5

1.9K 240 28
                                    

Pemakaman, senja sunyi nan sepi. Jungkook berjongkok tepat di samping pusara Minji sembari meletakkan bunga tulip putih yang ia beli beberapa waktu lalu.

Beberapa menit terdiam, tanpa sadar bulir bening yang sedari tadi ia tahan perlahan turun dari pelupuk mata.

"Minji-ah, aku datang.." Ucapnya dengan suara serak sembari mengelus nisan sang istri.

"Aku merindukan mu sayang, sangat merindukan mu. Tuhan tampaknya begitu marah padaku karna telah menyakiti salah satu malaikat cantiknya, sehingga ia mengambil mu dariku"

Jungkook tersenyum getir.

"Minji-ah.. ternyata begitu sulit menjalani hidup tanpa mu, aku melewati hari-hari yang buruk tanpa kau disisi ku sayang. Maaf karna selalu menyakitimu, jika di berikan kesampatan bertemu dengan mu lagi aku akan memperbaiki semuanya aku, hiks.. aku-" Vokalnya tercekat, Jungkook tak sanggup melanjutkan kalimatnya dadanya terasa begitu sesak.

"Ini menyakitkan sayang, dadaku rasanya begitu sesak..

Aku tidak sanggup Minji-ah, aku tidak sanggup.. Rasanya aku ingin pergi menyusulmu saja"

Jungkook terus menumpahkan segala isi hatinya hingga tak menyadari kalau hari sudah mulai gelap, wajahnya tampak sembab sebab tak hentinya meneteskan air mata, pria Jeon itu lantas beranjak dari sana dengan berat hati.

Setidaknya perasaanya sudah jauh lebih baik saat ini.

Andai Jungkook tau kalau orang sering kali ia tangisi ternyata masih hidup dan semua ini hanya kebohongan dari orang tersebut. Tidak bisa membayangkan akan seperti apa reaksi Jungkook jika mengetahui kebenarannya.



"Suamiku hentikan hiks... Kumohon ampuni Jungkook hiks... Lihatlah anak kita hampir mati!"

Nyonya Jeon berteriak histeris pasalnya anak buah suaminya terus saja melayangkan bogem pada badan Jungkook yang sudah tak berdaya pria itu bahkan sesekali memuntahkan darah dari mulutnya.

"Kau sebut apa anak biadap ini hah?! aku bahkan malu mengakuinya sebagai anak ku. Istrinya belum lama dikebumikan tapi lelaki brengsek ini ingin menikah lagi karna selingkuhannya sedang hamil. Menjijikan."

Dada tuan Jeon naik turun emosinya tak terkendali. Ia marah, sedih serta kecewa pada sang putra. Tuan Jeon merasa gagal menjadi ayah. Jungkook datang padanya meminta restu untuk menikahi selingkuhannya yang ternyata tengah hamil anak putranya. Tuan Jeon kalap, untuk saat ini belas kasihnya pada sang anak hilang, ia terlampau di buat kecewa.

Tak jauh berbeda dengan tuan Jeon, nyonya Jeon sebenarnya juga sangat kecewa pada Jungkook namun hati ibu tetaplah lembut untuk anaknya mau semarah apapun, hatinya tetap teriris melihat sang anak terluka.

Sedang Jungkook hanya pasrah dihajar habis-habisan oleh anak buah ayahnya. Semua salahnya, tak ada cela sekedar membela diri, mau bagaimana pun anak dalam kandungan Yura adalah anaknya, ia harus bertanggung jawab. Meski jauh dalam lubuk hatinya Jungkook ingin lari dari semua ini, namun Jungkook tak sampai hati jika harus menelantarkan darah dagingnya.

"Kumohon ampun dia hiks... Anakku sudah sekarat"

Kali ini nyonya Jeon sampai bersejud pada tuan Jeon berharap suaminya akan luluh.

"Berhenti!"

Dalam sekejap semua anak buah tuan Jeon berhenti memukuli tubuh Jungkook.

Setelah mengatakan itu tuan Jeon pergi begitu saja tanpa memperdulikan istri serta anaknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm Not A Girl Where stories live. Discover now