01.Potong

10.9K 315 4
                                    


-1821-

-1821-

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

.

.

.

Di sinilah Jaemin berada, sebuah mansion besar dengan tampilan modern menjadi tempatnya bernaung untuk tinggal. Jangan mengira Jaemin adalah seorang yang sangat berada ataupun petinggi penting, justru sebaliknya dia hanyalah seorang budak di mansion ini, tapi jika di lihat dari segi penampilan bisa saja seseorang yang baru menemuinya memanggilnya tuan, padahal status Jaemin lebih rendah dari kata tuan.

Semua pekerjaan hanya dia yang mengerjakan, seperti mencuci baju, memasak, bersih-bersih, dan juga melayani nafsu sang tuan yang bisa saja datang sewaktu-waktu. Tidak ada hari libur untuk Jaemin, kecuali jika sang tuan memerintahkan agar mengambil cuti untuk beberapa hari, siksaan dan hukuman tak luput menghantuinya, jika ia melakukan kesalahan sepele ataupun kecil, mungkin di waktu itu juga Jaemin menerima hukumannya.

Kabur untuk melepaskan diri? Sepertinya itu ide yang buruk, karena beberapa kali sudah ia mencoba tapi dengan cepat sang tuan akan menemukannya kembali, Jaemin juga pernah melakukan bunuh diri tapi ada saja yang menggagalkan niatnya, ia melakukan itu karena ia lelah dengan hidupnya yang terus menyiksa batin dan raganya.

Setiap kali sang tuan memerintah ia hanya bisa menurut tanpa sebuah penolakan, walupun Jaemin tidak menyukainya ia harus melakukannya, karena itu perintah sang tuan bukan keinginannya sendiri.

Hidup sebatang kara semenjak ia duduk di sekolah menengah atas membuatnya kesulitan untuk meminta bantuan, seorang kerabat pun Jaemin tak punya apalagi seorang teman.

Beberapa kali ia jatuh sakit karena kelelahan mengurus mansion, mungkinkah seseorang sanggup mengurus sebuah mansion besar seorang diri tanpa bantuan seorang pun, ya itulah Jaemin ia tidak akan beristirahat kecuali waktunya jam makan.

"Jaemin!!"

Lagi-lagi teriakan itu, Jaemin meletakkan spatulanya, mematikan kompor dan berlari pergi menuju aula, ia melihat sang tuan sudah berdiri di ambang pintu, segera mungkin Jaemin meraih tas kantor sang tuan, membantu membukakan jas, dan memberikan segelas air putih.

Jaemin mengekor ketika sang tuan berjalan menuju kamar, tiba-tiba langkah sang tuan berhenti membuat Jaemin melontarkan pertanyaan di kepalanya.

"Kau sedang memasak?"

Jaemin mengangguk, menatap tuannya ketakutan dengan pupil yang bergetar "i-iya" gugup Jaemin.

"Letakkan itu di kamar, aku akan pergi ke dapur"

Jaemin mengangguk, ia berlari kecil menuju kamar sang tuan, meletakkan barang yang ia bawa sesuai dengan tempatnya, setelah itu ia kembali lagi menuju dapur. Jaemin melihat tuannya sedang duduk di meja pantry dengan segelas minuman beralkohol di tangannya, ia menunduk ketika netra tajam tuannya bertabrakan dengan matanya, lalu ia kembali melanjutkan memasaknya.

Terlalu fokus memasak, membuatnya tidak menyadari sebuah pergerakan di belakangnya. Sebuah tangan berurat mengelus kedua bongkahan bokong sintal Jaemin, Jaemin masih bisa menahan untuk tidak memberontak, biasanya sang tuan akan langsung menggerayangi tubuhnya saat itu juga.

"Tuan. . . Aku sedang memasak"

"Apa masih lama?"

"Sebentar lagi selesai"

"Setelah aku selesai makan malam, pergilah ke kamar gunakan piama satin berwarna putih itu" tunjuk Jeno dengan ekor matanya ke arah paper bag hitam di atas meja pantry "aku ingin kau menemaniku malam ini"

Jaemin mengangguk kaku, lagi-lagi hanya bisa menurut.

"Baik tuan" balasnya ragu.

Setelahnya sang tuan pergi meninggalkan Jaemin menuju kamar pribadinya.












Lanjut?

Gak?

Kalo ngak mau lanjut, gk papa ikhlas lahir batin aing unpub soalnya nih cerita (delapan belas coret)

Dikit-dikit soalnya nyicil! Karena saya masih amatir!ಠ◡ಠ

Have a nice day 🌱

1821-[NOMIN]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant