40.Convince

372 37 22
                                    

Bentar!!

Sebelumnya aku mau minta maaf buat Markoeun ship😭

Jangan ngambek pliss.

Astagaa sampe bingung sendiri aku waktu kalian marah and ngambek gitu.

Jujur,kalo misal aku nulis cerita sesuai ekspektasi,menurutku gk bakal seru karena ceritanya gampang ditebak.

Gk menantang jadinya...

Tapi kalo misal kalian tetap kecewa maaf ya....

Ya gitu aja kalo gitu...

Happy Reading guys🤧

.

.

.

Kini hanya Hina dan Jaemin yang berada di ruang tengah.

Hina menatap Jaemin yang tampak sangat lelah.Wajah pemuda itu tampak pucat,terbukti dari lingkaran hitam pada mata dan bibirnya yang putih menyamai kulitnya.

Hatinya ikut teriris dan sesak melihat mata yang biasanya penuh binar kebahagiaan kini tergantikan oleh mata lelah dan sayu.

Menjadi idol benar-benar mempunyai tanggung jawab yang berat.

"Jae,kau sakit?" tanyanya khawatir.

Mata lelah Jaemin menatap Hina yang berdiri tak jauh darinya dengan sayu,ada gurat kekecewaan disana dan hal itu pula yang mempu membuat hati Hina semakin mencelos.

Ia mengerti maksud dari para pemuda itu hanya saja mereka tak boleh egois.

Ini semua untuk kebaikan mereka juga.

Merasa tubuhnya yang terlampau lelah dan suasana yang tak begitu baik,pemuda Na itu beranjak dari sofa dan berjalan ke arah kamarnya.

Hina menatap punggung pemuda itu sebentar dan setelah itu ia mengikuti langkah Jaemin menuju lantai dua untuk kembali ke kamar masing-masing.

Saat sudah sampai di depan pintu kamarnya,Jaemin berhenti sejenak guna menetralkan rasa pusingnya.

Hina yang sedari tadi merasa ada yang tak beres dengan Jaemin pun tak jarang memerhatikan pemuda itu.

Sedetik kemudian matanya membola dan dengan cepat ia berlari ke arah kamar Jaemin saat melihat pemuda itu yang hampir ambruk di depan pintu kamarnya.

Grep

"Jaemin-ah!" pekiknya sambil menahan tubuh Jaemin dalam rengkuhannya.

Hina dapat merasakan napas panas Jaemin yang menerpa ceruk lehernya.

"Aku tak apa-apa..." lirihnya hampir berbisik dengan mata terpejam dan setelah itu ia berusaha melepaskan dirinya dari rengkuhan Hina.

"Aku antar ke kamar" ujar Hina.

"Tidak perlu,aku bisa sen-"

"Jangan keras kepala,Na Jaemin!"

Hina yang sudah sangat khawatir dan panik tanpa sadar membentak pemuda dalam rengkuhannya itu.

Jaemin yang sudah lelah hanya pasrah dan membiarkan Hina menuntunnya untuk berbaring di kasurnya.

Gadis itu menyelimuti Jaemin sebatas dada kemudian menempelkan tangannya di dahi pemuda itu.

Ia meringis pelan,
"Kau demam tinggi.." lirihnya.

Dengan cepat,ia mengambil baskom berisi air hangat dengan kain bersih.

Mickey Mouse Club 2 Where stories live. Discover now