Semalam Reza sudah menyuruh beberapa bodyguard untuk mengambil bajunya Raya dan Dafi. Jadi Raya tidak perlu repot repot untuk membeli baju baju baru untuknya dan Dafi.

"Sarapan dulu ya mas..." bujuk Raya saat Dafi sudah terbangun dari tidurnya. Tadi setelah Dafi bangun dari tidurnya, Raya menangis dan memeluk Dafi serta menciuminya beberapa kali. Makanya sekarang matanya terlihat bengkak karena terlalu banyak menangis.

"Baby girl... lihatlah mata kamu. Sudah sipit dan sekarang tambah tidak terlihat karna tadi menangis terus.." goda Dafi pada Raya.

"Ya siapa suruh buat aku nangis." Jawab Raya tak mau terima

"Siapa yang buat kamu nangis..? Sini biar mas pukul dia..." ucap Dafi sok polos

"Itu... orangnya ada didepan aku..." jawab Raya sambil menunjuk Dafi.

Segera Dafi memeluk Raya dengan erat "maafin mas ya... jangan pernah menangis lagi sayang. Hati mas rasanya teriris iris kalau kamu menangis seperti tadi." Ucap Dafi penuh ketulusan.

"Makanya mas Dafi jangan sakit lagi..." jawab Raya manja.

"Nggak kok. Mas sehat nich..."

"Ini apa namanya...??" Ucap Raya sambil menekan sedikit keras dipinggiran lukanya Dafi. Bukan pada lukanya yaaa...

"Aawww..." jerit Dafi reflek. Sebenarnya Raya tidak berniat untuk menekan lukanya, tapi entah kenapa tangan Raya sedikit mengenai luka Dafi.

"Ahh... maaf mas.. aku nggak sengaja. Maaf ya mas maaf..." pinta Raya tulus sambil mengusap lukanya Dafi.

Dafi tersenyum. Ia menyentuh dagunya Raya dan membawa Raya menatap kearahnya. Sedikit demi sedikit Dafi memajukan wajahnya dan Cup...

Kini bibir mereka telah menyatu. Dafi memagut dan memberi kenikmatan pada Raya. Raya pun tak segan untuk membalas ciuman Dafi. Ia mengalungkan tangannya dileher Dafi.

 Ia mengalungkan tangannya dileher Dafi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Rayuuull.... eh...." seketika ciuman mereka terhenti karena kedatangan seseorang.

"Mata gue ternodai..." teriak Lovy lalu ia menarik Ratih yang masih terbengong untuk keluar ruangan.

"Iiiiihh... Raya... sempet sempetnya dia lakuin itu disini...?? Jiwa perawan gue jadi meronta ronta ingin juga melakukannya dengan pak dosen.." gumam Ratih.

"Tau tuh si Rayul. Bikin gue iri aja. Aaaaaahhh... mama gue pengin cepet nikah..." teriak Lovy frustasi.

Raya yang mendengarnya dari balik pintu pun tertawa. Kedua sahabatnya memang absurd sekali.

"Loh... kalian kok masih disini, nggak masuk...?," tanya seseorang pada keduanya.

Raya masih terdiam sejenak untuk mendengarkan percakapan mereka.

"Eh.. iii... iya pak... kami lupa ruangannya yang sebelah mana yah..??" Tanya Ratih berbohong.

"Itu benar di belakang kamu ruangannya" jawab orang itu lagi.

Segera Raya membuka pintu itu dan mendapati kedua sahabatnya bersama Galang serta teman teman kantornya yang lain. Ada Selvi, Melky dan Afgan.

"Rayuuuull... gue kangen banget sama lo.." langsung saja Ratih dan Lovy memeluk Raya. Mereka memang merindukan Raya dan mereka sangat khawatir saat mendengar cerita dari Galang pagi ini. Makanya mereka semua langsung mengunjungi Raya dan Dafi.

Untuk pernikahan Raya. Galang sudah mengetahuinya kemarin. Sebastian menceritakan  semua perjuangan Dafi dari awal sampai saat Dafi mendapat kabar kalau Raya tidak diketemukan.

Tak ada lagi kebencian dihatinya saat ini. Ia sudah memaafkan Dafi dan Reza. Atau Bahkan seharusnya ia yang meminta maaf pada Dafi dan Reza.

"Iyaaa... samaa.. gue juga kangen banget sama lo..." jawab Raya kemudian mengajak mereka untuk masuk.

Raya menceritakan semua kejadian awal yang membuatnya terjebak di gedung kosong itu.

"Gue memang kecopetan kemarin. Tapi cuma HP gue yang diambil. Yang lain nggak, dan gue nggak diapa apain sama mereka. Berarti memang semua ini sudah direncanakan. Maaf ya Ray.. gara gara gue lo harus kaya gini, apa lagi suami lo.. ngeri gue liat perban ditangannya." Jawab Ratih panjang lebar.

"Iya nggak apa apa. Udah terjadi juga, yang penting kan aku sama suami aku selamat." Jawaban Raya yang seketika membuat Galang menjadi terdiam. Ia sebenarnya belum menerima kenyataan kalau Raya sudah menjadi istrinya Dafi.

"Kenapa lo nggak usaha buat ngeyakinin gue waktu itu...??" Tanya Galang pada Dafi. Hanya dia yang duduk disamping ranjang Dafi. Sedangkan Raya dan teman temannya duduk di sofa sambil bercerita cerita. Mereka tidak menghiraukan percakapan serius antara Dafi dan Galang.

Mereka juga membahas tentang keputusan Raya yang ingin istiqomah berhijab. Tentu saja itu membuat Ratih dan Lovy ingin mengikuti jejak Raya. Entah kapan mereka akan memulainya. Yang jelas Raya sudah mantap untuk terus menguatkan hatinya agar bisa tetap istiqomah.

"Sekeras apapun saya mencoba. Kalau keadaan kamu masih tersulut emosi. Kamu tidak akan mempercayai saya. Apalagi ini adalah kasus ibu kamu." Jawab Dafi enteng

"Lo... pantes dapetin Aufa... gue doakan semoga lo selalu bahagia bersama Aufa." Ucap Galang tulus.

"Makasih bro. Kamu juga. Mudah mudahan segera dapat jodoh. Biar bisa nyusul kita kita. Cuma tinggal kamu yang belum menikah bro..." goda Dafi dan keduanya tertawa bersama.

"Kalau Aufa tidak lo rebut. Pasti saat ini lo yang masih jomblo bro.." jawab Galang bercanda.

"Kalau Aufa mau sama kamu. Kalau nggak mau, kita sama sama masih ngejomblo.." ucap Dafi lagi. Dan tawa mereka kembali terdengar walau percakapan mereka absurd sekali.

Pria Misterius (Tamat)Where stories live. Discover now