2. Di Balik Buku Kelabu

68 8 0
                                    

Illustration

Illustration

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••












Sesuai kesepakatan, Azra dan Tristan sudah bersiap dengan tas dan mental masing-masing. Memang tidak berhubungan tapi setidaknya dua hal itu harus mereka persiapkan. Perpustakaan kota ternyata tampak mengerikan jika dilihat lebih seksama. Morning glory ungu kebiruan merambati beberapa bagian gedung yang terlihat kusam dimakan usia. Sejujurnya bangunan ini lebih terlihat seperti bekas museum daripada perpustakaan mengingat usianya yang terbilang cukup tua. Tapi penampakan dalamnya jauh berbeda dengan apa yang tampak di luar. Ya, walau sama-sama seram menurut Azra.

"Ayo kita masuk!"

Dengan semangat menggebu Azra memimpin langkah memasuki gedung perpustakaan. Sepatu biru terang yang ia kenakan sepertinya menarik perhatian Tristan, atau mungkin Tristan yang sedang mencoba mengalihkan perhatian. Sejak memulai kesepakatan konyol dengan Azra kemarin, ia terus memikirkan kebenaran dari 'fenomena' yang tak sengaja ia saksikan sebelumnya. Dan benar apa yang Azra katakan, ia tak mau mengambil resiko untuk terbangun di tengah malam lalu pergi ke kamar mandi sendirian, sehingga ia memutuskan mengurangi asupan cairan malam itu. Tristan cukup polos karena selalu termakan godaan Azra.

"Aku harap ini terakhir kalinya aku akan mengikuti ide-ide bodohmu."

"Haha. Aku tidak yakin."

Tawa sarkas mengakhiri percakapan dalam sunyi ruang. Di sinilah mereka, kembali bertemu dengan deretan rak kayu beserta tumpukan buku habis baca oleh orang-orang yang datang sebelumnya. Seolah menyambut kedatangan mereka hari ini, senyap ruangan yang memang lumrah dirasakan dalam perpustakaan terasa berbeda. Mungkin karena hari Minggu sehingga suasana terasa lebih sepi. Tapi desir penyejuk ruangan juga sebelumnya tak sedingin ini. Kedua pemuda itu tetap diam sampai mereka memutuskan untuk mengambil beberapa buku. Azra memilih pergi ke rak bagian buku-buku non pengetahuan. Banyak sekali novel fiksi yang biasa ia baca di rumah untuk membunuh bosan di sela jam belajar. Namun sebuah buku bersampul hitam bergambar sosok perempuan berpakaian putih menarik atensinya.

Azra mengambil buku itu lalu membaca ringkasan yang tertulis di sampul belakang. Terdengar sangat tidak masuk akal untuk mahasiswa macam mereka berdua, tapi bukan sebuah dosa membaca buku tentang hantu. Tertulis dengan jelas 'Ciri-Ciri Mereka Ada di Sekitarmu' dengan font berwarna merah untuk menambah kesan horror. Melewatkan bagian pembuka, Azra mendaratkan atensi pada poin pertama yang dibahas buku tersebut.

Bulu kuduk yang tiba-tiba berdiri

Azra sering mendengar kejadian semacam ini. Bukan hal yang aneh jika bulu-bulu halus di tubuh meremang tanpa alasan. Bisa jadi karena gugup atau memang sedang menahan hasrat untuk buang air besar. Ini tidak akurat. Poin berikutnya.

Suhu ruangan tiba-tiba berubah drastis

Suhu ruangan bisa berubah dengan berbagai alasan apalagi ruangan besar yang menggunakan pendingin udara otomatis. Bisa saja error atau memang diatur untuk berubah-ubah. Lagi-lagi tidak akurat. Poin selanjutnya.

Berani Coba?Where stories live. Discover now