Bab 17

3.4K 61 6
                                    

Sely harus berangkat kerja lagi. Harus hidup dengan apa adanya supaya tidak ada satupun orang yang curiga padanya kalau ternyata dirinya adalah wanita simpanan dari dua pria yang sudah memiliki istri. Tetapi memang lebih dominan ia adalah simpanan dari Kevin Daniyal. Si pengusaha ekspor impor yang menduduki jabatan paling tinggi di Grey Tower.

Pagi itu Sely mencari ikat rambut kesayangannya. Sudah beberapa hari ia tidak menemukannya. Padahal seingatnya ia selalu menyimpan barang miliknya dengan baik dan rapi.

"Dimana ikat rambut itu ya? Apakah harus pensiun dan mencari ikat rambut yang lain?" Sambil mencari ke kolong kasur pun ternyata kosong. Karena tidak ketemu akhirnya ia pun menyerah karena takut terlambat bekerja.

Sely turun ke lantai satu dan melihat kalau Zelin sudah lebih sehat dan sedang menyiapkan sarapan bersama asisten rumah tangganya.

"Selamat pagi, Zel!" Sapa Sely dengan riang. "Sudah sehat?" Lanjutnya sambil duduk di salah satu kursi di ruang makan.

Zelin menoleh sekilas. "Iya, sudah lebih baik. Kamu apa kabarnya? Kita serumah tapi sulit sekali menyapa ya," sindir Zelin dengan acuh sambil terus fokus pada makanan yang sedang dihidangkan.

"Uhm, ya... Mungkin hubungan kita tidak sebaik dulu." Sely menatap Zelin. Tepat saat itu Zelin menoleh padanya.

"Benar. Berbaikan tapi ya...." Zelin mengedikan bahunya dan kembali fokus.

"Wah, kalian sibuk gosipin aku ya," ucap Kevin yang baru saja tiba sambil mengancingkan lengan kemejanya.

Zelin dan Sely menoleh bersamaan. Namun reaksi Zelin hanya sebuah senyuman. Karena Zelin merasa hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja. Sedangkan Sely justru memutar bola matanya. Lalu tertawa.

"Jangan kepedean kamu Kev. Hadeh!" Ucap Sely sambil tertawa riang.

Melihat reaksi Sely, Kevin malah sibuk menatapnya. Dan merasa gemas sendiri. Jika tidak ada Zelin, rasanya Kevin ingin mencium bibir yang saat ini dilapisi lipstik.

Zelin melihat itu. Ada tatapan aneh pada suaminya saat melihat mantan sahabatnya. Ya, Zelin belum sepenuhnya menerima kembali kehadiran Sely dalam hidupnya. Masalahnya Zelin memiliki firasat aneh dengan keberadaan Sely sejak awal dia hadir di rumah tinggalnya. Namun, Zelin tidak mau gegabah dengan asumsi yang dia miliki. Yang nantinya malah justru akan mempermalukan dirinya sendiri. Zelin tidak segegabah itu, yang dia tahu kalau ada yang tidak beres dengan rumah tangganya.

"Nanti pergi bareng aja, Sel. Kan kita searah," ajak Kevin sambil menyuap nasi gorengnya.

Sely melirik Zelin dulu sebelum menanggapi ajakan Kevin. Ia merasa Zelin lebih cuek daripada biasanya. "Boleh kalau gak ngerepotin. Kan lumayan hemat ongkos ojol."

"Memang Rendi kemana?" Tanya Zelin tiba-tiba. Membuat Kevin dan Sely saling menatap lalu menatap Zelin.

"Uhm, Rendi libur. Tadi mau jemput tapi motornya semalam rusak, jadi mau ke bengkel dulu," ujar Sely. Apa yang dikatakan Sely benar adanya. Karena motor Rendi memang sedang rusak.

Zelin menanggapi dengan ber'oh' saja. Namun dalam hati, ia mulai gelisah entah apa alasannya.

Kevin beranjak karena makanannya sudah selesai dan mencium kening Zelin sebagai tanda pamit. Zelin diam saja, rasanya aneh saja. Biasanya Kevin akan memeluknya dan mengatakan hal romantis sebelum berangkat. Namun, hari ini sangat berbeda.

"Kalau udah selesai sarapannya langsung ke depan aja ya, Sel," ucap Kevin kepada Sely yang masih menghabiskan sarapannya. Dan Sely menanggapi dengan anggukan kepala. Sesekali melirik ke arah Zelin yang tertunduk dan fokus pada makanannya.

Sely mengambil piringnya yang sudah kosong, lalu langsung membawanya ke dapur. "Zel, aku berangkat dulu ya." Sely mengatakannya tanpa menoleh ke arah Zelin. Dan langsung setengah berlari ke arah luar rumah menuju mobil milik Kevin yang sudah menyala dan menunggunya.

Zelin melihat Sely dari balik jendela yang sedang menaiki  mobil sang suami dengan wajah riangnya. Wajah itu lagi yang Zelin lihat dari air muka Sely mantan sahabatnya. Untuk kembali mengakui Sely sahabat untuk saat ini rasanya sangat sulit. Memaafkan sudah, tapi untuk melupakan adalah dua hal berbeda. Masa lalu yang kelam itu masih terus menghantui Zelin hingga saat ini. Ketika mobil beserta penumpang nya sudah hilang dari pandangan, Zelin pun kembali ke ruang makan. Sarapannya menyisa, selera makannya hilang. Dan langsung membawanya ke dapur. Setelah beberes di dapur, ia kembali ke kamar. Sudah sejak sakit, kamarnya belum dibersihkan. Namun, saat merapikan seprai dan hendak mengganti, sesuatu jatuh dari sela kasur.

"Apa ini?" Zelin mengambil dan mengamati yang ternyata itu adalah ikat rambut. Sedangkan dirinya tahu betul itu bukan miliknya. "Punya siapa ini? Kenapa ada di sini?" Zelin kembali melihat sekelilingnya dan mengecek kolong dipan kasurnya. Entah mengapa ada dorongan dalam dirinya untuk segera mengecek. Dan ada benda lain di kolong kasur.

"Apa lagi ini?" Zelin menarik sebuah benda dari kolong kasur yang ternyata ada bra warna hitam dan ukurannya lebih kecil. "Milik siapa bra ini?" Jantungnya berdebar cepat. Keringat dingin mulai menyergap dan darahnya seakan berdesir. Menahan luapan emosi. Zelin sulit mengekspresikan dirinya sendiri. Sesak melanda dan pusing. Ia pun duduk di tepi kasur. Menatap dua benda yang sedang dipegangnya.

"Kevin selingkuh dariku dan membawa wanita itu ke dalam kamar ini."

****

"Bolos aja yuk?" Ajak Kevin kepada Sely.

"Terus mau kemana? Aku alasannya apa?"

"Ingat, aku bosnya." Kevin menunjuk dirinya sendiri dengan percaya diri.

Sely memeluk Kevin dan mulai meraba paha kekar milik pria yang sedang menyetir mobil. "Kamu sama Zelin lagi bertengkar?"

Kevin melirik Sely lalu mengangguk. "Sepele sih. Cuma masalah bercinta aja."

"Bercinta? Bukannya kamu semalam udah bercinta sama aku?" Jelas Sely.

"Iya, benar. Tapi cairannya itu kan berantakan ke celana. Terus aku ganti, pas masuk kamar Zelin ternyata bangun. Aku panik, pas dia ngajakin aku bilang cape. Eh dia ngambek."

Sely senang sekali mendengar kalau Kevin dan Zelin bertengkar. Rasanya Sely merasakan jika dirinya sangat diprioritaskan dalam hubungannya dengan Kevin.

"Kamu kenapa senyam senyum sendiri?" Kevin menyadari kalau wanita yang sedang memeluknya dalam keadaan suasan hati yang happy.

"Enggak apa-apa, lagi happy aja. Jadi kita mau bolos kemana?" Tanya Sely.

Kevin melirik Sely dan mengecup keningnya, "kita ke hotel dan menginap di sana." Ia pun langsung membelokkan mobilnya masuk ke arah jalan tol dan mengarah ke arah puncak Jawa barat.

"Tapi aku nggak bawa salinan lho!"

"Aku juga," timpal Kevin.

Sely kembali mendekap erat lengan Kevin. "Kamu yang belanjain ya. Udah lama aku gak shopping," rengeknya.

"Iya, Sayang. Aku bikin kamu happy nanti." Kevin membayangkan kalau di hotel nanti Sely akan menservisnya dengan puas. Tidak ada ketakutan akan ketahuan. Alasan yang akan dia berikan ke istrinya sangat mudah dan Kevin percaya Zelin akan mempercayainya.

"Sekarang aja aku udah happy kok. Kamu itu lelaki yang pengertian ya, Kev. Aku sayang sama kamu. Cuma kamu satu-satunya pria yang ada di hatiku." Sely mengucapkannya tidak dari hatinya. Hanya sekedar ingin menyenangkan hati Kevin. Supaya Kevin bisa lebih tunduk padanya.

🍑🍑
3 - Des - 2021
Lovelygreene__

[]

Assalamualaikum semua...
Sudah masuk bulan Desember, di penghujung akhir tahun 2021. Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya.

Maafkan kalau aku masih belum bisa konsisten untuk cepat update bab baru 🙏 karena aku sibuk urusan rl. Dan semoga kalian masih tetap setia dengan ceritaku ya. Terimakasih.
Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya nya...

Wanita Simpanan! [End] ✔️Where stories live. Discover now