Chapter 12

499 65 14
                                        

(2/3)

"Sebenarnya dia tidak menghirup terlalu banyak. Tapi karena lamanya dia berada di tempat itu tetap berpengaruh. Setidaknya seminggu kedepan dia akan terus dirawat. Luka-lukanya juga tidak dalam. Tidak perlu terlalu khawatir."

Kata-kata dokter pribadinya masih terngiang di kepalanya. Menyebalkan.

Teman-temannya sudah berusaha menenangkannya tapi dia masih menyalahkan diri sendiri.

Harusnya aku bisa menjaganya tanpa meninggalkan sehelai rambutpun, sial.

"Tidak semua hal bisa kita lakukan dengan sempurna. Kalaupun tetap menyebalkan setidaknya kita pikirkan apa yang harus dilakukan setelahnya." Namjoon menepuk pundaknya pelan, lalu pergi begitu saja.

Taehyung menatap arah perginya dengan senyum tipis sebelum matanya berubah semakin gelap.

Bang It!

Ditatapnya paras bak dewa yunani yang terlelap dihadapannya. Dielusnya surai lembut yang menghalangi, beberapa memar yang terlihat membuatnya geram. Terutama bekas jeratan tali di sekitar pergelangan sang malaikat. Diusapnya jejak jeratan tali itu pelan, dia semakin kesal.

Diangkatnya jemari bebas jarum infus dan kecupnya lembut berharap mengurangi sakitnya memar yang tersisa.

Tuk tuk.

Suara ketukan pelan dari luar, ia yakin itu dari tangan kanannya. "Masuk."

Langkah tegas yang lirih memasuki ruangan tenang di mansion itu.

"Lapor, Tuan."

"Hm."

"Markas cadangan dan markas-markas yang lain telah ditemukan. Tindakan selanjutnya akan segera dilaksanakan dalam persetujuan."

Taehyung tetap tidak menoleh dan terus memandangi wajah cantik dihadapannya. "Lakukan."

"Baik, Tuan."

Tak lama kemudian semua media memberitakan tentang terjadinya ledakan kuat di banyak tempat yang terpencil dan ledakan berskala kecil di tempat ramai penduduk.

"Kenapa Jinnie terus meminta bermain petasan padahal kau takut dengan suara ledakannya?" Tae kecil bertanya pada Jinnie yang dia tutupi telinganya.

"Dan kenapa selalu di malam hari?"

Seokjin kecil yang ditanya hanya tersenyum cerah. "Karena warna ledakannya indah! Dan saat siang, cahayanya tidak akan terlihat hehe."

"Video ledakan semuanya tersedia Tuan. Semuanya direkam tepat malam ini juga."

Taehyung tersenyum. "Bagus."

"Baby Angel, bangunlah. Mari lihat warna-warna cantik dari ledakan petasan besar ini bersama Oppa."

Bang It!


Selang 2 minggu kemudian.

Seokjin membalas senyum ramah maid yang membawa bubur khas rumah sakit. Memikirkan rasanya membuatnya malas, tapi tunggu dulu. Maid yang satu ini cantik jadi jangan lewatkan–

"Terima kasih nona cantik." nadanya jahil dengan kedipan mata nakal. Sebelum maid paham apa yang dimaksud, suara pintu terbuka membuat Seokjin terkesiap terlebih setelah tahu siapa yang membuka pintu.

"Tinggalkan makanannya disini, kembali ke tempatmu." titah jelas tanpa nada membuat wanita itu merinding dan bergegas pergi dari kamar itu.

Taehyung duduk di kursi yang selalu ada di samping ranjang tempat Seokjin terduduk. Raut wajah Seokjin terlihat kesal tapi dengan sedikit malu. Taehyung tersenyum kecil lalu mengangkat sendok makan ke hadapannya.

Bang It! • TaeJinWhere stories live. Discover now