06. Nona

3.1K 159 11
                                    

-1821-

-1821-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

Keesokan paginya Jaemin di kejutkan dengan beberapa maid yang berjajar rapi di aula, tentu saja Jaemin sangat terkejut.

Karena semenjak ia menapakkan kaki di mansion ini Jeno mulai memecat satu persatu maid, dan hanya menyisakan dirinya seorang yang di pekerjakan untuk membersihkan seluruh mansion. Entah apa alasan Jeno melakukannya, Jeno memperlakukannya sangat buruk semenjak hari itu.

"Kalian sudah tau bukan, apa yang akan kalian lakukan di sini?"

Tiba-tiba Jeno turun seraya merapikan setelan baju kantornya.

Jeno berdiri tepat di samping Jaemin, membuat Jaemin gugup karena tatapan para maid bukan hanya tertuju pada Jeno saja tapi juga dirinya.

"Untuk tugas-tugas yang diberikan aku sudah memberitahukannya pada kepala maid, Karina?" Panggil Jeno pada seseorang yang Jaemin pun tak tau siapa.

Tak menunggu lama salah satu maid maju setelah Jeno memanggil.

"Ya tuan?" Balas pelayan itu dengan sopan.

"Kau sudah ku beri tahu bukan,ku harap kau tak lalai dan ceroboh dengan tindakan mu, nanti kau bisa jelaskan pada mereka"

"Baik tuan" kemudian pelayan yang bernama Karina itu kembali pada tempatnya.

"Dan ya kenalkan dia adalah Jaemin, jangan membuat dia kelelahan jika bisa perlakukan dia dengan khusus, beri dia makan-makanan sehat, juga jangan memperlakukan dia seperti pelayan"

"Baik tuan!!" balas para maid serempak.

"Aku pergi dulu" kemudian Jeno pergi meninggalkan para maid dengan tatapan yang masih tertuju ke arahnya.

"Tuan Jaemin? Apa ada sesuatu yang perlu kami bantu?" Salah satu pelayan bersuara dengan langkah kakinya yang terus mendekati Jaemin.

"T-tidak ada" dengan gelengan kecil Jaemin membalas, ia terlihat lucu di mata para pelayan yang terus memperhatikannya.

"Baiklah tuan kau bisa memanggil kami jika ada perlu sesuatu, kami sangat senang bisa membantu anda tuan" pelayan itu membungkukkan tubuhnya dengan garis senyum simpul yang masih setia melintang di belahan bibir ranumnya.

"A-ah iya, tapi boleh aku meminta sesuatu pada kalian. Tolong jangan memanggilku dengan sebutan 'Tuan' aku hanya seorang budak, kalian bisa memanggilku Jaemin" Jaemin menyatukan kedua tangannya untuk saling menggenggam, ia benar-benar gugup sekarang, karena ini adalah pertama kalinya ia berbicara panjang pada orang lain.

Jaemin juga takut jika para pelayan itu memandang rendah dirinya saat mengetahui jika dirinya hanyalah seorang budak, yang kastanya pun jauh lebih rendah di bandingkan seorang pelayan.

"Baiklah kalau kau mau seperti itu, jadi Jaemin. Jangan ragu untuk meminta bantuan kami, tuan jeno yang memerintahkan langsung pada kami jika kita harus memperlakukan mu dengan baik. Dan ya perkenalkan aku Winter, semoga kita jadi teman baik" pelayan yang memperkenalkan dirinya dengan nama Winter itu menarik tangan Jaemin kemudian menyapa tangan mungil itu dengan sebuah jabatan tangan pertemanan.

"J-jaemin maafkan dia sudah lancang! Kau ini jika dia melaporkan mu pada tuan habis sudah kau di tangannya! Tidak sopan!" Karina menarik Winter untuk memberi jarak pada Jaemin, karena sebelumnya Winter terlihat sangat dekat pada Jaemin.

"Apa salahku? Bagus bukan jika kami berteman baik, tidak seperti mu yang terlalu kaku dan bisanya menasehati terus!" Kesal winter menukikan kedua alisnya tajam.

"Aku tidak keberatan dengan itu, aku justru senang jika ada seseorang yang mau berteman dengan ku. Jika bisa kalian anggap saja aku ini teman kalian, aku sangat ingin mempunyai teman" sahut Jaemin dengan senyum manisnya.

"Kau dengar kan? Jaemin pun tak keberatan, kau saja yang berlebihan!" Ketus Winter yang masih memperlihatkan kekesalannya pada Karina.

"Sudah-sudah! Lebih baik kau ke halaman depan dan sirami bunganya. Dan yang lainnya ikuti aku, ada tugas lain yang perlu kalian lakukan!" Perintah Karina pada winter juga pelayan lainnya.

Winter tampak lucu dengan seragam pelayan yang ia kenakan, rok pendek itu bergerak seirama dengan hentakan kakinya yang berjalan keluar untuk memenuhi perintah sang kepala pelayan, sepertinya gadis kecil itu kesal karena Karina menyuruhnya untuk menyirami tanaman bunga yang luasnya hampir memenuhi seluruh halaman mansion.

Karina menggeleng kecil dengan tingkah kekanakan yang dilakukan oleh kekasih manisnya itu. Benar, Karina dan winter adalah sepasang kekasih yang beruntungnya sepasang kekasih itu mendapatkan sebuah pekerjaan di tempat yang sama.

Atensi Karina kembali pada Jaemin yang masih berdiri di depannya dengan pandangan kosong yang tertuju ke arah luar mansion.

"Jaemin kami pergi dulu ya. Kau bersantai saja dulu sarapan akan siap 30 menit lagi" ucap Karina kemudian pergi diikuti para pelayan yang mengekorinya.

Jaemin hanya bisa menurut, ia mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi santai yang ada di teras mansion, yang menyuguhkan halaman mansion yang luas dengan terpaan sinar mentari pagi yang hangat. Jangan lupakan gadis manis yang setia menampilkan raut kesalnya itu, menjadi pandangan tersendiri untuk melihat setiap kegiatannya.







-







"Ini berkasnya, semua data yang kau cari itu ada di dalam sana"  Mark melempar sebuah map dengan beberapa lembar kertas yang berada di dalamnya, keatas meja.

"Hm... taruh saja nanti kubaca. Aku masih sibuk dengan pekerjaan ku" balas Jeno tanpa melepaskan fokus pada layar MacBook di depannya.

"Oh ya, aku ingin bertanya. Apa kau dan Yeji masih bersama?"

Kali ini Jeno menghentikan pergerakan jari-jarinya yang sedari tadi berkutat di atas keyboard, ia melemparkan tatapan datarnya pada Mark. Jeno menatap sekertaris sekaligus temannya itu dengan tatapan yang sulit di artikan, karena Mark tak hanya duduk di depannya, sekretaris tampan itu juga memperlihatkan seringan khas yang selalu membuatnya ingin bertanya.

"Tentu saja, bahkan aku akan segera melamarnya, kenapa tiba-tiba kau menanyakan Yeji?" Tanya Jeno tak lepas menatap Mark yang senantiasa menampilkan senyum menyebalkan itu.

"Ah tidak, tiba-tiba saja aku mengingatnya. Seingat ku terakhir kali dia datang ke sini 3 Minggu lalu bukan?"

"Ya...? Aku masih penasaran kenapa kau membicarakan yeji. Sebaiknya kau pergi dan selesaikan pekerjaan mu, aku muak melihat wajah mu!" Sungut Jeno kemudian kembali berkutat pada MacBook di depannya.

"Benar sekali! Lebih baik kau tau dari matamu yang sipit itu dari pada aku yang harus repot menjelaskannya pada mu" ujar Mark lalu pergi meninggalkan Jeno yang menyimpan berbagai pertanyaan yang ada di otaknya. Sekretarisnya itu memang suka sekali memberi beban pikiran,

Huh~.

















Eyyo!


Have a nice day, buat kalian yang selalu support 🌱

1821-[NOMIN]Where stories live. Discover now