Fiya In Fantascroller Academy

27 9 5
                                    

Ketika waktu menunjukkan pukul tengah malam, seluruh murid di asrama Alchemist tengah berkutat dengan bahan ramuan di depan kuali mereka

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Ketika waktu menunjukkan pukul tengah malam, seluruh murid di asrama Alchemist tengah berkutat dengan bahan ramuan di depan kuali mereka. Begitu juga denganku, ditemani burung gagak yang bertengger di bahu, menuangkan bahan terakhir dengan hati-hati sebelum mengucap mantra dengan tongkat sihir.

Asap meledak keluar dari dalam kuali, memenuhi ruangan dan keluar melalui jendela. Aku mengambil gelang yang mengambang di atas kuali dan memakainya, mengusap bulu hitam gagak sebelum meletakkannya di ranting lalu, pergi untuk tidur.

Sebelum matahari terbit, aku pergi keluar asrama dengan jubah hitam. Melangkah menuju hutan tanpa ragu-ragu.

"Fiya, kamu mau kemana?"

Aku menoleh, lalu mengulurkan tangan, membiarkan gagak yang menyusul untuk bertengger di atasnya.

"Menuju gua hijau, mencari bahan ramuan."

"Tunggu aku," ucap Lyora, seorang Healer di Akademi.

Dia bergegas menyusulku dan tersenyum. "Sungguh kebetulan, aku juga sedang mencari tanaman di gua hijau itu."

"Tanaman apa yang kamu cari?"

"Sejenis ... untuk mempercepat penyembuhan," jelas Lyora dengan gugup.

Aku langsung memasuki gua begitu sampai, ada begitu banyak kristal hijau, itulah mengapa gua ini disebut gua hijau. Aku berjalan ke bagian dalam gua, mengangkat tongkatku untuk sihir penerangan dan mengambil beberapa kristal yang jatuh.

Sementara Lyora ... aku tidak melihat ke belakang setelah memasuki gua. Ketika aku berkeliling untuk mencarinya, aku melihatnya berdiri di depan gua sambil tersenyum.

"Apakah kamu sudah menemukan tanamannya?" tanyaku sambil berjalan mendekat, bagaimanapun penyihir Healer sangat dibutuhkan walau mereka tergolong lemah.

Aku berhenti, sementara gagak di bahuku mengeluarkan bunyi nyaring. Alisku berkerut menyaksikan Lyora yang berubah menjadi seekor serigala dan berlari sambil melolong gembira.

Gua ini bergetar sebelum batu-batu jatuh dan menutupi mulut gua. Aku menggertakkan gigi, longsor tadi jelas disengajanya untuk menjebakku.

"Argh kenapa aku baru menyadarinya, itu jelas bukan Lyora, melainkan Fikoo. Dasar shapeshifter usil!" batinku kesal.

Suara gagak menyadarkanku, lalu bergegas mencari ramuan untuk masalah yang sedang aku hadapi ini, kemudian melemparkan botol ramuan ke bebatuan yang menghalangi jalan.

Wush!!

Asap tebal keluar dari botol, menyelimuti bebatuan itu. Aku mengusap bulu gagak sambil menunggu ramuan selesai bereaksi. Setelah asap menghilang, aku melompat melewati bebatuan yang kenyal seperti marshmellow.

"Tunggu saja, aku akan membalasmu, Fikoo," batinku sebelum kembali ke asrama untuk bersiap ke Akademi.

Hari ini, aku menyiapkan bahan khusus untuk materi baru Ms. Ezel. Apa pun untuk menciptakan hal baru, aku akan mencarinya dengan serius.

FANTASCROLLER : SIDE STORYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora