4

2.8K 328 88
                                    

Kalau ada tulisan miring itu flasback ya.

Dua bulan berlalu sejak kematian istrinya akibat kecelakaan. Jungkook menjadi pribadi yang begitu dingin, sosoknya semakin tak tersentuh. Namun tidak ada yang tau kalau Jungkook sering kali menangis diam-diam di malam hari ketika teringat pada sang istri. Penyesalan mendalam karna telah mengkhianati sang istri seolah menjadi dosa yang tak terlupakan dalam hidupnya.

Sesat setelah Jimin bangun, Mingyu langsung menanyai pria itu mengenai identitas aslinya sebab dia tidak ingin salah memberi informasi kalau Jimin memang benar istri dari Jungkook, rekan kerjanya atau hanya sekedar seseorang yang kebetulan mirip dengan istri pria bermarga Jeon itu. Maklum saja dia tidak mengetahui istri dari rekannya itu ketika Jungkook menikah dia tidak bisa hadir sebab sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.

Tidak ada pilihan lain, Jimin mengaku kalau dia memang seseorang yang tengah di cari tersebut. Jimin kemudian meminta bantuan kepada Mingyu, mambuat data palsu tentang kematiannya pada mayat wanita yang juga mengalami kecelakaan di hari yang sama dengannya membuat soal-soal mayat tersebut adalah dirinya.

Beruntung Mingyu adalah orang yang cukup berpengaruh jadi dia dengan mudah menyuap pihak rumah sakit tersebut.

Jungkook mengeraskan rahangnya sambil menatap tajam wanita yang tengah berdiri di hadapannya.

"Bos, kau tidak bisa mengakhiri hubungan kita begitu saja" Ucap Yura pada Jungkook dengan wajah melasnya

"Pergilah, Yura" Usir Jungkook dengan suara teramat dingin. Namun tampaknya wanita itu tidak gentar sama sekali, dia malah mendakat lalu bergelayut manja pada lengan Jungkook yang mati-matian menahan amarah.

"Kim Yura." Peringatnya, suaranya memberat dengan tangan yang sudah terkepal erat.

Memang sesaat nyali Yura sedikit ciut melihat aura gelap milik Jungkook. Ingat hanya sesaat! Yura belum mendapatkan apa yang ia mau, jadi apapun akan dia lakukan untuk itu. Lagi pula ia yakin Jungkook tidak akan menyakitinya.

"Bagaimana pun cara kau mambuatku menjauh, kau tidak akan bisa bos"

Wanita itu diam-diam tersenyum remeh melihat wajah angkuh nan dingin Jungkook.

"Kau tau kanapa bos? Karna aku sedang mengandung anak mu" Bisiknya pada Jungkook seraya tersenyum licik.

"A-apa?" Jungkook seketika blank, wajah terkejutnya sangat ketara.

"Aku hamil bos, usianya sudah tiga minggu" Ucapnya sembil menuntun tangan Jungkook menyentuh perut ratanya.

Jungkook lantas segera menarik tangannya dari perut Yura "Tidak mungkin!" Ucapnya tak percaya.

"Sangat mungkin bos, kita sering malakukannya dan kau keluar di dalam ku berkali-kali"

Kepala Jungkook seketika terasa pening. Hatinya terus menolak namun ucapan Yura benar, dia sering melakukan seks pada pada Yura dan selalu mengluarkan benihnya di rahim sekertarianya itu.

Inikah alasan mengapa Tuhan mengambilmu lebih cepat Minji-ah? Dia tidak ingin kau sakit hati lebih dalam karna lelaki brengsek sepertiku.

Batinnya nelangsa.

Rasa bersalah Jungkook kian besar pada mendiang sang istri. Sejauh itu dosa yang ia lakukan hingga membuahkan hasil seperti ini. Jungkook memang tidak mencintai Yura. Setelah kepergian Minji, Jungkook baru sadar kalau dia tidak mancintai wanita itu persaannya hanya semu, ada karna nafsu dan kesenangan sesaat. Namun sekarang mau tak mau dia harus bertanggung jawab atas bayi yang di kandung wanita itu. Jungkook akui ia memang bajingan, tapi ia tidak akan menelantarkan darah dagingnya sendiri.

I'm Not A Girl Where stories live. Discover now