1. Pernikahan yang Menyakitkan

460 56 4
                                    

Karinka sedang mematut dirinya di depan cermin untuk melihat penampilannya saat ini. Gadis itu bisa melihat jelas pantulan dirinya yang sedang mengenakan gaun tanpa lengan dan menjuntai sampai ke mata kaki. Gaun itu tampak kontras dengan warna kulitnya yang cerah dan bersih. Namun, pakaian itu tetap membuatnya terlihat memukau ketika mengenakannya.

Berbeda dengan penampilannya yang sempurna, ekspresi wajah gadis itu tampak pilu dan menyedihkan. Semua orang yang melihatnya pasti akan langsung menyadari bahwa tidak ada perasaan bahagia sedikit pun yang dirasakan oleh gadis itu ketika mengenakan gaun indah yang sedang melekat di tubuhnya sekarang.

Rasanya Karinka ingin sekali absen dari acara pernikahan Karinna. Jujur saja gadis itu tidak akan sanggup melihat Karinna berjalan di antara kursi gereja untuk menghampiri pria yang sudah mengisi hatinya dalam diam selama ini, Ravelio Panduwinata. Namun, Karinka tidak bisa menolak dan harus menghadiri acara yang membuat hatinya terasa seperti disayat pisau ketika mengingat kedekatannya dengan Karinna selama ini. Bagaimana pun, Karinna adalah orang yang selalu menemaninya dalam suka mupun duka ketika di panti asuhan dulu.

Menghela napas kasar, Karinka kemudian menatap lekat ke arah cermin sebelum berbicara pada pantulan dirinya sendiri di sana. "Karin, kamu pasti bisa. Ingat, setelah mereka menikah, kamu bisa lari sejauh mungkin dan mulai menebang perasaanmu pada Ravel sampai ke akar-akarnya," bisik Karinka menyemangati dirinya sendiri.

Mengangguk pada pantulan dirinya di cermin, Karinka kemudian membalikkan tubuh lalu meraih tas tangan yang tergeletak di atas tempat tidur sebelum keluar dari kamar indekos-nya yang tidak terlalu kecil itu. Ketika kedua tungkai Karinka menapaki undukan anak tangga terakhir untuk menuju ke teras indekos, netra gadis itu langsung menemukan sosok pria paruh baya yang sudah ia kenali akhir-akhir ini.

Sosok itu adalah Pak Usman—supir Ravel yang diberi titah untuk menjemput Karinka di kost untuk menghadiri acara pernikahannya dengan Karinna. "Siang, Non," sapa Pak Usman dengan nada ramahnya. Mau nggak mau, Karinka pun membalas sapaan itu sama ramahnya seperti yang Pak Usman tujukan padanya.

"Siang, Pak," balas Karinka menyapa pria setengah baya itu dengan seulas senyum tipis yang terpatri di bibirnya. "Langsung berangkat sekarang, Pak?" tanya gadis itu melanjutkan.

"Iya, Non. Disuruh Den Ravel begitu tadi," jawab Pak Usman sebelum menuntun Karinka untuk mengikuti menuju sebuah mobil sedan berwarna hitam yang terparkir di depan pintu pagar indekos-nya.

Selama perjalanan menuju ke geraja di mana acara pernikahan Ravel dan Karinna akan berlangsung, Karinka hanya bisa menautkan tangannya di atas paha sembari memberikan semangat pada diri sendiri di dalam hati agar tidak menghadapi situasi nanti dengan gegabah serta mempersiapkan mental, meskipun hatinya sudah pasti akan berdarah-darah ketika melihat sang pujaan hati bersanding dengan kakak angkatnya sendiri di altar gereja.

Waktu dua puluh menit berlalu sangat cepat. Terlebih lagi Karinka lebih banyak melamun dan fokus pada isi pikirannya sendiri sepanjang jalan. Tanpa terasa kini mobil yang ditumpangi oleh gadis itu sudah memasuki area parkiran gereja lalu berhenti di antara dua mobil berwarna putih yang Karinka yakini adalah milik pengunjung yang juga menghadiri acara pernikahan Ravel dan Karinna.

"Non, udah sampai nih. Silakan turun. Pasti udah ditungguin di dalam," kata Pak Usman sambil menunjuk ke area gedung gereja dengan gerakan dagunya.

"Iya, Pak. Saya turun dulu kalau gitu," balas Karinka sebelum membuka pintu mobil lalu keluar dari kendaraan beroda empat itu.

Tampak banyak tamu yang berlalu lalang dan semuanya terlihat rapi dan necis, menandakan bahwa mereka datang dari kalangan yang cukup berada. Meskipun minder karena pakaiannya yang tergolong biasa aja, tetapi Karinka tetap berjalan memasuki area gereja sembari merapalkan doa di dalam hati dan berharap Yang Maha Kuasa menjaga hatinya agar tidak retak berkeping-keping ketika melihat Ravel dan Karinna mengucap janji suci nanti.

(Bukan) Pernikahan Turun RanjangWhere stories live. Discover now