Bagian XLV

855 128 3
                                    

Jangan lupa voment... Btw happy reading🤗🤗

***

Ini masih pukul delapan pagi ketika mobil Harper tepat berhenti di depan halaman rumah dari bibi wanita yang duduk di sampingnya itu. Ya, Harper bersama dengan Teressa sudah sampai ke tempat ini dengan membawa uangnya, uang yang diinginkan bibi wanita itu, setelah meminta pihak bank untuk mengurus semuanya sesegera mungkin. Dan sekarang, sampailah mereka di sini untuk bertemu bibi Teressa dengan harapan besar jika semuanya akan baik-baik saja setelah ini.

“Teressa... Apa kau yakin dengan melakukan ini, ia tidak akan menyentuh Brant lagi?” Tanya Harper sekali lagi, memastikan jika keputusan Teressa itu tidak akan menimbulkan penyesalan nantinya. Karena bagi Harper, keputusan yang Teressa ambil ini sungguh berisiko dengan mempercayai bibi yang sebenarnya bukan keluarganya itu.

“Ya.” Balas Teressa dengan tersenyum, walau sebenarnya ia tidak begitu yakin dengan keputusannya ini.

Sejujurnya Teressa tidak tahu apakah keputusan yang diambilnya ini akan membuat semuanya baik-baik saja setelah ini, tetapi ia harap semuanya akan berjalan seperti apa yang dijanjikan bibinya sebelumnya. Teressa tahu dia begitu bodoh dan ceroboh karena memilih keputusan ini, tetapi ia pikir... Selama ini... bibinya itu mungkin menyakitinya, namun terkadang bibinya itu juga memedulikannya dengan membantunya menjaga Aaron, sekalipun wanita itu tidak melakukannya dengan benar. Dan jauh dilubuk hatinya yang terdalam, Teressa masih berharap jika wanita itu memiliki sedikit tempat untuknya, tempat di mana wanita asing yang beberapa waktu lalu sudah dianggapnya sebagai bibinya itu akan mendengarkan sedikit keresahan hatinya.

“Semuanya akan baik-baik saja Harper, tolong percayalah padaku.” Ucap Teressa mencoba untuk membuat Harper lebih percaya padanya.

Selanjutnya, mereka kemudian turun dari mobil itu, dan mengetuk pintu rumah itu dengan perlahan.

Tidak lama kemudian, pintu itu dibuka oleh seseorang yang begitu Teressa kenali, Joe. Dan raut wajah panik yang pria itu tunjukkan padanya membuatnya merasa kebingungan. Di sini bukankah seharusnya yang merasakan hal itu adalah Teressa bukan sebaliknya?

Namun, Teressa menghiraukan pria itu karena tujuan utamanya datang kemari adalah untuk menghentikan bibinya melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan pada Brant.

“Di mana bibi sekarang? Aku sudah mempersiapkan semuanya.” Ucapnya mencoba terlihat kuat, sementara yang sebenarnya kakinya terasa begitu lemas hingga ia mungkin bisa jatuh sewaktu-waktu ketika melalui semua ini.

Ya Tuhan... Teressa hanya ingin segera menyelesaikan semua ini dan membuat semuanya kembali seperti semula. Walaupun akan sangat sulit terjadi, tetapi setelah ini ia berharap jika kehidupan Brant akan kembali seperti semula, seperti kehidupan pria itu sebelum bertemu dengannya.

“Ah... bibimu...” raut wajah panik yang ditunjukkan pria itu seketika berubah dengan tawa kecil yang terdengar dipaksakan.

Harper yang melihat hal itu sejujurnya merasa janggal dengan sikap pria yang berada di hadapannya itu. Benarkah orang yang mengancam Teressa mengenai Brant adalah orang seperti ini? Bukan orang yang bersikap sombong dan merasa menang dari mereka, melainkan pria yang terlihat payah dan bodoh seperti ini?

Atau sesuatu sedang terjadi sekarang?

“Di mana dia?” tanya Teressa sekali lagi. Ketika pria itu tidak menjawab pertanyaannya. Harper yang berada di sampingnya tanpa menunggu pria itu menjawab, berjalan menerobos masuk ke rumah itu begitu saja, dan membuat Teressa yang berada di sampingnya mengikutinya.

“Hei tunggu-“ Joe berusaha menghentikan kedua wanita yang baru saja menerobos rumah kekasihnya itu, tetapi usaha yang dilakukannya itu gagal.

Harper yang berjalan lebih dulu kemudian menemukan seorang wanita yang tampak terkejut memandangi layar televisinya. Namun, hal itu tidak bertahan lama karena wanita itu buru-buru mematikan barang elektronik tersebut.

Silent Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang