♧4♧

32 8 6
                                    


Hari dimana {Name} berinvestigasi pun telah tiba. Ia bangun di jam enam pagi dan mempersiapkan semuanya tak lupa ia meminum segelas teh dan memasukkan semua biodata di tas nya kembali. Tapi walaupun begitu sebenarnya ia sangat gelisah dan takut untuk bertemu Vyn kembali karena ia masih mengingat semua kejadian itu. Sampai-sampai ia terus saja mengeluarkan keringat dingin.

"Bantu aku bantu aku bantu aku..." gumam {Name}.

Setakut itu kah {Name} pada Vyn ? Iya, benar sekali sampai-sampai setiap ia ingin berbicara pada seseorang ia malah menjadi sangat gugup dan gelagapan. Oh, malang sekali {Name} ini.

Ketika sudah sampai di tempat kerja, seperti biasa dirinya di sambut oleh para pegawai dan teman-temannya yang ada disana. {Name} menyapa balik mereka semua dengan senang hati sambil tersenyum. Tetapi mereka lihat bukan seperti itu, jantung {Name} terus bergedup sangat kencang yang membuat dirinya menjadi sesak nafas.

Jam sudah menunjukan pukul delapan lewat lima puluh menit bisa dibilang kalau sebentar lagi Vyn akan datang. Seperti biasa {Name} masuk ke dalam ruangan Artem.

TOK TOK TOK

"Hm ? Masuklah" ucap Artem dari balik pintu. {Name} yang mendengar itu pun memegang gagang pintu dan mulai membuka pintu lalu melangkah masuk.

{Name} dapat melihat kalau sang atasan sedang mengantuk. Dirinya pun melangkah menghampirinya dan melihat betapa banyaknya kertas tersebar di meja sang atasan.

"Artem-san, kau baik-baik saja kan ?, Artem-san keliatan sangat mengantuk, istirahatlah terlebih dahulu jangan dipaksakan" ucap {Name} sambil memegang bahu sang atasan.

"A-akh.. aku tidak apa-apa..bisakah kau tolong aku ?" Jawab Artem.

"Ya, ada apa?"

"Tolong buatkan aku secangkir kopi tanpa gula ya" pinta Artem pada sang assisten.

"Baiklah, akan ku buatkan, tunggu sebentar"

{Name} pun keluar dari ruangan dan pergi ke tempat istirahat. Disitu {Name} langsung mengambil gelas keramik berwarna putih dan membuka toples bubuk kopi. {Name} memasukkan bubuk kopi itu ke dalam gelas sebanyak satu sendok makan dan menuangkan air panas ke dalam gelas yang sudah berisikan bubuk kopi, aroma kopi sudah mulai tercium perlahan-lahan. Dan juga kepulan-kepulan asap dari air panas itu pun dapat terlihat. {Name} mengambil sendok besi dan mengaduk nya pelan beberapa saat. Dan setelah selesai ia pun membawanya kembali ke ruangan sang atasan.

{Name} berjalan pelan agar sang kopi tersebut tidak tumpah, dan sesampainya di ruangan sang atasan {Name} melihat adanya seorang tamu yang ia takuti. Benar, dialah Vyn.

{Name} dengan gugup memberikan kopi itu lada Artem dengab meletakanya di meja nya. Dan {Name} pun mengambil tas dan menundukkan kepala tak berani menatap sang rekan kerja.

"A-ano...aku..dan Vyn-san akan pergi ke..tempat..investigasi...aku izin permisi..Artem-san" ucap {Name} gugup.

"Artem, aku permisi" ucap Vyn dengan dingin. Sedangkan yang dipanggil hanya diam mengangguk saja.

"Ayo, {Name}" ucap Vyn lagi.

{Name} yang mendengar itu hanya bisa berjalan di belakang sang rekan kerja dengan takut dan gugup.

Sesampainya mereka diluar gedung tiba-tiba saja Vyn berbalik badan dan menatap sang perempuan.

"Apakah sifatmu memang seperti ini ?..atau karena kau takut padaku ? Aku tidak memarahi mu atau menyakitimu kan ? Untuk apa kau menunduk ? Apakah manusia berjalan sambil menunduk ? Tidak kan ?..hei, lihat diriku, {Name}" ucap Vyn pelan.

{Name} yang mendengar itu berusaha untuk menaikkan kepala nya lagi dan pelan-pelan menatap wajah Vyn. Vyn yang menyadari itu langsung tersenyum lembut dan terkekeh pelan.

{Name} yang melihat itu langsung tersontak kaget dan berusaha mencerna semua apa yang terjadi dengan rona tipis di pipi nya itu.

"Aku kesini tidak membawa kendaraan karena aku lebih suka berjalan kaki karena itu lebih sehat, kau tidak keberatan kan, {Name}"

"Ah, tidak apa-apa" jawab {Name}.

"Aku tidak mau kau berjalan di belakangku, ini sudah bukan zaman kerajaan lagi. Anggap saja aku temanmu" ucap Vyn. Sedangkan {Name} hanya mengangguk mengerti saja.

{Name} mulai menyesuaikan jarak jalan antara dirinya dan Vyn. Karena ia harus bisa menuruti apa kata temannya itu.

Selama perjalanan tidak ada yang mengobrol, suasana canggung pun terjadi diantara mereka berdua. Dan tak lama setelah mereka berjalan tiba-tiba saja dan sekelompok orang yang sedang memukuli orang jalanan yang terduduk disana.

Suara tendangan kaki dan pukulan tangan serta kata-kata kasar pun dapat terdengar sampai ke telinga Vyn. Yang membuat Vyn penasaran apa yang sebenarnya terjadi.

"{Name}, aku mau melihat sekelompok orang itu, mari kita kesana" ucap Vyn pada {Name}.

"Un, baiklah" jawab {Name}.

{Name} dan Vyn akhirnya berjalan sampai ke tempat itu, Vyn dengan muka marah nya dengan cepat menghentikan sekelompok orang itu.

"CUKUP SAMPAI DISITU, KALIAN SEMUA" ucap Vyn dengan nada yang dinaikan.

Orang-orang -sekelompok yang melihat itu langsung melihat ke arah Vyn dan menentangnya balik. Tapi betapa kaget nya bahwa yang mereka tantang adalah dosen mereka sendiri.

"Proffesor..ada..disini ??"

"Pak.Dosen..."

"JADI INI KELAKUAN KALIAN DILUAR JAM KULIAH" amuk Vyn.

"M-maafkan saya,Pak proffesor"

"Hii..ayo kabur"

"Jangan kabur kalian !!!!" ucap Vyn.

"Dengarkan ini..besok kalian temui diriku di ruanganku - kampus" ucap Vyn lagi.

"B-baiklah" jawab mereka dengan pasrah.

Ketika mereka sudah pergi Vyn melihat orang jalanan itu terduduk diam dengan rasa iba Vyn duduk dan menepuk pundak nya.

"Kau baik-baik saja ?" Tanya Vyn.

"Ya,aku baik-baik saja terima kasih, pak" ucap orang jalanan itu.

"Aku permisi" jawab Vyn.

Dan akhirnya {Name} dan Vyn pun berjalan kembali dan suasana canggung pun terjadi kembali sampai mereka sampai ke tempat investigasi tersebut.

To Be Countinued.....

Ichiji tekina kōfuku || Tears Of Themis x Mystic Messager x reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang