Bertemu Kembali

265 48 4
                                    

Pagi sekali pemuda manis tersebut sudah berada disekitar halte menunggu bus yang akan mengantarkannya kepada sekolah tercintanya. Yoshi memang tidak mempunyai kendaraan pribadi seperti teman-teman lainnya karena gaji sang ibu terlalu terbatas untuk menghidupi keluarganya. Meskipun dirinya juga bekerja menjadi guru les tetangganya, namun hasil yang ia dapatkan akan ia tabung untuk keperluan sekolahnya yang tiba-tiba meminta sejumlah uang untuk kegiatan.

Selama ia sekolah, Yoshi memang anak yang tidak pernah meminta uang tambahan untuk kegiatan sekolahnya. Karena menurutnya sudah cukup sang ibu memberikan ia uang saku dan uang sekolahnya untuk tanggung jawabnya. Jadi, jika untuk keperluan lain yang diluar itu semua Yoshi memilih menabung saja dari hasil uang saku atau kerjanya menjadi guru les anak Sekolah Dasar. Untung ia memiliki otak yang cerdas seperti orang tuanya, jadi ia tidak susah untuk mempelajari lagi pelajaran yang lalu-lalu.

Yoshi terus memandangi jalanan yang belum terlihat bus kota menuju sekolahnya. Apakah ia terlalu pagi? Tapi jika tidak pagi-pagi, ia akan terlambat seperti hari-hari yang lalu. Padahal saat ini sudah pukul 5.45 WIB tapi masih belum terlihat bus kotanya. Terpaksalah ia harus menggunakan angkutan umum saja meskipun ongkosnya harus dua kali lipat dari menggunakan bus kota. Tapi Yoshi bersikeras menunggu 10 menit lagi mungkin saja memang ada keterlambatan.

"Dek nunggu bus ya?"

Terlihat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik walaupun wajahnya sudah menua itu bertanya kepada Yoshi seraya menepuk pundaknya. Yoshi pun tersenyum ramah dan mengangguk menjawab pertanyaan sang ibu paruh baya itu.

"Iya bu. Saya lagi nunggu bus. Ada apa ya bu?"

"Itu ibu dapet kabar dari grup whatsapp katanya di Jakarta Utara ada perbaikan jalan. Jadi kendaraan besar seperti bus dan truck gak bisa lewatin daerah sini, mereka harus puter balik lebih jauh kalo mau ke daerah ini. Sepertinya bus gak akan dateng kesini gara-gara perbaikan jalan di daerah Jakarta Utara sana dek. Mending naik angkot aja"

Yoshi yang mendengarnya lesu seketika karena uang sakunya harus keluar extra untuk membayar ongkos. Padahal ia berencana ingin makan soto bu Dwi tapi harus ia urungkan karena uangnya sepertinya tidak akan cukup.

"Oh gitu ya, bu. Terima kasih infonya, saya juga sempat kepikiran buat naik angkot aja. Makasih ya bu"

Setelah mengucapkan terima kasih, tak lama angkutan umum jurusan sekolahnya telah datang. Yoshi pun langsung menaiki angkutan umum tersebut setelah berpamitan kepada wanita paruh baya yang memberikan informasi mengenai jalur bus nya mengalami penutupan sementara. Angkutan umum itu pun langsung pergi dari lokasi tersebut.

Setelah transit dua kali menggunakan angkutan umum, Yoshi terpaksa harus berjalan kaki menuju sekolahnya. Angkutan umum pada transit kedua mengalami mogok mesin, terpaksa Yoshi harus berjalan menuju sekolah tercintanya. Untung sudah dekat area sekolahnya, jika tidak mungkin ia lagi-lagi akan telat memasuki kelas jam pertama. Mimpi buruk bagi Yoshi.

Dengan berjalan malas seraya menendang kerikil di hadapannya, Yoshi sesekali menggerutu terkadang menghela nafas panjang karena nasibnya tidak baik lagi. Apalagi kelas akan dimulai 20 menit lagi. Andai ia memiliki kendaraan pribadi, mungkin sekarang ia sudah berada di kelas dengan buku mata pelajaran yang ia baca untuk pertemuan kali ini.

Tin tin

Yoshi menoleh ke arah pengendara motor yang membunyikan klakson kepadanya. Ia mengernyit bingung, siapa lelaki ini? Apakah ia mengenalnya? Pengendara motor tersebut langsung melepas helmnya dengan senyum manis terkembang di wajah tampan itu. Javier lah pengendara motor tersebut.

"Lo ngapain jalan sendirian disini?"

Pemuda tampan itu bertanya dengan mengernyitkan keningnya heran. Kenapa pemuda manis ini berjalan sendirian dengan jarak sekolah yang lumayan jauh menurutnya. Yoshi hanya menghela nafas pendek seraya mengedikkan habunya.

Cotton Candy [JAEMYANG] (HIATUS)Where stories live. Discover now