Bab 4

8.6K 141 5
                                    

Peringatan ⚠️

Tidak segan-segan aku mengingatkan kalian, jika cerita ini bukan untuk ditiru atau dilakukan di dunia nyata atau pun maya. Ambil baiknya buang buruknya. Ini hanya sebuah cerita untuk menghibur atau mengisi kekosongan waktu kalian saja.

Selamat membaca!

[]

Mengetahui jika Kevin adalah pemilik cafe tempat Sely bekerja. Rasa malu mulai menggerogoti dirinya. Padahal setahu Sely, Kevin bekerja di Grey Tower. Hari itu menjadi hari yang agaknya membuat mood Sely hancur setelah briefing pagi. Cafe juga tidak ramai, hanya beberapa pengunjung saja yang datang. Dan kerjaan Sely juga menjadi tidak banyak. Kebanyakan melamun dan menunggu. Sekiranya cafe sepi, Sely mencuri waktu untuk berjalan ke bagian belakang cafe. Ada teras yang lumayan besar untuk para karyawan beristirahat. Dan pemandangan yang langsung tertuju ke kolam ikan koi. Sely duduk di salah satu kursi yang terbuat dari kayu. Lalu menatap ikan koi yang sedang berenang hilir mudik tak beraturan.

"Jadi aku adalah bawahannya dan sekarang aku menumpang juga di rumahnya. Wah... Mau ditaruh dimana wajahku ini ya," ucap Sely. Dia juga langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Masih mikirin masalah kemarin?" Suara yang sangat Sely kenal mendekatinya dan membuat Sely membuka wajahnya.

"P-pak Kevin," ucap Sely.

Kevin tertawa mendengar Sely memanggilnya dengan sebutan 'pak'. "Biasa aja lah, gak usah manggil gitu."

"Tetap gak enak sama yang lain." Sely menjelaskan.

"Di sini aja ya manggil aku, Pak. Di luar atau di rumah seperti biasa aja, oke?"

"Oke." Sely mengangguk.

Kevin menarik kursi untuk duduk di dekat Sely. Didekati Kevin membuat Sely menjadi grogi. Jantungnya berdebar.

"Kenapa, Sel. Kok gelisah banget. Aku ganggu ya?" Kevin tahu kalau Sely salah tingkah karena dirinya.

Sely menggeleng pelan, "enggak kok. Cuma ini kedekatan. Gak enak dilihat karyawan lain." Sely menoleh ke arah pantry cafe. Berjaga-jaga supaya tidak ada yang melihat mereka berdua.

"Santai aja, Sel. Kalau mereka lihat kita duduk di sini juga ,mereka gak bisa berbuat apa-apa. Aku bosnya," bisik Kevin dengan senyum yang menggoda.

Membuat Sely semakin gerah saja. Terlebih fantasinya dengan Kevin masih menggantung didepan wajahnya. Sialan sekali Kevin. Membuat aku kegerahan di cuaca seteduh ini.

Sedangkan Kevin dengan santainya masih menatap Sely. Menelitinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sampai muncul ide gila secara tiba-tiba.

"Sel, mau jadi asisten pribadi ku gak di cafe?" Kata Kevin sambil membenarkan posisi duduknya.

"Asisten pribadi, maksudnya?"

"Iya, aku tahu kamu di sini itu hanya karyawan yang dibayar harian aja. Sedang kan aku kan juga hanya seminggu dua atau tiga kali dateng kesini. Nah, saat aku dateng, kamu yang buatin aku kopi dan anter makanan ke kantor aku. Gimana? Urusan salary, itu aku tambah dari kantong pribadiku. Berminat?" Kevin menaikkan satu alisnya menunggu reaksi Sely.

Sely bingung, dia tidak terbiasa bekerja berat. Bekerja di cafe aja udah bikin dia mengeluh terus sepanjang malam. Dia ingin hidup enak seperti saat kedua orangtuanya masih hidup. Saat ini dia sebenarnya masih memiliki ibu kandung. Tetapi, sejak kecil Sely tidak pernah mendengar kabarnya.

Wanita Simpanan! [End] ✔️Where stories live. Discover now