennya di atas mejaku."

Kututup teleponnya. Hingga satu menit setelahnya, ponselku kembali berdenting. Pesan dari Agen Pia.

Jalan Angkasa Silam. Blok 8, Nomor 35. 08*********9. Aku hanya menemukan milik ibu kandung Nona Eliza, Detektif. Alamat juga nomor ponsel Ayah angkatnya belum kutemukan. Secepatnya akan kucari tahu lagi.

Leona - Chapter 1 : 15 Menit Nona ElizaWhere stories live. Discover now