cigarettes

61.4K 2.4K 184
                                    

"yang mau rokok gak?" Mark menyodorkan satu bungkus rokok yang masih utuh, sebenarnya bukan Mark yang membeli namun itu adalah paksaan dari Renjun, karna kata Renjun, Mark harus memberikan rokok ini pada Jeno, katanya Jeno suka merokok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"yang mau rokok gak?" Mark menyodorkan satu bungkus rokok yang masih utuh, sebenarnya bukan Mark yang membeli namun itu adalah paksaan dari Renjun, karna kata Renjun, Mark harus memberikan rokok ini pada Jeno, katanya Jeno suka merokok.

Jeno yang sedang sibuk, bermain game sampai mengumpat dengan kalimat kalimat joroknya, keluar dari game itu tanpa ada omongan apa apa, pemuda tampan itu menyimpan handphonenya, lalu menatap kekasih cantiknya yang tiba tiba menyodorkan sebungkus rokok.

"kamu ngapain beli rokok" ujar Jeno, memasang tampan serius membuat Mark mengerutkan alisnya "biasa aja ih ngeliatnya".

Jeno menghela nafas "ya kamu ngapain beli rokok".

"bukan aku yang beli tapi Renjun, dia bilang kamu ngerokok makanya dia nyuruh aku ngasih ini" jelas Mark, membuat Jeno mengusap wajah kasar, merebut bungkus rokok ber-merk malboro itu lalu membuangnya, Mark terperangah melihat Jeno semudah itu membuang rokok tersebut, apalagi isinya masih full dan berapa nominal uang yang habis untuk membeli satu bungkus rokok tersebut.

"Jeno!"

"Apa?!".

"kok dibuang gitu aja".

"jangan nyentuh barang itu lagi".

"kenapa, kamu kan ngerokok itu rokok yang biasa kamu belikan, kok malah kamu marah kayak gini" balas Mark.

Jeno menganggukan kepalanya "iya aku ngerokok tapi gak di depan kamu, aku gak mau kamu ngehirup asap rokok" ucap Jeno, nadanya kembali lembut mencoba menjelaskan pada Mark.

"kalo aku ngehirup asap rokok kenapa?"

"nanti kamu sakit Mark, dan asap rokok gak baik buat pernafasan kamu".

Alis Mark menukik tajam "tapi berarti kalo yang ngerokoknya lebih bahaya Jeno, berhenti ngerokok atau aku ikut ngerokok" ancam Mark dengan wajah serius.

dia benar benar heran dengan Jeno, kenapa Jeno selalu melarangnya ini itu padahal lelaki itu sering melakukannya, seperti Jeno melarangnya mencoba minuman keras dengan alasan jika Mark akan sakit tenggorokan padahal Jeno selalu meminumnya.

Jeno diam menatap kekasih mungilnya yang mengatakan kalimat menantang seperti itu, lantas Jeno tersenyum miring "yok sini, mau ngerokok bareng kan" Jeno menarik tangan Mark sampai lelaki mungil itu jatuh di pangkuannya, Mark meringis pelan ketika jatuh, Jeno mengeluarkan dua batang rokok yang ia selipkan di balik sofa tempat duduk mereka, juga pemantik apinya.

Mark melotot ketika Jeno mengapit  dua batang rokok sekaligus di antara jari jemarinya lalu ia bakar pucuk rokok itu dengan pemantik api sehingga asap rokok yang memang Mark tidak suka, tercium dan menguadara menciptakan kepulan asap yang tidak terlalu banyak, namun benar benar menyengat.

lelaki kelahiran bulan april itu meletakkan satu batang rokok diantara bibirnya, lalu setelah itu Jeno memegang dagu Mark, memaksa pacarnya untuk menjepit batang rokok yang sudah menyala di ujungnya di kedua belah bibir plum itu, namun Mark memberontak menghindari tangan Jeno yang ingin menyelipkan rokok tersebut di bibirnya "enggak, enggak mau" tolaknya, kepalanya menghindari mengalihkan pandangan, walau Mark tau sia sia saja seban Jeno mencengkram dagunya dengan kuat.

"kenapa nolak, sini ngerokok bareng aku, tadi kamu ngancem, kalo aku masih ngerokok kamu mau ikut ngerokok, hm".

Mark memberontak dari pangkuan Jeno namun tenaga Jeno lebih kuat dibanding dirinya asap tebal rokok tersebut membuat Mark terbatuk batuk, dia tidak suka menghirupnya, rasanya sesak tiba tiba.

"hiks enggak Jeno jangan maksa!" ujarnya dengan mata berkaca kaca dan bibir melengkung sambil terbatuk dan mengatur pernafasannya, Jeno menghela nafas kasar menjatuhkan kedua rokok tersebut, lalu menginjaknya sampai putung rokok yang menyala mati.

Jeno memeluk tubuh Mark, lalu mengusap perut lelaki manis itu dengan lembut "maaf ya, makanya kamu jangan aneh aneh Mark, ssst jangan nangis, maafin aku" Jeno memeluk tubuh itu dan Mark hanya terisak pelan, mengusap air matanya yang sudah turun beberapa tetes di pipi Mark.

Mark hanya diam dengan wajah basah, Mark sama sekali tidak menyangka jika Jeno akan berlaku seperti itu padanya, Jeno mengusap usap perut Mark dengan meletakkan wajahnya di pundak Mark.

Mark hanya diam dengan wajah basah, Mark sama sekali tidak menyangka jika Jeno akan berlaku seperti itu padanya, Jeno mengusap usap perut Mark dengan meletakkan wajahnya di pundak Mark

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"udah yang marahnya, kamu gak kasian sama aku, kamu diemin terus"

Jeno sedang mencari cara untuk mendapatkan permintaan maaf Mark, bagaimana pun dia salah telah memaksa Mark untuk mencoba merokok, seharusnya Mark tidak Jeno ajarkan hal seperti itu.

Mark berbalik arah, menatap Jeno serius, kedua mata bulat itu melirik lelah "kamu tau kan, kesalahan kamu" ujar Mark, setelah sekian lama membungkam mulut akhirnya lelaki agustus itu kembali bersuara, memberikan sedikit kelegaan bagi Jeno.

tapi Jeno paham jika Mark sudah berkata seperti itu, Jeno menyugar rambutnya sambil menunduk dan menganggukan kepala.

"gak boleh ngerokok lagi ya" celoteh Mark

Jeno mengangguk

"jangan ulangin, aku gak suka, nanti Jeno sakit, aku liat di bungkus bungkus rokok ada gambar paru paru warnanya item, Jeno mau paru parunya item" Mark mulai berbicara banyak, bahkan ekspresi dongkolnya itu membuat Jeno mendonggakan kepala, tanpa melihat pun Jeno sudah tau jika pacar menggemaskannya ini, jika sedang memberitahunya selalu memasang wajah sok serius, tapi malah terlihat lucu.

"nanti Jeno sakit,  kalo Jeno sakit nyusahin soalnya, mesumnya nambah!" remaja agustus itu berkaca pinggang sambil mencebik.

"Iya maaf gak ngulangin lagi".

"Eum, Jeno kan udah besar kalo di kasih tau dengerin".

"hm, aku dengerin kok".

"kalo dengerin doang gak di laksanakan buat apa!" tambah Mark.

"iya mama, ampun ampun, ngomel aja ini, pacar aku, sini sini mau di cium dulu gemesin banget" Jeno memeluk Mark, memberikan ciuman di pipi lelaki agustus itu, sampai yang lebih tua tergelak akibat perlakuan Jeno.

Mark tertawa geli, saat Jeno menggelitiki perutnya, "udah Jeno, aaa!" Jeno terkekeh melihat pacarnya kini sudah seperti cacing kepanasan.

Nenen ; Nomark

Uwu uwuan dulu, hot hot an nya nanti aja :*

Nenen 🔞 ; nomarkOn viuen les histories. Descobreix ara